Responsive Ads Here

Wednesday 16 September 2015

Debat Kandidat Bupati Sarat Intrik untuk Raih Simpati


BAJAWA, vigonews.com - Para kandidat bupati/wakil bupati Ngada periode 2015 beraksi di panggung debat. Aksi debat sengit mengaduk nyali para kandidat dan mendebarkan para pendukung. 12 Sptember menjadi hari amat bermakna bagi  para pasangan untuk adu hebat di panggung debat.
Dari balik panggung debat yang gegap gempita itu memunculkan pertanyaan reflektif di akhir permainan, 'sesungguhnya, para kandidat sedang adu hebat atau adu acting? Adu hebat membeberkan visi, misi dan program konkrit untuk rakyat, atau adu acting untuk mengumpulkan 'angka' guna meraih simpati menuju kemenangan di akhir pertarungan.

Bak selebritis, tiga pasangan calon (paslon) beraksi meraih simpati. Drama adu debat memang mendongkrak  adrenalin para kandidat naik tinggi hingga ke ubun-ubun. Meski tetap menampilkan debat etis di hadapan publik, gestur tiga paslon memainkan perasaan para penonton dan pendengar radio, 'bak sedang ‘kumpul angka’ di panggung debat di hari pemilihan Desember mendatang.

Mungkin ini yang namanya adu acting, karena akhir sesi para kandidat mempertontonkan akting penuh simpati dengan saling toast, rangkulan dan ciuman penuh kehangatan. Drama apa yang sedang dipertontonkan para kandidat?  Meski memulai sesi dengan debat sengit tetapi tetap memberi aroma simpati tak saling menyakiti menutup sesi. Rupanya para kandidat paham benar, mewarnai debat dengan saling mencederai sama saja dengan membunuh diri dan  bisa jadi bumerang di hari akhir pertandingan. Itu nuansa debat kandidat yang kemudian hari jadi pertanyaan publik.
Menegok alur debat hingga akhir memang sengit. Meski diselingi joke-joke segar para kandidat. Namun ini tetap panggung yang mempertontonkan pertarungan. Sarasan pertarungan memang meraih kemenangan. Bukan indahnya penjelasan, uraian, retorika panggung. Tetapi, bagaimana para kandidat memainkan trik untuk menarik simpati berujung puja-puji. Hingar-bingar debat memang bisa saja mengaburkan indahnya visi, misi, program dan strategi yang sudah disusun apik. Di ajang ini para kandidat tetap lihai mengirim sinyal agar mudah dibaca melalui sandi-sandi tersembunyi. Karena itulah, maka aksi panggung yang simpatik menjadi rahasia paling sip.
Penonton pun pulang dengan membawa kebanggaan masing-masing jagoannya. Membawa kabar kepada masa pendukung tentang cerita indah di panggung beraroma kehangatan penuh cinta. Jagoannya di angkat tinggi-tinggi, lawan jadi cerita tak sedap. Fenomena yang mengharuskan publik menelisik kembali setiap visi dan misi secara jeli. Memaknai program melalui propaganda para kandidat.

Antara Visi, Misi dan Intrik
Memulai debut awal di panggung debat, begitu gong ditabuh,  paslon nomor urut 1 (Konsep) langsung merangsek membeberkan visi, misi dan program, sesaat  moderator - Ansi Lema - memberi aba-aba pertarungan di pannggung kehormatan itu dimulai. Dengan tawaran 'Pro-Emas' Konsep juga bedah program yang akan jadi ikon pemerintahan Soi-Bei bila dipercaya rakyat pada 19 Desember mendatang. Konsep meyakinkan publik melalui bedah visi dan misi bahwa Pro-Emas 500 juta per-Desa bakal membawa Ngada keluar dari persoalan krusial kemiskinan.

Setelah 15 menit waktu untuk Konsep, berikutnya adalah giliran paket Padi membedah  visi, misi dan program. Pisau analisis paket Padi yang tajam   membedah habis program yang ditawarkan dengan program andalannya 'Gemar Potensi' dari hulu sampai hilir. Padi menjanjikan, di tangan paulinus dan Berny Ngada bakal menuju sejahtera berbasiskan potensi lokal dengan kekuatan sendiri agar rakyat lebih mandiri dan percaya diri.
Begitu seterusnya hingga paket nomor 3 - Mulus yang selalu disambut aplaus gegap gempita sebagaimana pendukung paket Padi dan Konsep. Mulus yang tampil fasih dan elegan membuat panggung debat semakin berwarna. Sebagai incumbent, Mulus tampak enjoy mengeluarkan senjata andalan dari perbendaharaannya selama lima tahun kepemimpinan dengan program lanjutkan sebagai tawaran lima tahun berikutnya.
Tampil santai memang memberi kesan Mulus tanpa beban. Meski babak selanjutnya sempat terjadi perdebatan sengit setelah mendapat serangan dari paket Padi dan Konsep bertubi-tubi.
Mulus menawarkan kembali  program  melalui Perak, kesehatan, Pendidikan dan infrastruktur sebagai program andalan dengan tiga program prioritas yakni jalan (zala siro-saro), listrik (dara rilo-ralo),dan air bersih (wae gibho-gabho). Mungkin karena itu Mulus kemudian mengikrarkan program ‘lanjutkan’ sebagai kekuatan menuju babak kedua periode lima tahun ke depan.
Di sisi lain, sejak debat dibuka pkl. 10.00 wita bersamaan tampilnya moderator, para pendukung mewarnai dengan yel-yel dan pekikkan dukungan tiada surut. Gestur, dinamika, tempo dan nada suara para paslon seakan memberi makna bagi para pendukung untuk memberi aplaus tak surut.
Debat Kandidat Bupati dan Wakil Bupati dalam ajang Pilkada Ngada, 2015 di Aula Jhon Thom, Bajawa, Sabtu,(12/09/2015 memang sempat tegang dan diwarnai  histeria dari ketiga Paket (Konsep, Padi, Mulus). Paling menegangkan adalah ketika Paket Konsep bertanya pada Paket Mulus terkait Pasar dan IUP Tambang Riung dan Ketika Paket Mulus bertanya Pada Paket Konsep terkait Mekanisme Penanganan Kebakaran Hutan.
Sodokan pertanyaan konsep seakan memacu adrenalin Mulus terus naik. Marianus – Paulus secara akurat memberi jawaban atas serangan Konsep  (Kornelis-Yosep). Di sesi lain Konsep diberondong soal penanganan kebakaran hutan yang menjadi isu actual Konsep. Berkali-kali jawaban Kornelis terpaksa terhenti karena ‘dicerca’ Marianus-Paulus. Disain soal penanganan kebakaran hutan yang ditawarkan Soi-Bei dinilai tidak akan berlangsung efektif karena terkendala topografi Ngada sehingga tidak mungkin pemadam kebakaran naik turun gunun. Namun Konsep justru melihat persoalan ini harus ditangani  secara utuh tidak parsial dan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat. Konsep memandang perlu edukasi sehingga penanganan kebakaran hutan terjadi dari hulur bukan hanya di hilir.
Terkait Pasar Inpres Bajawa, menurut Paket Konsep, tidak boleh dipindahkan ke Bobou. Argumennya dibuktikan berdasarkan analisa sumber pendapatan perkapita Kabupaten Ngada yang salah satu sumbernya diperoleh dari pasar. Menurut Paket Konsep, dengan adanya relokasi Pasar Inpres Ke Bobou, berarti pemerintah telah melumpuhkan pendapatan ekonomi masyarakat. Seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah pengembangan pembangunan pasar bukan relokasi pasar inpres Bajawa ke Bobou.  "Saya tidak setuju kalau pasar inpres ditutup. Yang saya setuju adalah pengembangan pasar, bukan relokasi pasar", tegas Nelis.
Atas argumen Paket Konsep, jawaban paket Mulus adalah demi ketertiban dan kebersihan kota. Dan kondisi pasar yang tidak bisa menampung lagi para pedagang. Selain itu, relokasi pasar inpres ke Bobou bukan atas kebijakan pemerintah sendiri, melainkan atas dasar kesepakatan bersama dengan DPRD Ngada. Penjelasan Paket Mulus malah langsung dibantah paket Konsep dalam hal tata ruang yang tidak berdasarkan aturan perda yang tidak diketahui oleh masyarakat. Rupanya paket Mulus tak mampu memberi pemahaman secara rasional dan data kepada paket Konsep. Demikian juga dengan IUP tambang di Riung yang kembali diperpanjangkan lagi oleh Bupati Marianus Sae. Ketika ditanya, paket Mulus mengatakan perpanjangan sesuai dengan aturan bahwa kontrak itu selalu diperpanjang setiap dua tahun sekali. Ditambahkan, ijin tambang adalah ijin eksplorasi bukan eksploitasi. “Hanya sekedar mengetahui di dalam bumi ini ada berapa tikus dan berapa ular,” tegas Mulus menganalogikan.
Beralih ke Paket Mulus bertanya kepada Paket Konsep, terkait mekanisme penangan kebakaran hutan. Argumen paket Konsep untuk meningkatkan debit air, hutan-hutan harus dilestarikan. karena fungsi hutan adalah menyimpan air. Untuk mendukung pelesatarian hutan, pemda akan siapkan tengki air. Apabila terjadi kebakaran, fungsi tengki akan diberlakukan. Pemaparan argumen Konsep terkait Hutan disanggah paket Mulus. Menurut paket Mulus, penyediaan tengki air oleh pemda sangat tidak perlu, karena tidak sesuai dengan keadaan topografis daerah Ngada. Apabila terjadi kebarakan, apakah kendaraan tengki air bisa masuk ke tengah hutan kalo sebelumnya tidak ada jalan ke hutan? Mekanismenya seperti apa? Terhadap pertanyaan itu, paket konsep hanya berdalih tidak rasional karena jawaban dinilai tidak sesuai dengan substansi pertanyaan yang harusn di jawab.(ch)*

Insert foto: Debat kandidat bupati panas di awal, dingin di finis, atas nama sikap sportif. Asal bukan intrik raih simpati 

No comments:

Post a Comment