Responsive Ads Here

Friday 9 March 2018

Jalan Terjal SMPN Satap 3 Wolomeze Menuju Sekolah Berkualitas


SMPN Satap 3 Wolomeze bagai melewati jalan terjal menuju sekolah berkualitas -  

WOLOMEZE - Menuju sekolah yang berkualitas memang tidak mudah. Tetapi juga tidak terlalu sulit jika ditunjang daya dukung yang memadai.  Persoalannya  adalah masalah tenaga guru dan fasilitas sekolah yang belum lengkap. Inilah jalan terjal SMPN Satap 3 Wolomeze di Ndekondenu, Desa Mainai, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada.

Mendidik lebih dari 100 siswa bukan perkara mudah di tengah masalah tenaga guru. Jumlah siswa sebanyak itu dibagi dalam tiga rombel. Tetapi ironinya hanya satu tenaga guru PNS disekolah ini, yakni kepala sekolah. Sedangkan 10 guru lainnya masih berstatus guru honor.

Bagaimana bisa mengejar kualitas, kalau honor guru sangat kecil. Hari-hari sebelumnya guru honor memang dibuat resah dan gelisah karena janji pemerintah yang konon jadi program prioritas dibayar bernama Bosdik malah jadi prioritas dihapus tanpa bekas. Para guru kemudian seperti harus mengemis dari kemurahan desa dan komite yang di tahun sebelumnya ditiadakan karena pemeintah kasihan beban rakyat sehingga komite bebas tugas.

Kepala SMPN Satap 3 Wolomeze, Galus Dona menjawab vigonews.com, Jumat (09/03/2018),  mengatakan tidak mudah memaksimalkan kualitas pendidikan kalau semua guru honor yang dibayar tidak setimpal dengan beban kerja. Karena itu pihaknya kadang tidak bisa main paksa mengingat honor mereka kecil. Kalau mereka tetap bekerja kerena menyadari bahwa anak bangsa harus mendapat perhatian. "Meski begitu kita mestinya tetap beri perhatian," kata Galus.

Dikatakan Galus, "soal bayar lebih, kita uang dari mana? Dan ketika mereka mau kerja lebih apa jaminan untuk mereka. Jadi bagaimana dengan honor kecil tetapi kita tuntut kerja profesional.”
 
Siswa berargumen saat bedah koran serangkaian kegiatan literasi sekolah
Di bagian lain, Galus mengatakan pihaknya masih terhibur karena masyarakat masih mengerti sehingga menyanggupi bayar komite dan dengan angka lumayan besar untuk ukuran orang di desa. Hal ini bisa mengisi kekurangan dari BOS yang hanya 15% dan dari dana desa sedikit, sehingga honor guru bisa terbayar antara Rp 750 ribu - Rp 1.250.000  setiap guru honor. 


Kerja Sama RLC

Dalam meningkatkan kualitas, salah satu kegiatan yang dilakukan SMPN Satap 3 Wolomeze adalan menjalin kerja sama pengembangan literasi di sekolah. Kegiatan ini menghadirkan tuan 'Rumah Literasi Cermat' Emanuel Djomba dan staf Agustinus Lando.

Kepala Sekolah SMPN Satap 3 Wolomeze, Galus Dona, ketika itu minta siswa baru mengikuti kegiatan sebaik-baiknya sehingga kegiatan literasi bermanfaat dan membantu siswa dalam proses pembelajaran, penanaman nilai dan pembentukan karakter.

Staf ‘Rumah Literasi Cermat’ Agustinus Lando memperkenalkan kepada para siswa dalam ber-public speaking yang dilanjutkan dengan latihan public speaking atau berbicara di depan umum.
 
Kegiatan literasi sekolah diwarnai bedah koran
Diselingi permainan edukasi, tuan "Rumah Literasi Cermat" Emanuel Djomba memperkenalkan kegiatan literasi sekolah. Kegiatan ini diwarnai dengan bedah koran, membaca efektif dan menulis kreatif.

Untuk mengembangkan kegiatan literasi disepakati kerja sama antara sekolah ini dengan "Rumah Literasi Cermat" melalui Koran Masuk Sekolah (KMS). (ch)***


No comments:

Post a Comment