Responsive Ads Here

Tuesday 12 December 2017

Wabup Paulus Soliwoa: ‘Dorong Orang Muda Desa Kembangkan Ekonomi Kreatif’


BAJAWA, vigonews.com – Wakil Bupati Ngada, Paulus Soliwoa, Selasa (12/12/2017) membuka kegiatan uji petik sub sektor unggulan ekonomi kreatif Kabupaten Ngada. Kegiatan yang berlangsung tiga hari itu melibatkan tim dari Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata berjumlah tujuh orang.

Kegiatan ini diikuti 44 sanggar yang terdiri atas sanggar tari, sanggar krya (karya kerajinan tangan) dan sanggar seni pertunjukkan.

Yuliana Rini, selaku Tim Penilai Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia, dalam sapaan pembukanya berharap, ekonomi kreatif mampu menggerakan ekonomi lokal sehingga dapat membuka peluang kerja bagi tenaga kerja lokal.

Sementara Wakil Bupati Ngada dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum yang tepat untuk menggali potensi, inovasi dan kreasi yang ada di kabupaten Ngada. “Saya yakin ekonomi kreatif kelak menjadi tulang punggung perekonomian, karena kegiatannya mendorong pemanfaatan potensi lokal,” katanya.

Wabup berharap bahwa peluang ekonomi kreatif berbasis potensi lokal mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di pedesaan. Ini, tambah Wabup Soliwoa, sejalan dengan fokus pembangunan yang dimulai dari desa. “Kita harus mulai memanfaatkan apa yang kita punya di desa untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” paparnya.

Karena itu, kata Soliwoa, masing-masing desa perlu pemetaan potensi yang dimiliki, sehingga mana yang unggul bisa dikembangkan dengan memanfaatkan sumberdaya di desa. Jika ini dapat diidentifikasi, maka selain meningkatan pendapatan ekonomi, juga mampu mengatasi persoalan bangsa, yakini: mengatasi pengangguran.

“Desa-desa supaya mendorong kaum mudanya menjadi pelaku ekonomi kreatif yang berbasis potensi lokal. Kalau sektor ini didorong intensif, maka akan ikut terdorong tumbuhnya sektor pariwisata,” kata Wabup Soliwoa.

Dikatakannya, Kabupaten Ngada sudah mulai menjawab beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat, antara lain: penciptaan terhadap karya ekonomi kreatif yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ritual dan seremonial adat kini dikembangkan untuk peningkatan ekonomi.

Selain itu, kata Wabup Soliwoa, sektor pariwisata perlu didukung dengan sektor lain, seperti ekonomi kreatif sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Hanya diakui bahwa kini diperlukan sarana berupa pusat penjualan cinderamata atau pusat ole-ole yang mendorong adanya iklim dan ekosistem ekonomi kreatif melalui tahapan kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.
 
Diskusi yang dihadiri utusan sanggar didampingi tim Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata
Kegiatan uji petik sub sektor ekonomi kreatif bertujuan agar dapat membentuk ekosistem ekonomi kreatif yang kondusif; mengintegrasikan hubungan produsen, distributor, dan konsumen ekonomi kreatif di wilayah destinasi; dan menciptakan nilai lebih dari suatu produk.

Sementara kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai potensi lapangan kerja baru bagi masyarakat, menjadikan karya souvenir dan hiburan seni pertunjukkan bagi masyarakat dan para wisatawan; dan menjadikan sektor ekonomi kreatif salah satu sumber pendapaan masyarakat.

Pelaku ekonomi kreatif (krya) dari Desa Manubhara Markus Lina di sela-sela kegiatan mengatakan pihaknya sudah mulai mengembangkan krya lima tahun terakhir ini dengan mengembangkan potensi lokal yang ada di desa. Potensi lokal yang dimaksudkannya seperti sumber daya alam sebagai bahan baku krya dan mendorong tenaga kerja di desa.

Di sanggar yang diberi nama Manubhara Bamboo Community (MBC), Markus Lina mengembangkan berbagai produk souvenir dari bambu dan kayu seperti perabot rumah tangga, mebel, anyaman dan berbagai souvenir lainnya. Di sanggar MBC itu, Markus mempekerjakan tenaga kerja lokal yang sebelumnya sudah dimagangkan ke Bandung.

Ketertarikannya untuk mengembangkan ekonomi kreatif, kata Markus Lina, melihat potensi desa itu yang belum dikembangkan sama sekali. Potensi yang dimaksudkannya adalah bambu di desa itu yang selama ini hanya untuk bahan diding rumah, pagar atau kandang hewan. Tetapi setelah berkreasi lima tahun ini, mambu Manubhara di tangan Markus Lina dan tenaga di sanggarnya justru menjadi produk souvenir yang punya nilai artistik dan ekonomi tinggi.(ch)***

Foto: Wakil Bupati Ngada Paulus Soliwoa ketika membuka kegiatan uji petik sub sektor unggulan ekonomi kreatif Kabupaten Ngada.

No comments:

Post a Comment