Responsive Ads Here

Tuesday 15 September 2015

ABCDE, Metode Cegah HIV/AIDS


JEREBU’U, vigonews.com - Penyakit HIV/AIDS akhir-akhir ini semakin marak dirasakan oleh masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga merambah desa. Biangnya adalah pola pergaulan bebas, urbanisasi, narkoba, penggunaan jarum suntik, tato dan doyan hubungan seks bebas yang berpeluang seseorang terkena penyakit menular jenis HIV/AIDS. 
Baru-baru ini, Rabu (09/09/2015) pihak medis dari UPTD Puskesmas Jerebu'u  menggelar sosialisasi HIV/AIDS di aula Kantor Desa Dariwali 1, Kecamatan Jerebu'u. Sosialisasi berlangsung sekitar pukul 07.00 wita. Hadir pada saat itu adalah Kepala UPTD Jerebu'u, Damianus Eda, Bidan Puskesmas, Wilhelmina Beku, Amd. Keb., dr. I Made Kusumawati dan Bernadini Y. Tena, Skm. 
Sosialisasi diadakan karena adanya isu berkembang bahwa ada warga di desa Dariwali 1 mengidap penyakit HIV/AIDS. Awak media CERMAT pun sempat tanyakan rumor tersebut pada team medis, pihak medis menepis bahwa rumor yang dikabarkan itu tidak benar. 
Kepala UPTD Puskesmas Jerebu'u, Damianus Eda mengatakan bahwa jika ada warga yang menderita HIV/AIDS pasti pihak medis telah mengetahuinya terlebih dahulu. Sebab orang yang terkena penyakit itu sudah tentu datang ke puskesmas. "Bagaimana mau tahu seorang terkena HIV/AIDS, seharusnya diperiksa dulu. Bukan langsung menyatakan bahwa ia atau dia itu sudah kena HIV. Periksa dulu", tegasnya.

Saat sosialisasi berlangsung, salah seorang pemateri  dr. I Made Kusumawati menjelaskan bahwa penyakit HIV adalah sebab, sedangkan AIDS adalah akibat. Orang yang terkena HIV/AIDS disebut ODHA. Ia melanjutkan bahwa cara penularan HIV adalah melalui darah, prosesnya melalui transfusi darah dengan tingkat resiko 90-98 persen, melalui tertusuk jarum resikonya 0,03 persen, penggunaan jarum suntik, ibu hamil, ASI dan hubungan seksual. Pada hubungan seksual kelas heteroseksual tingkat resikonya 36, 4 persen dan homoseksual mencapai 5,8 persen.
Dikatakan, serangan  utama infeksi HIV adalah limfosit CD4, lebih banyak terdapat pada kelamin, lubang anus dan sekitar telinga. HIV juga menjalar melalui kelenjar limfa, mulai terjadi sindrom retroviral akut, mengganggu respon kekebalan tubuh. Proses berlangsung berminggu-minggu sampai terbentuk set point artinya daya tahan tubuh melemah dan HIV sudah lebih kuat.

Menurutnya, orang yang sudah terkena HIV tidak akan sembuh. Hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Benar ada obat tapi hanya sebagai penekan penyebaran virus dalam tubuh. Gejala terkena HIV ada dua yakni gejala utama, cirinya demam menahun, diare terus menerus dan penurunan berat badan. Gejala penyertanya adalah batuk kronis sampai satu bulan, sariawan, pembengkakan getah bening dan gatal seluruh badan. 
Tes HIV dapat dilakukan dengan tes darah dan pemeriksaan antibodi. Nah, bagaimana hindar dari infeksi penyakit HIV/AIDS? Ya gunakan metode ABCDE. A = abstinence, kawin dengan satu orang saja, cukup dengan pasangan sah, B= be faithful, setia dengan pasangan, C=Condom, gunakan kondom saat hubungan seks,  D=drugs, jauhi narkoba dan  sejenisnya, E=equipment, selalu periksa kesehatan. 
Penyakit AIDS tidak menular  melalui: hidup serumah, senggolan kulit, pakaian, berciuman, makan dan minum, serta gigitan nyamuk. Oleh karena itu, yang perlu dihindari adalah jauhlah penyakit dan bukan orangnya. 
Menjawabi harapan warga, seorang peserta  Yos Gore Ari terkait HIV dalam hubungan dengan tenaga kerja keluar daerah seharusnya diwaspadai. Jangan sampai terjadi seks bebas di tempat kerja lalu pulang ke kampung halaman membawa virus berbahaya. Diharapakan pihak medis memeriksa dan juga siapkan pendidikan sosial terkait dengan penyakit tersebut. “Jangan sampai di sana mereka kecolongan liar, bebas saja aksinya”, tandasnya disambut ria tawa peserta yang hadir. Ada juga yang menyatakan, kalau tindakan liar para pekerja juga sampai bawa ke kampung halaman, ya saya pinta periksakan diri dulu pada pihak medis. (Ip)*

Insert foto: Kegiatan Sosialisasi HIV/AIDS di Jerebu'u 

No comments:

Post a Comment