Responsive Ads Here

Tuesday 26 January 2016

STKIP Citra Bakti Latih Mahasiswa Jadi Kader Muda Berkarakter dan Berdaya Saing


MATALOKO/NGADA-vigonews.com –  Guna menciptakan kader  muda berkarakter dan berdaya saing, latihan kepemimpinan menjadi program wajib di STKIP Citra Bakti. Tahun 2016, 164  mahasiswa mengikuti LKTD  yang digelar 25 – 27 Januari 2016.

Sehubungan dengan harapan itu,  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Citra Bakti Ngada, Senin, (25/01/2016) menggelar Latihan Kepemimpinan Tenaga Dasar (LKTD) di Aula Citra Bakti Ngada.  LKTD tersebut diikuti oleh 164 mahasiswa dari tiga Jurusan Pendidikan yakni PG PAUD, PGSD dan PJKR.

Ketua Panitia, Senobius Mbasu, kepada vigonews.com menjelaskan, kegiatan LKTD dilaksanakan selama tiga hari. Kegiatan dimulai sejak Minggu, (24/01/2016) sampai Selasa, (27/01/2016). Hari pertama dimulai dengan kegiatan cek in, pada hari kedua, peserta terlibat dalam kegiatan seminar yang dibawakan oleh beberapa pemateri antara lain: Rm. Tino, dengan judul materi 'Pengenalan diri, Who Am I, Siapakah Aku?',  Maksi Making membawakan materi 'Motivasi Berorganisasi, Jhon Djami membawakan materi 'Teknik Pimpin Rapat' dan Emanuel Djomba mengetengahkan materi 'Public Speaking'. 

Dikatakan Senobius, peserta yang ikut LKTD adalah mahasiswa yang sedang berada pada semester 2, 4 dan 6. Ketika vigonews.com menanyakan sumber dana, Senobius menjawab, dana berasal dari peserta sendiri. Tiap peserta mengumpulkan dana sebesar 150 ribu rupiah. "Sumber dana dari peserta sendiri", ungkapnya.

Senobius berharap, setelah mengikuti LKTD peserta diharapkan menjadi kader muda yang berperan senagai pelopor bukan pengekor perubahan. Selain itu, kaum muda bisa menjadi aktor utama dalam drama kehidupan yg berlakon sempurna agar mampu menjadi mandiri. 

Dia berharap,  setelah LKTD peserta mampu membawa prubahan positif yang bertanggung jawab dengan menularkan kecerdasan intelektual, sosial, spiritual dan emosional bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. "Saya harap peserta yang ikut LKTD bisa menularkan pengetahuan yang mereka dapat dari para pemateri demi kemandirian hidup sekaligus menjadi aktor perubahan di masyarakat", harapnya.

Tak berbicara, dunia tak bisa berubah, malah mengalami keheningan agung. Kesangsian akan pernyataan adagium kuno ini, dalam LKTD tersebut tampil seorang pemateri kawakan, Emanuel Djomba. Dalam materi 'Public Speaking' yang dipaparkan, dihadapan peserta LKTD, Djomba menjelaskan, public speaking adalah seni berbicara di depan umum. Disebut seni karena diungkapkan secara metodis, logis dan sistematis. Disana terjadi sebuah permainan bahasa (language game), tapi bukan seperti permainan bahasa dalam cinta romantis, yang sifatnya gombal yang berujung korban, melainkan sebuah seni yang terarah, dan mampu mempengaruhi yang lain. Karena itu, kata dia, dalam komunikasi selalu temukan tiga unsur yakni komunikator, pesan dan komunikan. 

Lebih lanjut dikatakan  Pemimpin Redaksi Media CERMAT, ada beragam jenis dan bentuk public speaking yang kita jumpa dalam drama hidup harian, antara lain pidato, MC, orator dari para demonstran dan lain sebagainya. 

Pada kesempatan itu peserta diberikan tips-tips praktis dalam ber-public speaking sebagai suatu keahlian berkomunikasi di depan umum agar pesan tersampaikan dengan efektif.Semua orang, kata Djomba, butuh public speaking karena kita memiliki sebuah pesan/gagasan/ide untuk disampaikan kepada orang lain. Bicara tentang public speaking tidak hanya sekedar pintar Bicara, tetapi juga dibarengi dengan kemampuan: Membaca, Menulis, Mendengar dan Berpikir Kritis. Kalau malas menulis dan membaca dan berpikir kritis akan sangat sulit bisa bicara sempurna.

"Jangan takut berbicara, pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang suka bermain dengan bahasa. Baca, menulis dan latihlah berbicara di depan umum. Maka kamu pasti didengar dan saat itu sebenarnya kamu sudah menjadi seorang pembicara", kata Djomba mengakhiri paparan materinya.(sip)*

Insert foto: Peserta LKTD

No comments:

Post a Comment