Responsive Ads Here

Wednesday 3 August 2016

Janji Tak Sampai, Gedung SDN Aebowo Tetap Pelupu Berlantai Tanah


Vigonews.com, BOAWAE/FLORES  – Hampir  setahun, uforia MEA begitu manis terucap dari mulut para pejabat di negeri ini. Namun, apa yang terucap tak sebanding dengan proses menuju cita-cita bersama itu. Bayangkan hingga pertengahan tahun 2016, masih ada lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdinding sasakan bambu dan tanah sebagai lantainya.

Mirisnya pendidikan nasional, bisa terlihat dari tampilan Sekolah Dasar Negeri Aebowo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur yang belum memiliki bangunan permanen. Padahal, hingga kini telah memiliki 5 (lima) kelas dengan anak didik hampir ratusan siswa.

"Saat ini baru sampai kelas lima, untuk kelas enam rencananya tahun 2016, termasuk dalam dua gedung (permanen) itu. Untuk ruang kelas enam sama ruang guru," terang Kepala SDN Aebowo, Theresia Nena kepada CERMAT beberapa waktu lalu.

Theresia pun berharap rencana pembangunan sejumlah bangunan dapat terealisasi dalam waktu dekat. Namun, sebagai seorang pendidik pihaknya lebih memfokuskan diri pada proses belajar-mengajar dan pengembangan kemampuan anak didik.

"Harapan saya sebagai kepala sekolah (SDN Aebowo) untuk kedepannya, yang baik itu gedung, maupun murid atau guru terealisasi dengan baik," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, punggawa SDN Aebowo ini sedikit mengisahkan perjuangan masyarakat setempat dalam mewujudkan sarana-prasarana pendidikan. "Saya baru tiga bulan (jabat kepala sekolah), tapi saya sudah mengalami bagaimana kerja kerasnya orang tua siswa dan komite itu luar biasa. Perhatiannya luar biasa, baik terhadap gedung maupun murid dan guru-guru (SDN Aebowo), sangat luar biasa," kisah Theresia.

Sementara itu sebagai penggagas, Silvester Nuwa bercerita instansi pendidikan ini terbentuk akibat kelebatan anak didik saat dirinya menjabat Kepsek SDK Mulakoli.

"Karena kelebatan murid di SDK sekitar 260 murid, lalu jangkauan penduduk sekitar SMP IV Boawae (Aebowo) cukup jauh akhirnya saya berkomunikasi dengan Kepala Dinas PPO Kabupaten Nagekeo, saat itu Bapak Lukas Mere," terang Sil, sapaan akrab Silvester Nuwa.

Singkatnya, usai bertemu Lukas Mere, Sil pun secara intens membangun komunikasi dengan pemilik lahan. Hingga akhirnya, tanah seluas 1 hektar lebih itu mampu terbeli dengan dana Rp 20 juta dari harga awal sebesar Rp 65 juta.

"Lalu kami bayar, kemudian minta kesediaan masyarakat swadaya dan kerja darurat akhirnya dengan dua kelas, kelas satu masih di Kantor Desa Mulakoli, sementara disini (Aebowo) kelas dua," tutur pensiunan guru tersebut.

Dukungan Masyarakat

Terkait dukungan, Sil mengakui SDN tetap tegar berdiri di pedalaman Aebowo dipengarui oleh bantuan tulus dari orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya. Bahkan, masyarakat pula menyediakan tenaga dan anggarannya untuk membangun dan melengkapi sarana-prasarana sekolah.

"Sarana masih apa adanya dari masyarakat, pake meja bambu, lalu fondasi, disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

Kalo kursi, untuk sementara setiap siswa diwajibkan membawa kursi masing-masing. Sejauh ini orang tua mendukung," urainya.

Namun, gencarnya dukungan masyarakat tidak sebanding dengan tanggapan pemerintah daerah Nagekeo. Yang hingga Juni 2016, realisasi sejumlah bangunan permanen belum terlaksana.

"Kalo musim panas berdebu, karena belum berlantai masih tanah, air pada musim itu sangat sulit. Selain itu, dindingnya berpelepu bambu. Sementara, jika hujan bocor, sengnya berlubang," keluh Sil.

Padahal, saat peresmian Maret 2016, Pemda Nagekeo melalui Bupati Elias Djo telah berjanji akan membangun ruangan permanen. Akan tetapi, secara pribadi Bupati Elias telah menyerahkan 100 sak semen saat peresmian SDN Aebowo 3 bulan lalu.

"Saat peresmian Bupati Elias Djo mengatakan karena ini tanah pemda, maka sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, karena sekolah negeri," tandas Sil.

Terkait bantuan, Kepala Desa Mulakoli Gerardus Bajo mengamininya. Namun, bantuan tersebut langsung ia alihkan ke kantor desa. "Kalo, bantuan dari bapak Bupati (Elias Djo) semen 100 sak, dimanfaatkan untuk pembangunan kantor desa. Sementara Ketua DPRD (Nagekeo) Bapak Seli Adjo, menjanjikan bantu sekitar 50 sak semen, untuk pembangunan SDN (Aebowo) ini," kata Gerardus.

Namun, sejumlah janji pejabat baik 50 sak semen hingga bangunan permanen sampai saat ini belum mendapat titik terang.

"Sehingga saya sampaikan, kalo sudah direalisasi (bantuan), pemerintah desa bisa menambah pasir sehingga bisa lantainisasi," tandasnya.

Untuk diketahui, hingga Juni 2016 jumlah siswa SDN Aebowo mencapai 85 orang, dan belasan guru, 4 PNS dan 7 tenaga honorer. (ydlm)

Insert foto: Sil Nuwa, Ketua Komite SDN Aebowo di depan sekolah.

No comments:

Post a Comment