Responsive Ads Here

Tuesday 13 October 2015

Air Terjun Rodang Puni, Pesona dari Riung


Yang terkenal dari Riung - dan dunia juga tau adalah Taman Wisata 17 Pulau, dengan keindahan bawah laut yang tak ada duanya. Tetapi pesona Riung bukan itu saja. Kekayaan alamnya bisa membawa rakyatnya mencapai sejahtera, tetapi belum tergarap tangan kreatif. Rodang Puni adalah pesona Riung yang lain. Adanya di Riung Barat, tak jauh dari Maronggela, ibu kota kecamatan itu.

Siapapun  bakal tergoda menyaksikan kucuran air  dari ketinggian 50 meter, Rodang Puni. Laksana gadis cantik dengan rambut terurai. Dinding-dinding batu bagai membiarkan curahan air membalut menuruni bebatuan terjal hingga menyentuh bibir kolam. Eksotik! Itu kata yang tidak sempurna untuk mendeskripsikan keindahan air terjun Rodang Puni, di Riung Barat.

Aliran air yang mengucur tipis membasahi dinding batuan alam yang legam memantulkan rona yang memikat hasrat pengunjung. Kucuran air yang bening dengan anggun menuruni bukit terjal, segera menghilang ditelan permukaan telaga yang setia menunggu. Telaga dengan diameter sekitar 50 meter laksana dipagari bebatuan. Dihiasi tetumbuhan hijau bergelantungan di bibir tebing. Telaga yang tenang,  memberikan keteduhan jiwa setiap pengunjung. Isi kolam yang jernih mencari jalan sendiri di sela-cela bebatuan yang  memagari, meneruskan perjalanan,  seakan membawa kabar tentang keindahan Rodang Puni. Kenapa dia diabarikan?

Rodang Puni akan tetap mengucurkan airnya. Siapapun bakal tergoda. Menyingkap sehelai demi sehelai penutup tubuh, kemudian membuang diri dan membiarkannya ditelan telaga yang tenang, menyingkap  isinya. Muncul ke permukaan dan membiarkan tubuh diguyur curahan cairan bening membuncah dari ketinggian. Asyik dan menyenangkan!

Dari sisi mana saja anda berada di telaga itu, Rodang Puni bakal mengendus rahasia keabadian alam. Anda memandang, dia tersenyum. Anda berteriak sekuat-kuatnya, dia tetap menampakkan keanggunan. Anda foto, dia puaskan hasrat anda. Anda ingin tidur, dia akan memberikan mimpi tentang keindahan dan ketenangan. Setelah terbangun, anda membawa kesegaran baru untuk pulang. Itulah Air Terjun Rodang Puni. Rodang Puni menyimpan keindahan yang tak pernah habis. Ini kekayaan alam yang diberi dengan cuma-cuma.

Air Terjun Rodang Puni, teerdapat di aliran ungai Lomba. Sungai ini merupakan batas alam antara desa Ria dan desa Ngara, di  kecamatan Riung Barat. Mencapai Rodang Puni memang bukan urusan mudah. Sudah pasti jauh dan sulit. Tapi jangan mengeluh dulu. Tantangan yang anda alami untuk menggapai tempat ini tak seberapa dibandingkan dengan suguhan keindahan Rodang Puni yang belum tentu anda dapatkan di tempat lain.

Dari Ibu Kota Bajawa perjalanan dengan kendaraan menempuh jarak 70 km, dengan beberapa ruas jalan sedikit mengalami hambatan, karena kondisi jalan belum mulus. Setelah tiba di Maronggela Ibu Kota kecamatan Riung Barat, perjalanan masih berlanjut lagi ke desa Ri’a, atau sekitar 4 km arah Timur Laut Maronggela.

Jika anda pencinta alam/ pelancong, mungkin ini akan menjadi perjalanan yang asyik dan menyenangkan. Di desa Ri’a. kendaraan anda harus diparkir  dan siap-siaplah menempuh 5 km lagi menuju lokasi. Jangan lupa sedikit perbekalan  karena di sana tidak ada orang yang berjualan makanan. Penduduk juga tidak ada di sana. Kecuali binatang hutan yang menjadi pemilik alam di sana. Namun sepanjang perjalanan setapak anda tetap akan disugihi dengan panorama alam yang menawan dan sejuk.

Untuk mencapai Rodang Puni juga bisa ditempuh perjalanan melalui Riung (Riung Pantai) Hanya saja anda perlu waktu lima jam untuk tiba menuju lokasi, dari Riung ke arah Ri’a. “Perjalanan dari Riung sekitar lima jam,” kata  Yohanes,  warga Ri’a menceritakan. Lima jam kira-kira berapa kolometer jauhnya? Yohanes juga tidak tahu. “Ya, lima jam perjalanan, kira-kira begitu,” tambahnya dalam dialeg Riung yang kental.

Kalau datang ke sana sekitar bulan Juli – Oktober, kata warga Ria, pengunjung bisa menikmati suguhan atraksi wisata seperti caci dan tandak. Wah, asyik juga kalau begitu. Kedua jenis tarian ini bahkan bisa disaksikan di setiap kampung di Riung Barat. Itulah kekayaan budaya Riung. Kalau ditambah dengan kekayaan alam yang dikelola secara baik tentu akan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat. Tetapi kapan ya, semuanya bisa terwujud?  Mimpi lagi!

Konon, potensi Rodang Puni bisa dimanfaatkan untuk pembangunan  pembakit listrik tenaga air. “Dulu sudah pernah ada yang survey, kalau tidak salah dari salah satu dinas di kabupaten, katanya untuk rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga air, tetapi sampai saat ini tidak ada lagi kabar beritanya. Mungkin hanya akal-akalan,” kata Marselinus warga Ri’a lainnya.

Bicara tentang Maronggela bisa berarti banyak hal. Rodang Puni menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan ke depan. Jadi, sekarang ini kalau  ingat Maronggela, segera ingat akan potensinya seperti air terjun Rodang Puni, padang savana, peternakan OCD yang kini jadi pusat studi peternakan, budaya caci dan tandak yang turun-temurun terpelihara,  dan masih banyak lagi. (Emanuel Djomba)***

No comments:

Post a Comment