Responsive Ads Here

Tuesday 15 September 2015

Soi-Bei Minta Restu di Kampung Bajawa

Pasangan Soi-Bei minta restu di kampung Bajawa -- 
BAJAWA, vigonews.com - Politik oleh para pengamat didefinisikan sebagai seni. Bermain di antara kemungkinan dan kepastian. Bertarung di antara kemungkinan yang belum tentu. Seni memastikan di antara yang belum pasti. Kampanye Paket Konsep (Kornelis Soi-Yoseph Bei) Kamis, (10/9/2015) di Kampung Bajawa juga didefinisikan sebagai seni.
Sebagai salah satu kandidat dalam Pilkada Ngada, Paket Konsep selain memaparkan Visi-Misi juga meminta dukuangan dari berbagai kalangan seperti tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan sesepuh pemerintahan di kampung Bajawa. Para tokoh itu memberi nasihat dan pesan-pesan kepada pasangan Soi – Bei. Peristiwa ini dimaknai bahwa Soi – Bei memang harus bertelut di depan para tokoh dan tua-tua mendengar pesan bijak.
Sesepuh Ngada, Kornelis Dopo, dihadapan masa Paket Konsep mengatakan, dalam konteks pembangunan di Kabupaten Ngada, ciri pembangunan harus dibangun dari sisi ekonomi, infrastruktur dan moral. Pembangunan Ngada ke depan bukan hanya pembangunan lahiriah semata, melainkan berciri pembangunan moralitas. Membangun Ngada bukan hanya ditempuh melalui mekanisme proyek, tetapi harus bertanggungjawab penuh atas pembangunan yang telah dibangun dan yang hendak dibangun. Oleh karena itu, harus memilih pemimpin yang berkarakter, integritas, bermoral dan bertanggungjawab. “Saya bangga sebagai orang Ngada. Melalui Paket Konsep, jika pada saat nanti terpilh menjadi Bupati dan wakil Bupati, saya berharap bisa memimpin Ngada secara tertib dan bertanggungjawab,” harapnya.
Thomas Djone, menyampaikan, pemimpin harus menerima kritik dan saran dari yang lain sebagai sesama yang meridukan pembangunan yang maju dan sejahtera. Berharap, jika Paket Konsep terpilih, tidak diperkenankan untuk menjadi pemimpin yang otoriter. Kalau sudah otoriter sudah tentu tidak mendengar sesame  apalagi rakyat kecil. Maka dalam konteks pilkada ini pilihlah yang tepat  adalah paket yang berkarater baik dalam segi perlaku, wawasan dan moral.
Geradus Siwe Mole mengatakan, keadilan dan kebenaran lebih tinggi di atas segala-galanya. Ia melanjtukan, bahwa seorang pemimpin yang memipin tanpa hati hasilnya adalah ketidakadilan. Hal yang tidak adil harus dilawan.
Hironimus Dapa Tunga, mengharapkan agar tetap menjalankan kampanye damai, tidak saling kritik di antara paket. Jika Tuhan dan leluhur merestui Paket Konsep terpilih jadi Bupati dan Wakil Bupati Ngada, bangunlah Ngada tercinta ini dengan hati.

Pasangan Soi - Bei di Kampung Bajawa
Siap Dikritik
Kornelis Soi dihadapan masanya, dengan berani mengatakan bahwa ia mundur hanya karena realita pembangunan masyarakat Ngada mengalami kemunduran. Keluhan kaum lemah khususnya dan birokrasi pada umumnya yang tidak ditempatkan secara tepat dan benar. Hal lainnya adalah kekeliruan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang menurutnya, tidak berpihak pada kaum lemah.
Dalam hal ini, dirinya juga sangat mendukung program pemerintahan sekarang sejauh program tersebut berpihak pada rakyat, tapi ia yakin dan selalu berdasar pada realita masih adanya kekeliruan yang melenceng dalam prioritas pembangunan Kabupaten  Ngada. Hal konkret yang disoroti adalah kasus tambang di Riung, mekanisme pembentukan DOB Riung, kasus relokasi Pasar Inpres Bajawa ke Bobou, adanya kubu kontra di antara sesama mama lele, penempatan pegawai yang tidak gunakan prinsip the right man on the right place, bantuan beasiswa yang diberi pengertian kepada warga secara salah dan masih banyak hal yang dianggapnya keliru. 
Ia mengandaikan, jika dirinya bersama Yoseph Bei diperkenan Tuhan dan masyarakat terpilih nanti, keduanya sebagai manusia tetap akui kekeliruan tapi dirinya siap terbuka untuk dikritik. Bukan membenci kritik dan kepada pengkritik langsung dimusuhi secara brutal dengan tempatkan orang tersebut ke daerah yang sangat terpencil. Itu tidak bisa jadi referensi politik dalam membangun daerah ini.

Dia tidak suka masih ada sorotan-sorotan dan anggapan ada daerah tertentu yang dianggap tempat sampah atau buangan para PNS. "Saya tidak suka masih ada cercaan, bahwa Riung Barat sebagai daerah sampah para PNS,” tandasnya. Lanjutnya, "tidak ada daerah di kabupaten Ngada ini dianggap sebagai daerah sampah. Tidak ada itu. Malah semua daerah harus kita majukan bukan dianaktirikan," tegasnya.
Senada dengannya, Yoseph Bei juga menyoroti hal yang sama. Meski baru menjalankan tugas DPRD Ngada kurang lebih selama setahun, dirinya tak sungkan dan tetap siap bertarung di Pilkada  untuk majukan kabupaten ini menuju Ngada yang hebat dan sejahtera. “Saya harap dan meminta dukungan dari semua pihak. Kami berkomitmen, jika leluhur merestui dan Tuhan menghendaki, kalau kami terpilih nanti, kami akan wujudkan harapan masyarakat dalam visi dan misi dari program Emas yang kami cita-citakan untuk membangun Ngada sejahtera menuju Ngada yang lebih hebat,” pintanya. (R-01/Ip)*

No comments:

Post a Comment