Responsive Ads Here

Friday 9 March 2018

Perempuan Desa Sambinasi Barat Bentuk Poros Horti dengan Dukungan ‘Casira’

Perempuan di Marotauk, Desa Sambinasi Barat, bentuk poros Hortikultura dengan dukungan Yayasan CASIRA -  


BAJAWA, vigonews.com –  Dengan dukungan dua yayasan solidaritas internasional, penyuluh pertanian swadaya Mikhael Raga  mengembangkan hortikultura berbasis pertanian organik kepada kelompok perempuan di pantai  utara (Pantura) Ngada, tepatnya di kampung Marotauk, Desa Sambinasi Barat, Kecamatan Riung.

Dua lembaga itu masing-masing Rotary Club dan Casira Group dari Quebec, Kanada. Rotary bekerja sama dengan Yayasan Caritas Keuskupan Agung Ende  menyediakan sarana air bersih, sementara Casira mendorong dan membiayai kelompok masyarakat untuk berkebun. Keduanya adalah lembaga internasional yang bergerak dalam kegiatan solidaritas dengan semboyan ‘Terre Sans Fronsierre – Dunia tanpat Batas.  Melayani siapa saja tanpa membedakan suku agama, ras dan antar golongan.

Mikhael menjawab vigonews.com, Sabtu (10/03/2018) mengatakan, Sambinasi Barat menjadi pilihan setelah melakukan survey bersama tim dari Casira Group 27 Februari lalu. Tim yang berjumlah 26 orang itu kemudian menyetujui membiayai dimulainya pengembangan hortikultura di desa tersebut.
 
Kunjungan dari Yayasan Casira serangkaian survey di Marotauk
Mikhael sebagai penyuluh pertanian swadaya memilih daerah pantai karena di sana minim ketersediaan sayur-mayur dan buah. Ini menjadi proyek kedua di lahan kering setelah proyek yang sama menyasar salah satu kelompok tani di Keluarahan Foa di Kecamatan Aimere, pantai selatan (Pansel) Ngada. Tak dinyana, Mikhael dengan dukungan dua yayasan ini seperti sedang ‘mengepung’ ngada dengan membuka poros selatan – utara kabupaten Ngada. Karakter kedua wilayah ini adalah daerah kering sehingga masyarakat sulit mendapatkan sayuran.

Setelah melakukan survey, Kamis (08/03/2018) selaku penyuluh pertanian swadaya, Mikhael turun lagi ke Sambinasi Barat. Kegiatan kali ini untuk mendampingi 14 KK yang sebagian besar perempuan (ibu rumah tangga) melakukan persiapan lahan dan pembibitan.

Dikatakan, setiap KK menyiapkan lahan pekarangan sekitar 1,5 are dan bersama-sama juga mengerjakan lahan percontohan sekitar 15 are. Jadi total lahan di kelompok tani baru ini – kelompok karena minat, sekitar 36 are.
 
Pemandangan Marotauk, desa Sambinasi Barat
Di atas lahan-lahan keluarga itu akan ditanami berbagai jenis sayur dan buah seperti; tomat, kangkung, terong, cabe, kacang panjang, sawi, semangka. Lebih dulu akan ditanamin sawi dan kangkung darat. Sementara itu, saat ini bibit sayuran sudah disemai yang semuanya dikerjakan oleh perempuan di kampung itu.

Kelompok tani ini, kata Mikhael hampir semua perempuan, karena para bapa/suami mereka beraktivitas sebagai nelayan. “Ini cukup efektif untuk dikerjakan para ibu saja, karena pekerjaan tidak terlalu berat, Paling-paling hanya siap lahan dibantu bapa-bapa. Proses selanjutnya bisa dikerjakan para ibu dengan persediaan air yang sudah dibangun atas biaya Rotary Club,” kata Mikhael.
 
Rombongan Casira di Sambinasi Barat
Pemilihan tempat ini bukan tanpa alasan. Desa Sambinasi Barat yang berada di Pantura Ngada termasuk kawasaan kering dan langka persediaan sayuran dan air bersih terbatas. Sehingga setelah Rotary menyediakan air bersih, Casira menyusul dengan pengembangan hortikultura bagi warga. Dengan begitu kebutuhan pangan seperti sayuran bisa terpenuhi bagi warga di sana.

“Kita berharap, kelompok ini akan menjadi poros horti di Pantura Ngada. Karena di Ngada selatan sudah ada kelompok (poros) horti juga yang dikembangan di kelurahan Foa, Kecamatan Aimere. Selanjutnya dari poros ini akan tumbuh minat masyarakat sekitar untuk mengembangkan hortikultura di setiap pekarangan rumah demi memenuhi kebutuhan keluarga,” jelas Mikhael.
 
Bak air - sarana air bersih yang sudah dibangun oleh Rotary Club bekerja sama dengan Yayasan Caritas Keuskupa Agung Ende
Untuk diketahui, beberapa tahun sebelumnya, poros horti bergerak di pansel Ngada, melibatkan perempuan di Kelurahan Foa yang tergabung dalam kelompok Mawar. Saat ini sekitar 14 anggota kelompok sedang menikmati (panen) kacang panjang, paria jumbo. Sedangkan terung dan tomat sedang dalam proses persemaian. Semangka sedang berbunga dan akan panen sebentar lagi.

Seperti juga di Kelompok Mawar, Foa, Casira juga membantu Saprodi (Sarana produksi) untuk kelompok tani baru di Marotauk, Desa Sambinasi Barat. Kata Mikhael, selama ini produksi hortikultura identik dengan Bajawa, ternyata di kawasan kering pun asal ada sumber air semua bisa dibudidaya. Itu yang mendorongnya untuk mengembangkan lebih lanjut di pantura setelah sukses di pansel.
 
Rombongan berjalan kaki serangkaian reakreasi saat survey di Sambinasi Bara
Ini semacam poros horti untuk mengikat (menyatukan) Ngada dalam pemenuhan pangan secara merata bagi warga. Dan yang lebih penting kata Mikhael, semua pengembangan horti kita berbasis organik. Pangan tersedia tetapi juga sehat untuk dikonsumsi.***

Oleh:  Emanuel Djomba

No comments:

Post a Comment