Responsive Ads Here

Monday 12 March 2018

Ditanya Soal Facebook, Siswa SMP: “Hari Ini Dia Tidak Datang”

Siswa SMPN Satap Malafai mengikuti Rekoleksi yang mengangkat tema tentang media sosial, diselingi permainan -   

WOLOMEZE, vigonews.com  - Sekitar 26 Siswa SMPN Satap 2 Wolomeze dan 40 siswa SDI Malafai, Desa Nginamanu Selatan, Kecamatan Wolomeze, Minggu (11/03/2018) mengikuti kegiatan rekoleksi.

Kegiatan rekoleksi yang diselenggarakan Seksi Pewartawan Paroki Maria Ratu Para Malaikat (MRPM) Kurubhoko itu mengangkat tema “Memperkenalkan Media Sosial Sejak Dini,” kepada para siswa  di desa, sembari memberi edukasi tentang dampak positf dan negatif media sosial.

Dalam sesi rekoleksi yang dipandu oleh tuan Rumah Literasi Cermat (RLC) Ngada Emanuel Djomba, siswa diperkenalkan dengan jenis-jenis media sosial. Para siswa terlihat serius mendengar penjelasan yang diselengi dengan film animasi tentang medsos.

Pada awal sesi, Djomba yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Pendidikan & Literasi Cermat itu mengajukan pertanyaan kepada anak-anak desa yang terlihat lugu. Siapa yang di rumah sudah punya hand phone? Terllihat hanya segelintir yang mengacungkan jari.
 
Siswa SDI dan SMPN Satap Malafai
Para siswa juga belum mengenal media sosial secara baik. Apakah ada yang bisa main facebook? Semua siswa tampak bingung! Namun ketika ditanya lagi hingga ketiga kalinya, dua-tiga orang siswa SMP menjawab, ada. Namun tetap tidak ada yang mengacungkan tangan. Beberapa detik setelah suasana agak hening, Faris salah seorang siswa SMP mengatakan: “Ada pa, tetapi hari ini dia tidak datang.”

Tentu saja ini berbeda dengan anak-anak di kota yang sejak SD kelas tinggi hingga SMP sudah fasih bermain di sosial media. Meski jaringan telekomnukasi hari-hari ini sudah mengjangkau daerah terisolir, namun belum banyak siswa di desa yang mengaksesnya. Kalaupun orang tua yang kebetulan punya HP sering mengakses media sosial, anak-anak hanya mengintip dan taunya melihat foto-foto.

Usai memberi rekoleksi menjawab vigonews.com, Emanuel Djomba mengatakan, tema ini sebenarnya relefan diberikan kepada orang tua sehingga mereka punya pemahaman tentang dampak media sosial, agar dapat memberi edukasi kepada anak-anak di rumah. Banyak juga orang tua yang belum paham menggunakan media sosial

“Meski begitu, diberikan kepada siswa SD dan SMP juga tidak salah, untuk mengenalkan jenis media sosial kepada mereka dengan memberi edukasi terkait dampak penggunaannya. Tentu saja metode yang digunakan tidak seperti orang dewasa – rekoleksi diwarnai permainan dan nonton cuplikan film animasi,” beber Djomba.

Untuk siswa SMP, sesi rekoleksi juga diajak untuk menelisik berbagai kasus kejahatan akibat penggunaan media sosial yang serampangan, tak terukur dan tak bijak. Banyak kasus penipuan, kejahatan seksual terjadi karena penggunaan media sosial yang tidak hati-hati. Siswa SMP secara  berkelompok diarahkan untuk membedah berbagai kasus yang terjadi dari klimping media masa.

Melalui momen refleksi siswa kemudian menyadari dampak negatif  penggunaan media sosial membahayakan kehidupan. Karena itu refleksi dari setiap kelompok, mereka berjanji kelak nanti akan menggunakan media dengan hati-hati dan bijaksana. Tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, dan baru akan menggunakan media sosial pada waktu yang tepat.
 
Siswa melaporkan diskusi 
Bagian akhir siswa diajak dalam refleksi sederhana tentang penggunaan media sosial dalam terang Injil sebagai bentuk pelayanan kepada orang lain. Melalui sikap dan tindakan yang baik penggunaan media sosial juga bagian dari mewartakan kebaikan.

Penggunaan media sosial memudahkan manusia untuk melakukan komunikasi yang berdayaguna antara satu dengan yang lain, dan bukan sebaliknya. Media sosial harus merupakan wahana komunikasi yang mempu mendekatkan yang jauh dan bukan malah menjauhkan yang dekat, bahkan terasing dengan lingkungan sosial.

Kepala SMPN Satap Malafai, Wisnu Muwa merespons positif rekoleksi dengan tema mengenalkan media sosial kepada para siswa. “Memang siswa di kampung ini belum banyak tau tentang medsos. Mereka juga belum pernah mengaksesnya. Tetapi mengenalkan kepada mereka menyusul dampaknya perlu disampaikan sejak dini. Sehingga kelak nanti menggunakan mereka akan ingat akan bahaya-baya dan keuntungan penggunaan medsos yang pernah mereka peroleh,” beber Wisnu di Malafai.

Dalam rekoleksi ini hadir Kepala SMPN Satap 2 Wolomeze di Malafai, Wisnu Muwa, Kepala SDI Malafai Ona Ngina Deu, Seksi Pewartaann Paroki MRPM Amatus Noy, para pendamping sekami: Mersi Ida, Maksima Mika, Serina dan Ketua Stasi Malafai Emanuel Pa’i. (AL)***

No comments:

Post a Comment