Responsive Ads Here

Friday 16 October 2015

Terkesan Kumuh, Ini Terobosan Penataan Obyek Wisata Air Panas Mengeruda


SOA/NGADA/FLORES, vigonews.com –  Karena keunggulannya, kunjungan ke obyek wisata Air Panas Mengeruda ternyata cukup tinggi, bahkan tertinggi dalam kategori kunjungan lokal untuk obyek wisata di daratan  Flores.

Sayangnya tingginya kunjungan belum berbanding lurus dengan pelayanan dan penataan kawasan ini menjadi obyek yang nyaman dan bermutu. Pemandangan sebagian kawasan ini tekesan kumuh dengan beronggoknya lima unit penginapan yang sudah hancur namun bekas bangunan dan puing-puingnya masih berserakkan di sana.

Penginapan (Vila) yang dibangun sekitar tahun 2002 itu, kini sudah tak terurus. Atapnya sudah hancur. Bahkan bagian bangunan yang  terbuat dari bahan kayu juga sudah banyak yang lapuk dan hancur sebagian. Sebagian lagi yang permanen, tinggal tembok menjulang. Sekitar bangunan-bangunan itu ditumbuhi belukar sehingga semakin menimbulkan kesan jorok dan angker (serem).

Kabid Pariwisata Dinas P2KI Kabupaten Ngada, Ivan Botha  menjawab vigonews.com, Jumat (16/10/2015) membenarkan,  bangunan itu sudah lama tak terurus. Hal itu memang merusak pemandangan bagi setiap pengunjung yang datang ke sana. “Bagian-bagian bangunan banyak yang sudah lapuk bahkan atapnya yang terbuat dari kayu  yang ditutup alang-alang sudah hancur semua. Sehingga terkesan seperti obyek mutu rendah,” kata Ivan.


Dikatakannya, obyek wisata Air Panas Mengeruda sebenarnya dalam kategori kunjungan lokal termasuk cukup tinggi, bahkan di daratan Flores. Karena itu, obyek potensial semacam Mengeruda dan obyek lainnya akan ditata ke depan, sehingga menjadi obyek yang memiliki nilai jual dan memberi kenyamanan kepada setiap pengunjung.

Terkait dengan itu, kata Ivan akhir tahun ini sudah akan rampung  pembuatan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Riparda). Saat ini Riparda sedang digarap tim dari Pusat Pariwisata UGM. Sehingga dengan Riparda itu nanti  akan disusul dengan pembuatan perda tahun depan, agar menjadi acuan untuk pengembangan pariwisata daerah ini.

Kalau Riparda sudah selesai, jelas Ivan, tahun 2016  akan dilanjutkan dengan menggarap RIPO (Rencana Induk Pengembangan Obyek). “Dengan landasan Riparda dan RIPO itu tahun 2017 yang akan datang kita sudah mulai action. Jadi kita sudah akan melakukan langkah-langkah penataan obyek yang dianggap potensil dengan mengacu pada RIPO dan Riparda itu,” tambahnya.

Untuk tahap pertama yang akan dilakukan penataan adalah kawasan wisata Air Panas Mengeruda. Itu karena di Mengeruda tanahnya sudah menjadi aset Pemda jadi mungkin akan lebih mudah. Luas areal obyek wisata Air Panas Mengeruda 5,6 hektar, sementara yang baru ditata  sekitar tiga hektar. Untuk pengembangan diperlukan dokumen sehingga ada intervensi sesuai dengan rencana induk.


Sementara  penataan kawasan lain  adalah Jerebu’u.  Kawasan ini akan dibuatkan master plan. Karena dia kawasan dan bukan obyek, maka yang dilakukan adalah berupa penguatan kapasitas, karena di sana obyek sudah dikelola oleh masyarakat.

Untuk diketahui, angka kunjungan  Wisdom ke obyek wisata Air Panas Mengeruda pada tahun 2013 angka kunjungan wisdom 34.434 orang, sedang wisatawan mancanegara (Wisman) 3.198 orang. Sementara pada tahun 2014 wisdom 33.639 orang dan wisman 4.072 orang.

Karcis masuk, untuk wisatawan domestik  dewasa Rp 4.000 dan anak-anak Rp 2.000. Sementara wisatwan asig dewasa Rp 14.000 sementara anak-anak Rp.7000. Menurut dia, kunjungan hari ini (14/10/2015) tidak terlalu banyak dibanding dengan liburan akhir pekan (ch)*

Insert foto: Lima penginapan teronggok di salah satu sisi kawasan wisata air panas Mengeruda, sehingga terkesan kumuh karena banyak bagian bangunan yang lapuk dan ada juga yang sudah hancur. Pemandangan ke arah itu tak sedap dipandang mata dan terkesan serem.

No comments:

Post a Comment