Responsive Ads Here

Tuesday 13 October 2015

Siswa di Aimere Belajar di Bekas Kandang Ayam


AIMERE/NGADA, vigonews.com - Miris,  kalau hari-hari ini masih ada siswa belajar di bekas kandang hewan. Percaya tidak percaya,  ini benar adanya. Dua rombel siswa di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar  di bekas kandang ayam.


Di institusi milik  pemerintah yang menyelenggarakan pendidikan non formal bernama SKB, siswanya harus belajar di bekas kandang ayam memang ironis. Bahkan hal ini sudah berlangsung  selama tiga tahun. Namun seperti tidak ada yang peduli dengan kondisi ini.  Itu terjadi setelah salah satu unit gedung SKB yang ada di  Aimere itu terbakar tiga tahun lalu.



Pasca kebakaran gedung tiga tahun silam, manajemen SKB sudah melaporkan dan mengajukan permohonan  ke pemerintah daerah untuk bangun kembali. Namun, sampai saat ini tak kunjung datang bantuan untuk rehap kembali bangunan yang hangus terbakar itu. Akibatnya pun tiga tahun sudah dua rombel  siswa SKB  terpaksa belajar di bekas kandang ayam karena keterbatasan fasilitas ruang belajar.



Kepala SKB Aimere, Wihelmus Watu, S.Pd ketika dikonfirmasi vigonews.com, Jumat (25/09/2015) membenarkan. "Sudah tiga tahun dua rombel terpaksa melaksanakan KBM di ruangan darurat yang sebelumnya memang menjadi kandang ayam," katanya.



Dikatakan,  karena kekurangan ruang belajar, maka  dua ruangan yang sebelumnya jadi kandang ayam terpaksa alih fungsi. "Sebenarnya itu menurut rencana hanya bersifat sementara sambil menunggu rehab. Tapi ini sudah tiga tahun memang bukan lagi sementara.



Bekas kandang ayam itu sebagaimana pantauan vigonews.com sangat  tidak layak, karena terkesan jorok dan sempit. Sebelum terpaksa digunakan untuk  ruang kelas dua ruangan ini tempat ternak ayam petelur yang dikelola siswa SKB.  Tetapi karena tidak ada pilihan lain terpaksa digunakan saja. Meski begitu salah seorang siswa SKB, Litha kepada vigonews.com hanya mengatakan, " karena tidak ada pilihan ya nyaman-nyaman saja."



Belakangan pihak SKB sempat berjuang melalui forum Musrembang tetapi juga selalu dikalahkan oleh pembangunan lainnya. Sementara kemampuan keuangan daerah konon juga sangat terbatas, sehingga pengajuan belum terjawab.



Kehadiran SKB  meski masuk kategori pendidikan non formal yang menyelenggarakan Paket B dan C ternyata sangat besar manfaat bagi masyarakat tidak mampu secara ekonomi. Itu bisa dilihat dari jumlah siswa yang terus meningkat sejak tahun 2006 silam. "Jumlah siswa terus meningkat, padahal kami tidak pernah promosi setiap tahun ajaran baru," kata Wihelmus.



Karena alasan itu, tambah Wihelmus sempat berpikir terima siswa sesui fasilitas yang ada. Hanya bagaimana dengan yang lain andai kata tidak diterima. Kemana mereka harus mengikuti pendidikan.



Jumlah siswa SKB Paket C sebanyak 108 orang sedangkan, paket B 32 orang. Sejak tahun 2006 silam alumni SKB tercatat  678 orang, sementara animo siswa masuk ke sini terus meningkat dari tahun ke tahun. Itu artinya, kehadiran lembaga ini  kian strategis bagi pendidikan generasi muda bangsa, jadi saatnya diperlakukan sama. "Mudah-mudahan dengan perubahan nomen klatur lembaga ini menjadi satuan pendidikan akan diikuti dengan perubahan wajah buram SKB. Kapan? Kita masih tunggu proses itu," kata Wihelmus.



Untuk diketahui, ruang belajar semula  ada  enam. Setelah terbakar tiga  ruangan tinggal tiga ruang belajar. Karena itu dua rombel terpaksa di bekas kandang ayam, dan satu rombel lagi menyekat ruang pertemuan.  Sejak nomenklatur diubah menjadi UPTD memang  menjadi tanggung jawab daerah. Tetapi karena dana  daerah terbatas maka kekurangan ruang belajar belum bisa teratasi. Jangankan untuk rehab bangunan yang terbakar, untuk rehab bagian bangunan yang sudah mulai lapuk pun tidak bisa dilakukan.



Wihelmus berharap ke depan  ada perhatian dari pemerintah daerah terhadap hal ini. Karena ternyata SKB menjadi lembaga pendidikan alternatif  bagi banyak siswa dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan siswa yang DO (Drop Out).



Informasi yang diperoleh vigonews.com,  BOS maupun BOSDIK juga tidak dapat di lembaga ini. Sentuhan bantuan atau beasiswa atau bantuan sejenis juga tidak ada.(ch)*

Insert foto: bekas kandang ayam petelur milik SKB Aimere yang kemudian dijadikan ruang setelah terbakar tiga ruang belajar tiga tahun lalu.

No comments:

Post a Comment