Responsive Ads Here

Wednesday 7 March 2018

Jonathan Nubatonis: ‘Jangan Pilih Pemimpin Pulau’

Ketua Tim Pemenangan Paket Esthon-Chris Jonathan Nubatonis bersama Esthon di Ngada -  

BAJAWA, vigonews.com – Ketua Tim Pemenangan Esthon-Chris, paket cagub/cawagub nomor 1, Jonathan Nubatonis menegaskan, “jangan pilih pemimpin pulau.” Hal itu dikemukakannya ketika mendampingi Esthon L. Foenay pada kampanye terbatas di Riung, Kabupaten Ngada, Selasa (06/03/2018).

NTT, kata Nubatonis sudah menjadi korban politik primordial – pemimpin pulau. Saat mau pilih, orang ramai-ramai memilih pemimpin dari pulau masing-masing. Akibatnya kita hanya menjadi konsumen pemimpin. “Setiap daerah mau dia punya, akhirnya ke mana-mana di seluruh NTT ini keluh kesahnya tetap sama dari waktu ke waktu,” kata Nubatonis dalam dialeg Timor yang kental.

Dikatakan, salahnya dimana, sudah 60 tahun usia NTT ini. Sudah delapan jagoan (gubernur) pimpin ini propinsi. Tetapi tetap saja sama. Kemana-mana keluhannya tetap sama.

Baca Juga:
Esthon L. Foenay, Calon Gubernur ‘Bibir Merah’
Esthon di Ngada: ‘Orang Muda Semangat, Orang Tua Rendah Hati & Bijaksana’

Selama berkeliling, kata Nubatonis yang juga Ketua Persehatian Orang Timur (POT) ini, lihat kondisi jalan seperti mau ke neraka saja. Keluh kesah yang didengar juga sama baik di Timor, Sumba, maupun di Flores.

“Lalu kita tanya lagi ini kenapa. Salahnya dimana? Ya, karena setiap daerah mau dia punya. Pilih pemimpin (gubernur) maunya dari pulaunya, bukan yang bisa mengatasi masalah. Dan akhirnya itu dia, keluh kesah tetap saja ada,” papar Nubatonis.

Inilah salahnya. Bukan gubernur yang salah. Mestinya pilih yang punya track record bisa mengatasi masalah. Seperti Esthon yang sudah menunjukkan kerja. Dia pernah jadi wakil gubernur, juga jadi Ketua Bapeda. Jadi, dia tahu persis bagaimana mengatasi masalah NTT ini. Pemimpin itu bicaranya sedikit tetapi kerjanya banyak. Kalau politisi itu bicaranya banyak kerja sedikit.
 
Esthon diterima secara adat 
Nubatonis menghimbau, “mari kita hentikan kita punya susah. Supaya waktu naik ke surga tidak susah lagi. Karena surga bukan tempat orang susah – sejahtera dari dunia bukan hanya nanti. Karena itu untuk mengatasi masalah NTT perlu pemimpin yang jujur, punya integritas, sederhana. Bukan pemimpin karena maunya kita, dan dari pulau kita masing-masing.”

Kalau mau ukur kepala daerah, kata Nubatonis, datanglah ke Depnaker dan Imigrasi. Kalau banyak yang pergi merantau cari kerja, artinya karena di daerah tidak disiapkan lapangan kerja. Artinya lagi, pemimpin itu tidak mampu kelolah sumber daya lokal.

“Tetapi kalau kita pilih pemimpin yang tiga tahun pertama masih harus belajar, kemudian dua tahun baru bekerja, maka sampai di akhir masa jabatan kita tinggal liat dia punya foto di kantor gubernur,” seloroh Nubatonis.

“Karena itu, kita juga harus berdoa untuk mendapatkan pemimpin yang baik. Mintalah sama Tuhan sebagai sumber kepemimpinan. Minta sama Tuhan supaya utus orang benar. Hentikan tindakan ‘berdosa’ kita yang selalu memilih pemimpin menurut kita punya mau saja, tanpa minta kepada Tuhan,” kata Nubatonis mengutip Roma, 13.

Turut hadir dalam kegiatan kampanye paket nomor 1 ini, anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai pengusung PAN Agustinus Lobo, dan Gerindra Maksi Ebu To, Ketua DPW Perindo NTT Joenatan Nuba Tonis, Ketua DPD II PAN Ngada Kristoforus Loko, Ketua Gerindra Ngada Laurensius Nau, dan anggota DPRD Ngada dari Partai pengusung PAN Yosef Tote Lambo dan Gerindra Philipus Nono. (ydp)***

No comments:

Post a Comment