Responsive Ads Here

Thursday 25 January 2018

“Yoakim Jadi, Akhirnya Jadi Imam”

Yoakim Jadi akhirnya jadi Imam -   

WOLOMEZE, vigonews.com – Anak kampung dari Keja itu, akhirnya jadi imam. Dialah Pater Yoakim Jadi, O.Carm. Tanggal 12 Januari lalu ditahbiskan menjadi  imam dalam persaudaraan O.Carm. Yoakim yang biasa disapa Kim itu adalah salah seorang dari empat imam yang ditahbiskan tahun 2017 dari Komisariat O.Carm Indonesia Timur.

Pater Kim, begitu dia akrab disapa keluarga dan teman-teman, adalah imam kelahiran kampung Keja, desa Turaloa, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada, 17 April 1989. Dia lahir dalam keluarga sederhana. Kim adalah anak ketika dari dua saudara – ayah Klemen Dadho dan ibu Maria Mau.

Berita Terkait:
Sekda Meda Moses, Pada Misa Perdana Imam Baru: “Menjadi Imam Keputusan Penting”

Keja, Potret Kampung ‘Terisolasi’ Lahirkan Lima Imam

Klemen dan Maria mempersembahkan Yoakim secara khusus menjadi imam, dalam hidup mereka. Doa untuk panggilan putranya tiada putus-putus. Klemens dan Maria dalam membangun keluarga  memiliki kisah cinta menarik. Karna ternyata, kisah cinta keduanya berawal dari pasangan main drama natal memerankan Peran St. Yosef dan Bunda Maria – Keluarga Kudus Nazaret.

Tentu Klemens dalam drama natal berperan sebagai St. Yosef dan Maria berperan sebagai Bunda Yesus – Santra Prawan Maria. Dua tahun setelah drama natal itu, ternyata Klemens dan Maria muda menjalin kasih hingga ke pelaminan, dan kemudian pasangan ini dikaruniai tiga anak. Yoakim adalah anak ketiga yang kemudian dalam dirinya membuahkan kerinduan Klemens dan Maria untuk menjadi imam.
P. Yoakim Jadi, O.Carm memberkati orang tua dan seluruh keluarga 

Meski secara khusus mempersembahan Yoakim pada panggilan imam, namun hingga jelang tahbisan, Klemens masih antara percaya dan tidak. Perasaan itu rupanya menghantui Yoakim sendiri. Namun dalam pergulatan panjang dari seminari rendah hingga seminari tinggi – Kim akhirnya memutuskan agar ditahbiskan menjadi imam pada 12 Januari 2018 lalu. Dia memilih motto tahbisan: “Tenanglah! Aku Ini, jangan takut!,” firman Tuhan dari Injil Markus 6:50.

Motto ini menggambarkan pergulatan Kim untuk menjawab panggilan Allah menjadi imam dalam melayani umat Allah dimana saja dia akan bertugas. Di balik perawakan Kim yang tenang, selama perjalanan pendidikan seminari memang terbesit banyak tantangan. Yang Kim sendiri sebutkan diwarnai  ketakutan, keraguan dan kecemasan menerima keputusan menjadi imam atau tidak. Itu juga yang membuat ayahnya ikut ragu dan cemas, “apa mungkin Kim ditahbiskan.” “Sekarang saya tidak takut lagi, karena  berjumpa dengan Tuhan yang memberi kekuatan melalui firman-Nya,” kata Kim ketika menyampaikan pesan dan kesaan.
 
Paduan Suara Stasi Terong meriahkan misa perdana P. Yoakim Jadi, O.Carm
Perjumpaan dengan Allah yang dikuatkan Firman Tuhan, menguatkan Kim dengan memilih motto: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut”,  yang membuat Kim cukup lapang dan segera bergegas menapaki panggilannya secara ril sebagai imam.

Kim menjadi Imam dalam Ordo Karmel pada 12 Januari 2018 di Biara Karmel Bt. Dionysius – Wairklau. Kim menamatkan pendidikan SD di kampungnya sendiri, Keja 2002, lanjut SMP Seminari Mataloko (2002 – 2005), SMA Seminari Mataloko (2005-2008), Novosiat Ordo Karmel Werouret-Nita Maumere (2008-2010), Kaul Pertama (2010), Studi Filsafat STFK Ledalero (2010-2014), Tahun Orientasi Pastoral di Seminari Maria Bunda Segala Bangsa (2014-2015).

Kim kemudian menerima Kaul kekal dalam Ordo Karmel (14 Agustus 2016), Studi S2 di STFK Ledalero (2015-2017), Tahbisan Diakon di Paroki St. Fransiskus Xaverius Habibola oleh Mgr. Kherubin Pareira, SVD (2 Juli 2017), Praktik Diakonat di Paroki Maria Kusuma Karmel Bu Nuaria (7 Juli – Desember 2017), dan ditahbiskan menjadi imam (12 Januari 2018). Dia mengadakan misa Perdana di kampung kelahirannya, Keja 24 Januari 2018. (edj)**

No comments:

Post a Comment