Responsive Ads Here

Tuesday 15 September 2015

Alasan STKIP Citra Bakti Disebut ‘Biji Sesawi’


MATALOKO, vigonews.com - STKIP Citra Bakti Ngada bagai biji sesawi. Dia menjadi biji yang paling kecil dari berbagai jenis benih, tetapi tumbuh menjadi besar sehingga menjadi tempat burung untuk bersarang di sana. Demikian analogi yang  dikemukakan Bupati Ngada Marianus Sae dalam sambutan acara wisuda perdana STKIP Citra Bakti, Sabtu (05/09/2015) di kampus Malanuza.
"STKIP Citra Bakti adalah biji sesawi kecil itu. Ketika ditanam dan mulai mengeluarkan tunas tidak banyak  orang tahu, tetapi setelah menjadi besar dia banyak carangnya sehingga banyak orang datang untuk mencari ilmu di sana. Begitu kira-kira peran yang dimainkan Citra bakti dalam mencerdaskan generasi muda bangsa di tanah Ngada," kata Bupati Marianus Sae.
Dikatakan, Citra Bakti bagai biji sesawi. Semula banyak orang tidak menyangka, namun hari ini Citra Bakti  sudah menjadi pohon sesawi besar sehingga memberi kesejukan bagi banyak orang. Menghasilkan buah yang melimpah dan dinikmati oleh orang banyak. "Buah pertama hari ini kita sudah petik dan dipersembahkan kepada masyarakat Ngada," kata Marianus menganalogikan.
Bagi Marianus, Citra Bakti hari ini telah menyingkap rahasia ke publik dengan mewisuda 139 sarjana. "Kepada yang baru diwisuda saya menyampaikan profisiat dan selamat memasuki dunia yang penuh tantangan. Berdedikasihlah untuk anak bangsa," kata Marianus seraya memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri (Yapentri) serta para orang tua dan semua pihak yang telah mendukung.


Marianus Sae
Dikatakan, Yapentri telah ikut membantu pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah ini, dengan mencerdaskan anak Ngada sesuai dengan visi dan misi pemerintah daerah. Ini, kata dia sebagai bentuk sinergisitas yang baik antara pemerintah dan swasta dalam membangun daerah ini.
Sehubungan dengan peran itu, Marianus berharap agar lembaga ini terus meningkatkan kualitas pendidikan sehingga lulusan lembaga ini mampu  menjawab kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman ke depan.
"Ke depan,  tantangan kita akan semakin berat. Tetapi semua elemen perlu bergandengan tangan dan berpatisipasi aktif untuk terus maju membedah berbagai persoalan. Itu artinya meski dari sisi pencapaian hari ini  anda tamat tetapi belajar tidak pernah tamat, karena di depan kita terbentang tantangan dan siap menunggu penyelesaian," pesan Marianus kepada 139 wisudawan.
Ditambahkan, dalam menghadapi tantangan yang kian kompleks, para sarjana tidak hanya kerja biasa, tetapi membutuhkan kerja cerdas. Dengan demikian kehadiran sarjana di tengah masyarakat mampu menjadi agen perubahan. Sarjana dapat mengambil bagian bersama pemerintah dalam meningkatkan derajat kehidupan masyarakat.
Sementara Ketua Yapentri yang menyelengarakan STKIP Citra Bakti, Wilfridus Muga, SE memberi apresiasi atas dukungan berbagai elemen sehingga eksistensi lembaga ini mendapat tempat di hati masyarakat Ngada sebagai lembaga pendidikan calon guru yang dipercaya.
"Kita tentu berharap lembaga ini terus bertumbuh dan memberi nilai bagi masyarakat. Meski jarak dari kota Bajawa sekitar 17 km namun menjadi pilihan generasi muda Ngada untuk studi. Peristiwa hari ini membuktikan bahwa lembaga ini menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya di kabupaten Ngada," kata Wilfridus.
Kerja Yapentri untuk menjawab kebutuhan pendidikan tinggi di Ngada membuahkan hasil dengan keluarnya izin Menteri Pendidikan Nasional Nomor 138/E/0/2011 untuk membuka program studi strata 1, yang sejak 2006 lampau hanya menyelenggarakan diploma II dibawah payung STKIP St. Paulus Ruteng dengan izin Unit Pelaksana Program (UPP).
Dengan demikian, kata Wilfridus, wisuda perdana mahasiswa STKIP Citra Bakti merupakan sejarah baru dengan dikukuhkannya 139 sarjana pendidikan dari dua Prodi masing-masing PGSD dan PJKR.(ed)*

No comments:

Post a Comment