Responsive Ads Here

Wednesday 6 December 2017

‘Sukses Dimulai dari Bersyukur,’ Kata Aqua Dwipayana Pada Ceramah Motivasi di Ngada


BAJAWA, vigonews.com – Motivator sekaligus pakar komunikasi, Dr. Aqua Dwipayana, Rabu (06/12/2017) memberi ceramah motivasi dan cerdas berkomunikasi kepada keluarga besar TNI di Kodim 1625 Ngada. Ikut serta dalam ceramah itu, sejumlah pimpinan SKPD di lingkup Pemda Ngada, mahasiswa dan unsur media massa.

Ceramah motivasi yang dibuka Wakil Bupati Ngada Drs. Paulus Soliwoa, ini dalam rangka meningkatkan kemampuan dan komunikasi prajurit beserta keluarga besar Kodim 1625 Ngada. Hadir pada saat itu Kasrem 161/Wirasakti Kupang Kol. Czi Aji Jaya,  Kasdim 1625 Ngada Mayor Inf. Murihono Basuki dan Wakapolres Ngada Kompol Yosef Bere Laka, SH.

Dwipayana yang sudah ditunggu sejak pkl. 14.00 wita namun baru tiba dari Ende pada pkl.16.00 wita itu, membuka sesi ceramahnya dengan mengajak audience, bersyukur. “Kalau kita selalu bersyukur tidak ada yang tidak mungkin. Tanamlah kebaikan dan lakukan tanpa pamrih, maka rejeki akan mengalir. Dan rejeki itu tidak harus uang, tapi yang terpenting kesehatan – tanpa kesehatan kita tidak bisa buat apa-apa,” kata penulis buku The Power of Silaturahim, itu.

Dikatakan Dwipayana, rejeki yang lain adalah teman yang banyak, karena itu selalu menjalin silaturahmi dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Pakar komunikasi yang juga mantan wartawan ini mengatakan, silaturahim telah membuat dirinya tidak berkekurangan. Selalu mesnyukuri apa yang kita terima dari Tuhan. Dan jangan lupa, beri makan keluarga dengan hasil yang diperoleh secara halal.
 
Babinsa Riung Barat Cris M. Lopez diajak berkomunikasi oleh Aqua Dwipayana
Lebih lanjut, Dwipayana mengatakan hendaklah menjalankan jabatan dan profesi sebagai sebuah amanah. Harus disadari bahwa dibalik jabatan dan profesi yang diemban ada amanah yang harus diemban. “Untuk meraih sukses, kita harus mengoptimalkan kemampuan, karena sejak dalam kandungan kita ini sebenarnya seorang pemenang bukan pecundang,” bebernya.

Dwipayana ketika menyampaikan ceramah,  diwarnai contoh konkret untuk memotivasi peserta bagaimana membangun potensi diri dan memiliki kecerdasan dalam berkomunikasi. Menurut dia, agar komunikasi dapat berjalan secara efektif perlu  memahami tentang The 5 Inevitable Laws of  Efffective Communication (lima hukum komunikasi efektif). Lima hukum tersebut dikenal dengan sebutan  REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble).

Lima hukum komunikasi tersebut antara lain, pertama: Respect (sikap menghargai). Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Suatu komunikasi yang dibangun atas dasar sikap saling menghargai dan menghormati, akan membangun kerjasama diantara orang-orang yang terlibat di dalamnya. 

Kedua, Empathy. Maksudnya kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk  mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

Dengan  memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Sikap empati akan  memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. 
Peserta seminar motivasi dan kecerdasan berkomunikasi di Aula Setda Ngada

Ketiga, Audible. Mengandung arti dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Penyampaian informasi agar mudah diterima dapat menggunakan media yang cocok, sehingga penerima pesan betul-betul mengerti apa yang disampaikan oleh pemberi informasi atau komunikator.

Keempat, Clarity. Adalah soal kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai  penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Clarity juga dapat diartikan sebagai keterbukaan dan transparansi. Harapannya dengan mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), maka  dapat menimbulkan rasa percaya (trust)  penerima pesan terhadap pemberi informasi.

Dan, kelima Humble. Dapat diartikan sebagai sikap rendah hati (bukan rendah diri). Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum yang pertama yaitu membangun rasa menghargai orang yang diberi pesan. Sikap rendah hati dapat dikatakan sebagai bentuk komunikator menghargai terhadap komunikan sebagai penerima pesan.

Ketika membuka kegiatan, Wabup Paulus Soliwoa mengatakan, ceramah motivasi dan cerdas berkomunikasi memberi gambaran yang jelas bagaimana membangun relasi yang efektif dalam kehidupan kita sehari-hari bermasyarakat. (ch)***

No comments:

Post a Comment