Responsive Ads Here

Thursday 21 December 2017

Peduli Pantai, DLH Ngada Tanam 1500 Stek Waru

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngada menanam 1500 stek waru di Aimere -  

AIMERE, vigonews.com - Upaya melestarikan lingkungan alam pantai, Dinas Lingkungan Hidup (DLH Ngada) melaksanakan penanaman 1500 stek Waru  di pantai Tiwa Rajo Wae Mona Ulu, Desa Wae Sae, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, kamis (21/12/2017).
Kegiatan itu dilaksanakan tepat pukul 09.00 dihadiri Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Ngada, Emanuel Kora, S. Sos, M. Si  bersama para staf dan petugas kebersihan Lingkungan Hidup Ngada. Sempat hadir juga Kepala Desa Wae Sae, Rony Bob Willa. 

Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Ngada, Emanuel Kora, usai melakukan kegiatan kepada media ini mengatakan, kegiatan menanam pohon di bantaran pantai selatan, kecamatan Aimere tetap digalakan sebagai upaya  melestarikan lingkungan alam pantai, sekaligus mencegah terjadinya abrasi pantai. Karena itu, pohon yang cocok dengan tipikal pantai seperti wilayah pesisir pantai selatan cocok dengan tanaman waru, pandan, dan ketapang.

"Hari ini kita dari DLH Ngada tanam 1500 stek Waru, karena tanaman Waru cocok hidup dengan tipikal alam pantai Selatan. Kalau di pantai utara, kita tanam anakan Mangrove atau biasa disebu bakau," katanya. 

Lanjutnya, upaya pelestarian lingkungan alam pantai Selatan Ngada sejak tahun 2004 hingga saat ini. Pohon waru dan pandan terlihat telah tumbuh membesar. Ada juga yang mati. Yang mati itu, diganti dengan menanam lagi stek baru. Dan menjadi perhatian serius DLH Ngada sebagai tugas dan tanggungjawab atas proses pelestarian lingkungan hidup. 

Satu hal yang menjadi keprihatinannya adalah mentalitas masyarakat yang tidak turut menjaga kerindangan alam pantai. Mentalitas buruk itu seperti memotong pohon waru untuk dimanfaatkan daunnya bagi ternak sapi dan kambing masyarakat setempat. Fakta lainnya adalah pembuangan sampah disembarang tempat. Khusus pantai Aimere, DLH selain menanam pohon juga mengadakan pembersihan pantai. 

Mencegah

Atas keprihatinannya ini, Emanuel Kora mengajak masyarakat setempat untuk bersama sama menjaga kelestarian lingkungan pantai.  "Pelestarian lingkungan hidup bukan hanya tugas DLH, tapi tugas kita bersama baik pemerintah maupun masyarakat," katanya. 

Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang disengajakan,dia menghimbau kepada para kepala Desa setempat untuk membuat dan membakukan aturan penertiban melalui peraturan desa/perdes.

"Pihak desa juga mestinya terlibat dalam menjaga kelestarian alam ini, selain bakti sosial juga dibakukan melalui perdes, misalanya perdes pengelolaan lingkungan hidup. Perdes harus dibuat untuk menjawabi semua aspek, " katanya. 
 
Masyarakat diajak ikut aksi menanam stek waru
Baginya, idikator kemajuan  masyarakat bisa diukur sejauh mana masyarakat itu sadar akan kebersihan lingkungan. Dan ini telah diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan lingkungan hidup, selanjutnya diamanatkan juga melalui UU Nomor 32/2009 dan PP 27/2009 tentang ijin lingkungan. Juga dalam Permen LH Nomor 5/2012 tentang Ijin Usaha yang wajib dilengkapi dengan Analisis Dampak Lingkungan. Tujuannya adalah pengendalian kerusakan lingkungan menurut derajat kesehatan dan kualitas lingkungan. 

"Di wilayah pantai masyarakat memang belum adanya rasa memiliki pantai, ternak masih berkeliaran, sampah masih berserakan dan pohon waru jadi tambatan perahu, tempat ikat hewan kambing dan sapi. Apa salahnya desa bisa buat perdes," ajaknya. 

Kades Wae Sae, Rony Bob Willa, yang sempat hadir juga mengatakan, kegiatan menanam pohon dan menjaga pelestariannya bukan hanya tugas pemda melalui DLH, melainkan tugas dan tanggungjawab semua komponen masyarakat. 

Di wilayah pantai desanya itu, sering terjadinya abrasi, apalagi pada bulan januari februari gelombang bisa sampai satu setengah meter.  Pada tahun 2017, DLH Ngada telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain konservasi sumber daya air, penanaman pohon, kebersihan, dan penggalian parit jebakan. (IP)***

No comments:

Post a Comment