Responsive Ads Here

Thursday 1 February 2018

Ratusan Kursi Kosong ‘Jadi Saksi’ Sang Profesor di Seminar Undana

Aula Inesina berkapasitas 600 orang terlihat lengang saat Prof. Suyadi menjadi pembicara di Undana Bajawa -   

BAJAWA, vigonews.com – Ratusan kursi kosong di Aula Inesina Bajawa ‘jadi saksi’ bisu Sang Profesor ketika menjadi pembicara di seminar yang digelar Undanana Bajawa, akhir Januari lalu. Sekitar 400 Undangan mangkir.

Sebuah seminar yang digelar Prodi Sosiologi Undana Bajawa mengecewakan. Seminar yang menghadirkan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Sc. Ir. Suyadi, (27/01/2018) lalu, haya dihadiri sekitar 40 peserta dari sekitar 400 undangan.

Kehadiran 40 peserta terlihat kontras di Aula Inesina yang konon bisa menampung hingga 600 orang itu. Undangan yang disebarkan oleh pihak panitia hingga ke desa-desa tidak banyak  direspon. Hanya dari utusan lima desa yang hadir seminar yang sengat urgen ini.

Seminar ini sedianya membahas tentang resproduksi ternak babi sebagai ternak domestik. Ternak babi di kabupaten ini merupakan sumber penghasilan masyarakat. Prospek yang bagus dalam meningkatkan pendapatan domestic ini hari-hari ini justru terancam virus Hog Colera. Dalam catatan Dinas Peternakan Kabupaten Ngada, sudah terjadi 500 kasus.

Alasan ini, Prodi Sosiologi Undana Bajawa menggelar seminar yang menyasar para pengambil kebijakan dari tingkat desa dan para peternak. Sayangnya seminar yang menjadi moment strategis ini justru tidak direspons oleh public. Akibatnya dari sekitar 400 undangan yang hadir, hanya sekitar 40 yang hadir. Selain utusan lima desa, sisanya adalah mahasiswa prodi sisiologi.

Kondisi yang amat prihatin itu ternyata membuat sang Profesor yang didatangkan jauh-jauh dari Malang kecewa. Karena praktis Prof. Suyadi seperti sedang bicara dengan barisan kursi kosong di aula itu. Suasana itu tampak kontras dengan segelintir mahasiswa dan peserta yang duduk dua baris paling depan. Meski begitu Prof Suyadi yang didampingi  Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Ngada, Yanuaria Goa, juga sebagai pemateri tetap berbicara di forum itu.  

Salah seorang panitiapenyelenggara kegiatan ini Robertus Gara, mengatakan, sebenarnya melalui kegiatan ini masyarakat dapat memahami dan mengatasi kematian ternak akibat Hog Cholera di Kabupaten Ngada. Ia juga mengatakan  kegiatan ini merupakan program tahunan mahasiswa Jurusan Sosiologi PSDKU Undana 2 Bajawa untuk meningkatkan produktivitas mahasiswa jurusan sosiologi.
 
Hanya dihadiri mahasiswa
Menurutnya sosiologi merupakan jurusan yang mempelajari tentang hubungan dengan masyarakat sehingga mahasiswa melihat persoalan yang sedang terjadi di masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Undana  Bajawa dan masyarakat dari 5 desa yang ada di Kabupaten Ngada yaitu Sarasedu, Borosade, Piga, Wakomenge, dan Bobou.

Dalam kesempatan yang sama Robertus juga menyampaikan ungkapan kekecewaannya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Ngada. “Kami merasa sangat kecewa melihat ketidakpedulian masyarakat terhadap masalah ternak yang sedang terjadi di Kabupaten Ngada. Kami sudah menyebarkan undangan ke seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Ngada. Tapi nyatanya masyarkat tidak ada yang datang, cuma dari lima desa,” ungkapnya dengan nada kesal.

Ia menjelaskan bahwa,para penyelenggara kegiatan melalui seminar ini hanya ingin menyampaikan kepada masyarakat agar dapat meminimalisir kasus kematian ternak di Kabupaten Ngada. Namun tidak mendapat respon yang baik dari masyarakat, dilihat dari kursi kosong yang masih sangat banyak dalam seminar tersebut. Ia berharap untuk kedepannya masyarakat lebih peduli dengan apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitarnya dengan mencari solusi melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah, lembaga masyarakat maupun mahasiswa.

Kasus

Guru Besar dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Sc. Ir. Suyadi, selaku pembicara dalam seminar itu mengatakan, reproduksi pada hewan ternak  merupakan salah satu cara untuk memperoleh keturunan dalam generasi. Menurutnya,  tanpa bereproduksi hewan tidak dapat meningkatkan percepatan populasi.
 
Ruang seminar
Suyadi yang juga merupakan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan reproduksi ini penting karena memungkinkan hewan untuk dimanfaatkan sebagai ternak domestik. Artinya ternak diharapkan dapat menjadi sumber penghasil utama di Kabupaten Ngada melihat potensi ternak di Kabupaten Ngada yang cukup besar.

Dalam kesempatan itu pula hadir  Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Ngada, Yanuaria Goa sebagai pemateri satu. Dalam materinya ia menyampaikan potensi peternakan babi dan permasalahan di Kabupaten Ngada.

Ia mengatakan permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Ngada ialah penyakit mematikan Hog Cholera pada babi yang terjadi sejak Maret 2017. Kecamatan yang tertular penyakit ini meliputi Bajawa, Soa, Bajawa Utara dan Riung Barat.  Ia mengatakan sudah ada 500 data kematian akibat virus Hog Cholera ini.

Yanuaria mengungkapkan bahwa penyebab virus ini diakibatkan karena kandang yang kotor sehingga tidak higienisdan lokasi kandang yang tidak terkena sinar matahari menyebabkan kelembapan kandang tinggi. Selain itu penularan melalui alat pencernaan dan pernapasan yakni kontak langsung dengan babi dapat mengakibatkan terjadinya virus.

Dalam menyampaikan materinya, Yanuaria juga menjelaskan tentang cara pencegahan penyakit Hog Cholera. Dengan kandang yang bersih dan kering, komposisi pakan yang sesuai dengan berat badan dan vaksinasi teratur dapat mencegah penularan penyakit Hog Cholera pada babi.(Ketty)***

No comments:

Post a Comment