Responsive Ads Here

Friday 22 September 2017

Wisudawan STKIP Citra Bakti Ngada, ‘Janji’ Bantu Pemerintah Atasi Pengangguran


MALANUZA – STKIP Citra Bakti Ngada melepas 113 sarjana baru dalam wisuda III. Pengukuhan sarjana pendidikan itu dilakukan dalam Sidang Senat Terbuka yang berlangsung di Kampus Malanuza, Jumat (22/09/2017).

Lebih dari seratus Sarjana Pendidikan itu dari Prodi PGSD 62 wisudawan dan Prodi PJKR 51 wisudawan. Sampai saat ini dua prodi yang dibuka sejak berdiri dengan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No 138/E/O/2011 tanggal 7 Juli 2011 tentang ijin pendirian STKIP Citra Bakti yang diselenggarakan Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri (Yapentri) sebanyak 431 sarjana.

Hadir pada saat itu Bupati Ngada Marianus Sae, Wakil Bupati Ngada Paulus Soliwoa, Wakil Ketua DPRD Ngada Dorothe Dhone, unsur Forkopimda Kabupaten Ngada, pejabat yang mewakili Bupati Nagekeo dan Manggarai Timur, tokoh masyarakat Andreas Paru, para kepala sekolah, orang tua wisudawan dan undangan lainnya.

Bupati Ngada, Marianus Sae dalam sambutannya kepada 113 sarjana baru menegaskan bahwa,  pengakuan secara akademik hari ini harus dibarengi dengan sikap dan tindakan dengan menunjukkan kreativitas dan etos kerja yang tinggi dalam masyarakat.

“Jangan sampai kehadiran sarjana di masyarakat hanya jadi sumber konflik. Ingat, di masyarakat sudah hidup norma/kearifan lokal yang dijunjung tinggi – modhe ne’e hoga woe, meku ne’e doa delu; wiwi mae isi lema ma’e sema; ko’o kita ko’o kita, ko’o gata’ko’o ngata…. Hal itu yang akan mengukur  kesarjanaan anda, dan anda mempertanggung jawabkannya di masyarakat,” kata Marianus mengingatkan. 

Marianus Sae
Peluang kerja, kata Bupati Marianus, ada di tangan anda. Meski tidak mudah tetapi dunia baru yang akan anda jalani setelah menjadi sarjana sangat terbuka. “Artinya ada peluang untuk berkarya termasuk kalau belum mendapat lowongan kerja, anda harus mampu kreatif menciptakan lapangan kerja. Ini juga sumbangan anda membantu pemerintah mengatasi persoalan lapangan kerja,” saran Marianus.
                                  
Sementara Ketua STKIP Citra Bakti Ngada, Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd mengingatkan wisudawan, bahwa tantangan di tengah masyarakat akan jauh lebih berat daripada studi itu sendiri. Terutama di tengah kondisi terbatasnya lapangan kerja. Namun perlu disadari pula bahwa pekerjaan tidak akan datang dengan sendirinya menjemput saudara. Karena saudara sendirilah yang harus proaktif mencari peluang kerja.

“Persaingan sangat ketat, terutama memasuki era persaingan MEA sejak 2015 lalu. Akan lebih membanggakan sudara dan lembaga, jika saudara dapat menciptakan lapangan kerja sendiri,” papar Prof Wayan Koyan.

Kilas Balik

Ketua Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri, Wilfridus Muga, SE, M.Pd sedikit menggambarkan kilas balik berdirinya lembaga STKIP Citra Bakti sejak berdiri hingga hari ini. Tantangan dan rintangan silih berganti yang dialami dirinya dan orang-orang yang berjasa telah mengantar lembaga ini seperti hari ini.

Kilas balik ini mau disampaikan kepada para wisudawan bahwa mencapai sesuatu yang berharga dalam hidup tidak mudah. Dia mulai mendirikan lembaga ini dengan memperoleh ijin UPP di bawah STKIP St. Paulus Ruteng tahun 2006. UPP atau Unit Pelaksana Program menyelenggarakan program D-II PGSD. Perjuangan untuk mandiri STKIP Citra Bakti dilakukan sejak saat itu dan baru membuahkan hasil dengan peroleh ijin pada tahun 2011. Sejak tahun ini dibuka Prodi PGSD dan PJKR untuk strata satu.

Dikatakan Wilfridus, dalam wadah STKIP Citra Bakti  telah mewisuda 431 sarjana, namun sejak berdiri sebagai UPP tahun 2006, lembaga yang didirikannya itu sudah mewisuda 1.572 tenaga guru. Kemudian guru tamatan D-II  dengan gelar akademik Ahli Muda (A. Ma.Pd) kembali mengikuti jenjang strata 1 (S1) setelah programnya dibuka tahun 2011. Kini tersebar di seluruh Ngada bahkan luas Ngada seperti Nagekeo dan Manggarai Raya.

Di bagian lain, Andreas Paru yang menyampaikan sambutan mewakili tokoh masyarakat Ngada mengingatkan, “setelah hari ini kalian akan masuk dalam dunia persaingan yang keras dan kompetitif. Siapa yang tak mampu berkompetisi akan kalah dalam persaingan. Karena itu para sarjana harus kreatif dan inovatif dalam menemukan kiat-kiat sehingga bisa survive dalam kehidupan masyarakat.”

Bantu Pemerintah

Wakil wisudawan, Ferdinandus Rahmat, S.Pd  kepada sesama wisudawan yang baru menyandang gelar sarjana pendidikan, menghimbau agar dengan kemampuan dan predikat yang disandang, dapat membantu pemerintah memecahkan persoalan terbatasnya lapangan kerja, bukan sebaliknya menuntut dan menunggu peluang kerja dari pemerintah.

“Kita harus mampu menciptakan peluang-peluang kerja dengan terus berkreasi dan inovasi, sehingga dengan demikian kita juga berkontribusi membantu pemerintah mengatasi masalah kita sendiri, dan syukur-syukur kita dapat membuka lapangan kerja sehingga dapat membantu orang lain,” kata Ferdinandus.

Apa yang disampaikan Ferdinandus menjadi tekad tersirat para wisudawan dalam memacu diri mendapatkan kerja dengan menciptakannya sendiri tanpa harus menunggu lowongan dari pemerintah, sehingga mampu mengatasi pengangguran.(ch)***

Foto: Enam lulusan terbaik dengan predikat Cum Laude

No comments:

Post a Comment