Responsive Ads Here

Tuesday 13 December 2016

Sejumlah Tokoh Ngada Imbau Masyarakat Waspada Menyikapi Peristiwa Berdarah di Sabu


Foto: Massa yang marah sempat merangsek ke pelabuhan karena diperoleh informasi ada evakuasi pelaku lain. (insert Pelaku Ir sebelum dihakimi massa yang marah).





Vigonews.com, BAJAWA – Dinilai rawan,  sejumlah tokoh di Ngada  minta masyarakat waspada menyikapi peristiwa berdarah yang menimpa tujuh siswa SDN 1 Seba, Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Selasa (13/12/2016).

Kasus yang nyaris membuat tujuh siswa meregang nyawa itu direspons beragam baik dalam obrolon ‘warungkopi’ hingga komentar lepas di media sosial. Beberapa tokoh muda pun seperti gemas dengan penyerangan terhadap anak-anak di lembaga pendidikan – meski tetap dengan hati yang tenang dan kepala dingin.

Tokoh muda yang juga Ketua PMKRI Cabang Ngada Arigius Belo ketika dimintai komentarnya, Selasa (13/12/2016)  menyayangkan kasus yang menimpa siswa-siswa tak berdosa di sekolah itu. Tokoh muda lainnya, Ovan Lado yang juga berkomentar di media sosial facebook ketika dimintai komentarnya juga menyatakan sikap yang sama dan menghimbau masyarakat tetap waspada.

Menanggapi pernyataan Ovan Lado, tokoh  masyarakat yang juga mantan anggota DPRD Ngada Paskalis Lalu bahkan menghimbau para camat di Kabupaten Ngada agar secepatnya menyelenggarakan rapat koordinasi dengang para kades dan lurah untuk mencegah hal-hal yang mungkin akan terjadi di wilayah masing-masing.

“Para camat segera menyelenggarakan rapat koordinasi dengan para kades dan lurah untuk mencegah hal-hal  yang munkin bisa terjadi di wilayah tempat timggal masing-masing desa dan kelurahan,” komentar Paskalis menanggapi postingan Ovan Lado melalui akun Josh Van.

Kepada vigonews.com, Selasa malam, Arigius Belo mengatakan aksi penyerangan terhadap siswa di salah satu SD di sabu oleh sekelompok orang yang tak dikenal telah membuat situasi di pulau paling selatan Indonesia itu mencekam. Kondisi ini tidak hanya terjadi di sabu saja, tetapi publik NTT juga ikut merasa gerah.

Ari, begitu dia biasa disapa terlihat geram terhadap sikap dan aksi kekerasan yang dilakukan kepada bocah-cocah tak berdosa. Dia mensinyalir ada upaya yang ingin memecahbelahkan kerukunan dan toleransi di NTT yang terpelihara baik selama ini.

Terkait dengan peristiwa itu, Belo meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. “Biarlah persoalan ini kita serahkan kepada pihak aparat penegak hukum untuk diproses sesuai dangan hukum yang berlaku,” tegasnya.

PMKRI Cabang Ngada secara kelembagaan, kata Ari Belo, mendesak agar pihak kepolisian bisa bekerja secara tuntas dengan mengedepankan asas transparansi dan profesionalisme, sehingga persoalan ini tidak terulang lagi. Kepada seluruh warga masyarakat NTT, dia meminta agar bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian di bumi NTT ini.

Di bagian lain, Ari mengingatkan, jika ada tamu dan atau pendatang baru agar segera melaporkan kepada RT/RW setempat. “Dan juga jika ada kelompok atau aktivitas yang mencurigakan, harap kita segera melaporkan kepada pihak berwajib,” tandas Ari Belo.


KEJAHATAN KEMANUSIAAN

Sementara dalam catatan peristiwa berdarah di Sabu, Ovan Lado memberi beberapa catatan kepada publik. Tokoh muda Ngada yang juga mantan wartawan ini kepada vigonews.com menyampaikan catatan kritisnya.

Dikatakan Ovan, pertama: Aksi Penikaman terhadap Tujuh siswa sekolah dasar di Sabu oleh oknum tak dikenal adalah kejahatan kemanusiaan dan sudah seharusnya Tidak boleh terulang di tanah Flobamora yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, serta senantiasa menghormati harkat dan martabat manusia.

Kedua: Aksi Keluarga korban dan masyarakat sabu yang berbuntut pada penganiayaan kepada pelaku hingga meninggal dunia tidak bisa disalahkan, karena siapapun jika menghadapi situasi seperti itu pasti akan terbakar emosi dan akan sulit untuk dikontrol.

Ketiga: Pihak terkait dalam hal ini Pemerintah dan Aparat keamanan harus segera mengambil langkah konkret dalam hal penertiban penduduk, terutama orang baru di satu wilayah karena bukan tidak mungkin kehadiran segelintir orang dengan identitas dan maksud yang tidak jelas di satu daerah seperi yang baru saja terjadi di Sabu telah merusak tatanan kehidupan sosial yang aman, rukun, dan damai antara penduduk lokal dan masyarakat pendatang.

Keempat: Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pihak terkait segera memberi himbauan kepada masyarakat luas untuk tetap menjaga situasi kondusif di masing-masing wilayah, dengan tetap meningkatkan kewaspadaan dini untuk meminimalisir kejadian yang sama di daerah lain dalam wilayah NTT, sekaligus menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi yang berdampak pada lumpuhnya aktivitas kehidupan sosial, ekonomi, dan kerukunan yang telah terjalin secara baik di bumi Flobamora.

Kelima: Dibutuhkan Peran aktif masyarakat untuk segera melaporkan kepada aparat Kepolisian maupun TNI apabila di lingkungan kita ditemukan hal-hal mencurigakan yang dapat memngganggu ketertiban umum.

Keenam: Pihak berwajib dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia harus segera mengungkap motif kejahatan manusia yang terjadi di Sabu, dan secepat mungkin memberikan rasa aman kepada masyarakat NTT baik lokal maupun pendatang, dan menjamin bahwa NTT bebas dari upaya terorisme, dan kejahatan lainnya yang bisa merusak tatanan kehidupan sosial dengan meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi itelejen negara yang ada.

Ketujuh: Bagi Masyarakat pendatang di NTT, khususnya yang berprofesi sebagai pedagang keliling dengan adanya peristiwa sabu sebaiknya jangan dulu melakukan aktivitas ke tempat tempat yang jauh dari tempat tinggal selanjutnya selalu waspada dan segera sampaikan ke pihak berwajib jika kalian melihat atau menemukan sesuatu hal yang mencurigakan karena ntt adalah milik kita tempat kita mencari hidup bersama.

SURAT KAPOLDA  NTT

Menyikapi peristiwa berdarah yang menyebabkan tujuh siswa di Sabu terluka, Kapolda NTT, Brigjen Pol Drs E Widyo Sunaryomengeluarkan pernyataan resmu. Pernyataan tersebut melalui surat yang juga diposting di media sosial facebook, sebagaimana juga dilansir akun Sarah Lerik Mboeik yang juga dibagikan Josh Van melalui akunnya.

Surat dari Kapolda NTT; Pertama: Pada tanggal13 Desember 2016 sekitar jam 09.00 WITA benar telah terjadi tindak pidana penganiayaan terhadap 7 siswa SDN 1 Seba Kec.Sabu Barat Kab.Sabu Raijua yg mengakibatkan luka yg dilakukan oleh Tsk.Ir, seorang pedagang keliling (penjual piring). TKP di SDN 1 Seba.

Kedua: Kasus tersebut murni tindak kriminal dan sama sekali tidak ada kaitan dengan SARA. Ketiga: Tidak terdapat korban tewas kecuali tersangka yang tewas karena dihakimi oleh ratusan massa yang jumlahnya tidak sebanding dgn jumlah polisi dan aparat

Keempat:  Tidak terjadi penjarahan maupun sweeping terhadap warga pendatang sebagaimana ramai tersebar di medsos. Kelima: Situasi saat ini sudah kondusif, Saya (Kapolda NTT), Danrem,Kabinda, Kapolres masih berada di Sabu Raijua.

Keenam:  Saya menghimbau agar warga Sabu Raijua dan NTT tidak mudah terprovokasi oleh berita di media sosial yang umumnya cenderung memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. Ketujuh: Saya menghimbau agar dalam menyikapi kejadian ini warga tidak melakukan tindakan anarkis, dan mempercayakan langkah penegakan hukum oleh Polri.

Kedelapan:  POLRI saat ini telah mengamankan 7 rekan tersangka sesama pedagang keliling untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Polda NTT. Kesembilan: Kami juga menghimbau agar warga Sabu Raijua tetap menjaga suasana persaudaraan, toleransi dan kerukunan antar warga agar terpelihara situasi yang aman dan kondusif terutama dlm menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru.

Sebagaimana diberitakan media massa, peristiwa berdarah yang menimpa tujuh siswa terjadi pada, Selasa (13/12/2016) Kabupaten Sabu Raijua. Sekira jam 9, diduga sekitar 20 orang tak di kenal mendatangi Sekolah Dasar Negeri 1 Sabu Barat, Seba dan menggorok leher sejumlah siswa-siswi SD setempat.

Para korban masih di rawat di Puskesmas Sabu Barat. Meski para korban mengalami luka robek di bagian pipi dan leher namun sejauh ini tidak ada korban dalam peristiwa itu.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Kupang Komisaris Polisi Sriyati, sebagaimana dilansir Pos Kupang mengatakan, tujuh siswa yang menjadi korban penyerangan dengan menggunakan sebilah pisau oleh pria tak dikenal adalah murid kelas V SDN 1 Sabu Barat, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ch)***

No comments:

Post a Comment