Responsive Ads Here

Thursday 15 March 2018

Nadya Kabe Terpilih Jadi Duta Anak Ngada

Katharina Adriani Kabe terpilih menjadi Duta anak pada Konferensi Anak Daerah Ngada di Bajawa -  

BAJAWA, vigonews.com – Siswi SMA Katolik Regina Pacis, Katharina Adriani Kabe yang akrab disapa Nadya terpilih menjadi Duta Anak Kabupaten Ngada 2018.

Nadia terpilih secara demokratis dalam forum Konfensi  Anak Daerah Kabupaten Ngada yang berlangsung dua hari di Bajawa. Pada sesi pemilihan Duta Anak, Rabu (14/03/2018) Nadya terpilih secara demokratis. Dalam perhitungan suara yang dipimpin Duta Anak Kabupaten Ngada tahun 2017, Alfons Berto Turu dan Maria Veronika Mogi, Nadya meraih 27 suara.

Baca Juga:Konferensi Anak Daerah, dari Ngada ‘Meretas’ Perubahan

Nadya yang kini duduk di kelas X SMA Katolik Regina Pacis,  tergolong siswa berprestasi. Baru satu semester, sudah beberapa kali menjuarai debat dan lomba lainnya. Sejak di sekolah dasar Nadya sudah belajar menulis, di antaranya menulis puisi.

Kepiawaiannya cuap-cuap di panggung mengantarnya menjuarai pidato. Di Konfensi Anak Daerah tahun 2018 yang baru berakhir, Nadya membawa pulang dua predikat juara untuk almamaternya, masing-masing juara pertama lomba pidato dan juara ketiga lomba cipta dan baca puisi.

Sejak Sekolah Dasar (SD), Nadya mulai belajar menulis. Di SMP belajar berbicara di depan umum. Kini di SMA, dia piawai cuap-cuap di panggung hingga tangkas adu debat. Kemampuan debat dimulai dari kebiasaan menulis (membaca) itu sendiri.
 
Dari Kanan: Nadya Kabe (Duta Anak 2018), Maria Veronika Modi (Duta Anak 2017), Alfons Berto Turu (Duta Anak 2017), dan Fransiskus X Ria (Duta Anak 2018)
Tak berlebihan jika Nadya termasuk salah seorang siswa yang cukup fenomenal di Recis. Alumni SMPK Kartini Mataloko ini seperti menemukan ruang ekspresi yang tepat mengaktualisasikan dirinya justru di SMA Katolik Regina Pacis. Di sekolah ini, bakat-bakatnya bagai di persemaian yang subur.

Bersaing dengan sesama siswa di Recis bukan hal gampang. Hal itu diakui Nadya. Namun berada di antara siswa berprestasi justru kian memacu Nadya untuk berjuang agar terus berprestasi. Semangatnya yang membaja membuatnya tak pernah surut berjuang menghadang rintangan. Dari sini Nadya mulai jadi pusat perhatian komunitas Recis. Kini Nadya sedang dibentuk dalam tim debat lapis kedua bersama teman lainnya yang siap dilagakan berbagai even.

Remaja kelahiran Waturoka, Kecamatan Golewa Selatan 30 November 2001 ini pun yakin, hasil tidak pernah menghianati proses. Hasil yang gemilang hanya diperoleh dari perjuangan malang melintang. Dan, prestasi demi prestasi pun mulai direngkuhnya.

Namun Nadya tetap sosok anak dari kampung yang sederhana, dan rendah hati. Ketika meraih dua prestasi di ajang Konfensi Anak Kabupaten Ngada, Nadya berkali-kali mengucurkan air mata harunya. Meski dia berjuang serius tapi kadang dia seperti tak percaya disongsong prestasi. Nadya selalu menyampaikan rasa syukur kapda Tuhan dan kepada orang tua, guru, teman-teman dan semua orang yang langsung maupun tidak langsung membentuk dirinya.
 
Kanan: Thomas B.B Ngebu (Ketua Forum Anak terpilih
Nadya adalah anak ketiga  dari pasangan Kornelis Benyamin Dewa dan Martina Yasinta Ngozo. Sebelum masuk SMA Katolik Regina Pacis, Nadya masuk di SMPK Kartini atas saran kedua orang tuanya. Dara hitam manis ini menjadi teladan bagi teman-temannya sehingga jabatan Ketua OSIS SMP Kartini Mataloko dulu, berhasil diraihnya. “Dari berorganisasi saya mulai belajar berbicara di depan umum”, ungkap gadis dengan paras manis ini.

Prestasi demi prestasi diraihnya setidaknya menumbuhkan rasa bangga bagi keluarga. Nadya juga pernah menjuari ajang pemillihan Bu’e Ngada dalam kegiatan pameran pembangun di Lapangan Kartini, Bajawa 2017 lalu. Kepiawainnya menulis puisi sejak SD pernah menghiasi salah satu majalah pendidikan. Dan, dalam Konfensi anak lagi-lagi Nadya menjuarai lomba cipta dan baca puisi.

Hobi menulis sejak SD terus dilanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Saat SMP pernah menjuarai lomba menulis dalam kegiatan kemah pramuka Keuskupan Agung Ende yang berlangsung di Pape, Kabupaten Ngada.

Kegemarannya menulis puisi, kata Nadya, selalu berangkat dari fakta yang ada di sekitar. Memadukan antara fakta dan imajinasi rupanya menjadi kekuatan Nadya dalam menulis fiksi. Namun tambah Nadya, untuk bisa menulis perlu terus mencoba dan mencoba. Tanpa usaha terus-menerus maka menulis hanya sekedar cita-cita. “Prestasi itu butuh niat yang serius,  yakin, latihan terus dan berdoa,” kata Nadya.***

Oleh Emanuel Djomba

No comments:

Post a Comment