Responsive Ads Here

Monday 10 October 2016

Desa Turamuri di Batara Krisis Air


Vigonews.com, TURAMURI - Desa Turamuri di Kecamatan Bajawa Utara mengalami krisis air. Saluran air bersih dari Bejo, kecamatan Bajawa ke desa ini tidak  mencukupi kebutuhan sekitar 1.070 jiwa penduduk desa itu.

Kepala Desa Turamuri Thomas Jawa, menjawab vigonews.com, Senin (10/10/2016) mengatakan air bersih dari Bejo hanya bisa terlayani dua hari sekali, itu pun hanya sejam sehari. Dengan demikian layanan air bersih untuk warga hanya cukup untuk memasak dan minum.

Untuk kebutuhan MCK, warga mengandalkan air hujan. Thomas mengungkapkan warga masih terhibur kalau ada hujan seperti sekarang ini, sehingga  sedikit menbantu dalam ketersediaan air untuk MCK.

Dampak krisis air di desanya, keluh Thomas, sedikit tidaknya akan mempengaruhi program kesehatan melalui Sanitasi Total Berbasih Masyarakat (STBM). "Kebutuhan air penting, karena mendukung program kesehatan. Apalagi untuk mendukung program  STBM, mana bisa jalan tanpa air," kata Thomas.

Untuk mengatasi hal ini, pihaknya berupaya mencari sumber mata air alternatif. Di desa tetangga yaitu Inelika ada mata air yang bisa diairi dengan pipa 2,5 dim. Hanya saja, mata air berjarak sekitar 2 km dari Turamuri itu tidak disetujui warga desa tetangga itu.

Yang dimaksud Thomas adalah mata air Roba Lawa,  letaknya tidak jauh dari kantor desa Inelika. Mata air ini sebenarnya  bisa mengatasi kiris air di Turamuri. Hanya saja desa Inelika konon akan menggunakan sumber mata air yang sama untuk pemukiman baru dan enggan mengizinkan untuk  dimanfaatkan desa lain.

Warga desa Turamuri masih berharap pada sumber mata air Wae Guru  yang juga ada di wilayah desa tetangganya itu. Jaraknya sekitar 2 km dan dapat diairi dengan pipa 2,5 dim.

Untuk rencana tersebut, kata Thomas, secara teknis akan difasilitasi oleh Karitas dari Keuskupan Agung Ende, yang beberapa waktu lalu sudah survey. Pengerjaan jaringan dari  dana desa dengan biaya lebih dari 100 juta. Jika bisa diairi maka dari mata air ini akan mencukupi sekitar 400 jiwa.

Kalau  dibangun, maka jaringan air bersih ini juga akan mengatasi krisis air di SMPN 2 Batara di Boba, yang selama ini jadi masalah tanpa solusi. Sejak sekolah itu berdiri beberapa tahun silam, para siswa terpaksa harus membawa air masing-masing lima liter ke sekolah setiap harinya.

Menggeliat

Desa Turamuri terus menggeliat dengan pembangunan terutama pembangunan infrastruktur seperti jalan dan sarana air bersih. Pembangunan itu didanai baik dengan dana desa maupun program reguler.

Jalan Tanawau - Ngelapadhi yang sedang dikerjakan.
Saat ini sedang dirampungkan pengerjaan jalan program reguler senilai Rp 500 juta  sepanjang 500 meter. Ruas jalan yang dikerjakan itu menghubungkan desa Inelika (Tanawau) dengan Ngelapadhi desa Turamuri. Jalan yang sudah ditingkatkan tahun lalu itu, juga tembus di Desa Tarawaja, kecamatan Soa. Jalan ini sudah ditingkatkan tahun lalu, dan tahun ini dilapen. Ke depan diharapkan pengerjaan lapen akan dilanjutkan sehingga bisa tembus di Tarawaja.

Selain pengerjaan jalan dengan lapen di desa dengan 210 KK dan 13 RT itu, juga dikerjakan mortar (saluran permanen) sepanjang 300 meter juga dengan dana reguler.

Ada juga rabat sepanjang 100 meter masuk SMPN 2 Batara; drainase 180 meter, tembok penahan tanah (TPT) 65 meter, dan saluran air bersih sekitar 2 km. Pembangunan ini  dibiayai dana desa sekitar Rp 599 juta (APBN).***

No comments:

Post a Comment