Responsive Ads Here

Tuesday 5 December 2017

Jelang Pilkada Serentak 2018, PMKRI dan GMNI Ingatkan Elit Politik


BAJAWA, vigonews.com – Jelang Pilkada serentak 2018, sejumlah elemen di Kabupaten Ngada memperkuat komitmen dalam menangkal radikalisme dan provokasi SARA. Komitmen itu terungkap dalam kegiatan ‘Literasi Wawasan Kebangsaan’ yang digelar Rumah Literasi Cermat Ngada belum lama ini di Bajawa.

Dalam forum itu, jajaran Kodim 1625 Ngada (TNI) melalui Pasiter Kapten Inf. Supriyanto dan Polres Ngada (Polri)  melalui Kasat Bimas, AKP Octavianus P. Abor menyatakan komitmen masing-masing untuk terus bersinergis dengan berbagai elemen di kabupaten ini sehingga situasi keamanan menjelang Pilkada serentak tetap kondusif.

Komitmen yang sama juga dikemukakan narasumber yang mewakili tokoh masyarakat Dr. Yohanes Vianey Sayangan, pihak media massa Emanuel Djomba (Ketua Aswan) Ketua PMKRI Cabang Ngada St. Stefanus, Arigius Belo,  Ketua GMNI Cabang Ngada Benny Tengka, saat kegiatan 'Literasi Wawasan Kebangsaan' yang digelar Kamis (30/11/2017) lalu.

‘Literasi Wawasan Kebangsaan’ yang dipandu oleh Ketua Ampera Ngada, Yohanes Don Bosco Ponong itu, menawarkan empat solusi sebagai upaya menangkal radikalisme dan parovokasi SARA, yakni penguatan ekonomi, meningkatkan rasa keimanan, pendidikan politik bagi generasi muda dan masyarakat, serta tawaran literasi media massa bagi publik, sehingga publik dapat memilah setiap informasi mana benar dan yang tidak. Perlu kesadaran, bahwa, setiap informasi yang merebak dalam media massa tidak selalu benar. 

Dalam forum yang dihadiri para pelajar, pemuda dan mahasiswa menyatakan menolak cara-cara kampanye yang meraih kekuasaan dengan memanfaat isu SARA. Beberapa pemikiran yang muncul dalam forum ini memang tidak dihasilkan dalam bentuk rekomendasi, tetapi forum ini berkomitmen bersama TNI dan Polri bersinergis dengan pemuda dan kaum intelektual dalam menghadai Pilkada serentak 2018.

Kepada berbagai elemen intelektual yang hadir dalam kegiatan ‘Literasi Wawasan Kebangsaan’ Octavianus mengajak agar menyatukan tekad dan bahu-membahu dalam menangkal berbagai upaya upara provokasi SARA menjelang Pilkada serentak 2018 mendatang.
 
Dr. Yohanes Vianey Sayangan ketika menjadi narasumber pada kegiatan 'Literasi Wawasan Kebangsaan' di Bajawa, Kamis (30/11/2017)
"Radikalisme bisa ditangkal dengan menguatkan iman untuk saling mengasihi. Tak ada agama yang ajar untuk cabut hidup orang lain. Kaum muda sebagai kelompok paling rentan, mudah dipengaruhi, dan gabung dalam faham terorisme, karena rasa nasionalime kita turun. Karena itu nasionalisme harus kuat,” pinta Octavianus.

Sementara, Pasiter Kapten Inf. Supriyanto menekankan perlunya penguatang karakter dan kepemimpinan yang harus ditanamkan dalam diri setiap orang. Setiap orang menjadi pemimpin bagi dirinya, karena itu perlu memiliki karakter dalam mengatasi berbagai persolan. “Kepemimpinan dimulai dari diri sendiri, agar dapat mengendalikan diri. Karakter kepemimpinan yang kuat dapat menciptakan kehidupan bersama yang rukun dan saling mengasihi. Jika ini dapat terwujud maka akan tercipta iklim kehidupan yang baik,” papar Supriyanto.

Sementara tokoh Masyarakat, Dr. Yohanes Vianey Sayangan yang juga  dosen STKIP Citra Bakti menegaskan, radikalisme dan provokasi SARA menjelang pilkada perlu terus diwaspadai yang ditandai dengan praktik politik identitas. Politik identitas/aliran yang mewarnai proses pilkada serentak nanti perlu terus diwaspadai dan disertai upaya menangkalnya. Tugas kita adalah saling menjaga keutuhan. Upaya menangkal dimulai dari kehidupan sosial masyarakat, dunia pendidikan dan keluarga, melalui penekatan segitiga emas, pendekatan sub kultur, kekuasaan(skk) sosial (sks) ekonomi (skm), pendekatan ketiga adalah refleksi: analisis, fakta n data, evaluasi dab aksi nyata.

Ketua Asosiasi Wartawan Ngada (Aswan) Emanuel Djomba menawarkan literasi media massa dan informasi. Kegiatan ini dianggap sebagai cara cukup efektif dalam upaya mencegah dan menangkal radikalisme. Di era digital, kita akan sulit menangkal radikalisme dan provokasi SARA  tanpa bantuan dan peran media. Namun public perlu mencermati setiap informasi.

Dua pimpinan Ormas, masing-masing Ketua PMKRI Cabang Ngada St. Stefanus Arigius Belo dan Ketua GMNI Cabang Ngada Benny Tengka, dalam forum itu tegas mengingatkan para elit politik, agar tetap menggunakan cara-cara politik yang santun dan memberi kesejukan bagi rakyat.
 
'Literasi Wawasan Kebangsaan' yang digelar Rumah Literasi Cermat Ngada
Ketua PMKRI Cabang Ngada St. Stefanus, Arigius Belo menyatakan PMKRI bersama elemen pemuda pada umumnya siap bahu-membahu dengan TNI dan Polri serta berbagai elemen lainnya untuk menangkal radikalisme dan provokasi SARA. Bagi PMKRI, tegas Ari Belo, NKRI adalah harga mati. “Para elit kami minta supaya ikut menjamin situasi Ngada agar tetap kondusif,” tegasnya.

Sementara Ketua GMNI Cabang Ngada, Benny Tengka mensinyalir masa kampanye yang mulai dengan pilkada serentak hingga pileg dan pilpres mendatang rawan terhadap provokasi SARA dengan menguatnya politik identitas. Dia mengigatkan para elit agar tidak menggunakan cara-cara murahan yang mengarah pada perpecahan.

“Akan ada provokasi SARA/Politik identitas sehingga pilkada bukan lagi pesta demokrasi dimana semua rakyat gembira menyambutnya, tetapi lebih merupakan momen klaim yang diwarnai intrik merebut kekuasaan, dan menang menjadi target meski dengan menghalalkan segala cara. Kita berharap para pemimpin parpol, pers dan berbagai elemen serta kepentingan mencamkan hal ini,” tegas Benny.

Diingatkan Benny,  sejarah perjuangan bangsa dari pra-kemerdekaan (1901) tidak dapat dipisahkan dari perjuangan para pemuda, pelajar dan mahasiswa yang diawali dengan Kebangkitan Nasional 1908, sampai dengan era reformasi yang ditandai dengan jatuhnya rezim orde baru. “Karena itu nasionalisme dalam NKRI merupakan harga mati, dan pemuda siap mengawalnya,” tegas Benny.(al)***

No comments:

Post a Comment