Responsive Ads Here

Thursday 1 October 2015

Komitmen ‘Revolusi’ di Hari Kopi Sedunia


BAJAWA/FLORES, vigonews.com – Hari kopi sedunia yang dirayakan untuk pertama kali, Kamis (01/10/2015)  bergema juga di Bajawa. Momentum ini dimanfaatkan Dinas P3  berkerja sama dengan Bajawa Media Club (BMC)  sebagai  kesempatan menggelorakan rasa cinta pada produk kopi lokal yang kini sudah masuk pasar  dunia.
Dengan momentum ini, digelarlah acara minum kopi gratis  di stan Dinas P3 arena pameran pembangunan. Sontak  acara minum kopi gratis ini dimanfaatkan oleh ratusan  warga kota yang mendatangi arena pameran di hari terakhir itu.  
Gelar minum kopi gratis juga sebagai salah satu kiat  menggelorakan rasa cinta pada kopi produk Bajawa ini – Arabika Flores Bajawa (AFB). Selain itu digelar juga Toast  (Bersulang) yang merupakan  satu komitmen untuk melakukan revolusi kopi AFB sebagai produk berorientasi ekspor dan mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat.
Kopi AFB rasanya nendang - Dari kiri: Anggota Komisi III DPRD Ngada Imel Lali dan Anis Mari, Penjabat Bupati Ngada Yohanes Tay Ruba dan Kadis P3 Korsin Wea sedang minum kopi
Toast kopi dipimpin langsung Penjabat Bupati Ngada, Yohanes Tay Ruba. Hadir pada saat itu Ibu Penjabat Bupati, Ny. Maria Pacela Tay Ruba, Ketua Komisi III DPRD Ngada Yohanes Mari, Anggota Komisi III Imel Lali, Kepala Dinas P3 Korsin Wea, sejumlah pimpinan SKPD, Lakmas, UPH, Pelaku dan petani kopi hingga penikmat dan pengamat kopi.
Rangkaian acara yang diawali dengan toast juga sebagai  pencanangan Hari Kopi Internasional di daerah  oleh Penjabat Bupati Yohanes Tay Ruba dilanjutkan dengan kegiatan  dialog publik interaktif tentang pengembangan sektor perkopian ke depan untuk menyerap aspirasi para pemangku kepentingan perkopian. Perayaan tersebut juga dilakukan di beberapa daerah, yang diharapkan menjadi momentum untuk mengembangkan kesadaran masyarakat perkopian di Indonesia untuk mencintai kopi nusantara.
Pada kesempatan itu Penjabat Bupati Anis Tay menggemakan yel-yel cinta kopi: dari kopi – Ngada sejahtera; Arabika Bajawa Flores (AFB) – Yes. “Saya dibesarkan dengan kopi dan biaya sekolah dengan kopi,” kata penjabat bupati asal  Bogenga yang memiliki kebun kopi ini.
Namun di masa lalu, kata Anis Tay, kopi belum dipandang memiliki nilai ekonomis tinggi, yang disebabkan  cara budidaya asalan  hingga mengelola  kopi yang belum memenuhi standar SOP. Padahal kopi yang dibutuhkan pasar dunia bernilai ekonomi tinggi asalkan  sistem budidayanya sesuai standar SOP yang diminta pasar.
Karena itu, ke depan perlu dilakukan ‘revolusi kopi,’ artinya tidak bisa dilakukan dengan cara biasa seperti selama ini. “Kita tidak bisa lagi kelola kopi biasa-biasa saja, tetapi harus sesuatu yang beda dan luar biasa,” katanya.
Peringatan hari kopi sedunia di Bajawa ditandai dengan dialog publik tentang  perkopian dengan tema: “Revolusi Kopi AFB – Go Gita Go Internasional”. Dialog itu dipimpin Koordinator Bajawa Media Club (BMC) Emanuel Djomba.  Forum ini seakan menjadi momentum strategis untuk menggelorakan rasa cinta  pada kopi, sebagaimana tema hari kopi sedunia:  “Menjadikan Kopi Tuan di Negeri Sendiri,” atau sebagaimana dikemukakan Kadis P3 Ngada Korsin Wea pada berbagai kesempatan, “Petani harus menjadi tuan atas kopinya.”
Menandai peringatan hari kopi sedunia dengan menyajikan dan minum kopi gratis
Peringatan hari kopi sedunia yang dipusatkan di Milan, Italia itu menggema ke berbagai penjuru dunia, khususnya Negara-negara penghasil kopi, tak terkecuali Indonesia. Di negeri ini, gema peringatan hari kopi hingga berbagai propinsi bahkan plosok negeri, seperti Bajawa yang juga menjadi daerah asal salah satu produk kopi yang kini tembus pasar mancanegara.
Sebanyak 74 negara anggota International Coffee Organization (ICO) dan 26 asosiasi kopi seluruh dunia menyelenggarakan perayaan resmi pertama hari kopi sedunia, pada Kamis 1 Oktober 2015. Perayaan yang menghadirkan berbagai kopi khas Tanah Air yang juga dilaksanakan di Jakarta,  merupakan rangkaian dari  World  Expo Milano 2015 di Milan, Italia.
Untuk diketahui bahwa,  pada Sidang ICO Maret 2014 lalu, negara-negara anggota ICO sepakat mengatur perayaan pertama Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2015 untuk membuat satu hari perayaan bagi pencinta kopi seluruh dunia.
Di Indonesia, perayaan tersebut digelar oleh Kemenperin, Kemenko Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan yang bekerja sama dengan beberapa asosiasi kopi. Berbagai asosiasi tersebut adalah Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia (AKLI).(ch)*

Insert foto: Penjabat Bupati Ngada Yohanes Tay Ruba menyulang (toast) pada peringatan hari kopi sedunia

No comments:

Post a Comment