Responsive Ads Here

Thursday 15 March 2018

Katharina Adriani Kabe terpilih menjadi Duta anak pada Konferensi Anak Daerah Ngada di Bajawa -  

BAJAWA, vigonews.com – Siswi SMA Katolik Regina Pacis, Katharina Adriani Kabe yang akrab disapa Nadya terpilih menjadi Duta Anak Kabupaten Ngada 2018.

Nadia terpilih secara demokratis dalam forum Konfensi  Anak Daerah Kabupaten Ngada yang berlangsung dua hari di Bajawa. Pada sesi pemilihan Duta Anak, Rabu (14/03/2018) Nadya terpilih secara demokratis. Dalam perhitungan suara yang dipimpin Duta Anak Kabupaten Ngada tahun 2017, Alfons Berto Turu dan Maria Veronika Mogi, Nadya meraih 27 suara.

Baca Juga:Konferensi Anak Daerah, dari Ngada ‘Meretas’ Perubahan

Nadya yang kini duduk di kelas X SMA Katolik Regina Pacis,  tergolong siswa berprestasi. Baru satu semester, sudah beberapa kali menjuarai debat dan lomba lainnya. Sejak di sekolah dasar Nadya sudah belajar menulis, di antaranya menulis puisi.

Kepiawaiannya cuap-cuap di panggung mengantarnya menjuarai pidato. Di Konfensi Anak Daerah tahun 2018 yang baru berakhir, Nadya membawa pulang dua predikat juara untuk almamaternya, masing-masing juara pertama lomba pidato dan juara ketiga lomba cipta dan baca puisi.

Sejak Sekolah Dasar (SD), Nadya mulai belajar menulis. Di SMP belajar berbicara di depan umum. Kini di SMA, dia piawai cuap-cuap di panggung hingga tangkas adu debat. Kemampuan debat dimulai dari kebiasaan menulis (membaca) itu sendiri.
 
Dari Kanan: Nadya Kabe (Duta Anak 2018), Maria Veronika Modi (Duta Anak 2017), Alfons Berto Turu (Duta Anak 2017), dan Fransiskus X Ria (Duta Anak 2018)
Tak berlebihan jika Nadya termasuk salah seorang siswa yang cukup fenomenal di Recis. Alumni SMPK Kartini Mataloko ini seperti menemukan ruang ekspresi yang tepat mengaktualisasikan dirinya justru di SMA Katolik Regina Pacis. Di sekolah ini, bakat-bakatnya bagai di persemaian yang subur.

Bersaing dengan sesama siswa di Recis bukan hal gampang. Hal itu diakui Nadya. Namun berada di antara siswa berprestasi justru kian memacu Nadya untuk berjuang agar terus berprestasi. Semangatnya yang membaja membuatnya tak pernah surut berjuang menghadang rintangan. Dari sini Nadya mulai jadi pusat perhatian komunitas Recis. Kini Nadya sedang dibentuk dalam tim debat lapis kedua bersama teman lainnya yang siap dilagakan berbagai even.

Remaja kelahiran Waturoka, Kecamatan Golewa Selatan 30 November 2001 ini pun yakin, hasil tidak pernah menghianati proses. Hasil yang gemilang hanya diperoleh dari perjuangan malang melintang. Dan, prestasi demi prestasi pun mulai direngkuhnya.

Namun Nadya tetap sosok anak dari kampung yang sederhana, dan rendah hati. Ketika meraih dua prestasi di ajang Konfensi Anak Kabupaten Ngada, Nadya berkali-kali mengucurkan air mata harunya. Meski dia berjuang serius tapi kadang dia seperti tak percaya disongsong prestasi. Nadya selalu menyampaikan rasa syukur kapda Tuhan dan kepada orang tua, guru, teman-teman dan semua orang yang langsung maupun tidak langsung membentuk dirinya.
 
Kanan: Thomas B.B Ngebu (Ketua Forum Anak terpilih
Nadya adalah anak ketiga  dari pasangan Kornelis Benyamin Dewa dan Martina Yasinta Ngozo. Sebelum masuk SMA Katolik Regina Pacis, Nadya masuk di SMPK Kartini atas saran kedua orang tuanya. Dara hitam manis ini menjadi teladan bagi teman-temannya sehingga jabatan Ketua OSIS SMP Kartini Mataloko dulu, berhasil diraihnya. “Dari berorganisasi saya mulai belajar berbicara di depan umum”, ungkap gadis dengan paras manis ini.

Prestasi demi prestasi diraihnya setidaknya menumbuhkan rasa bangga bagi keluarga. Nadya juga pernah menjuari ajang pemillihan Bu’e Ngada dalam kegiatan pameran pembangun di Lapangan Kartini, Bajawa 2017 lalu. Kepiawainnya menulis puisi sejak SD pernah menghiasi salah satu majalah pendidikan. Dan, dalam Konfensi anak lagi-lagi Nadya menjuarai lomba cipta dan baca puisi.

Hobi menulis sejak SD terus dilanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Saat SMP pernah menjuarai lomba menulis dalam kegiatan kemah pramuka Keuskupan Agung Ende yang berlangsung di Pape, Kabupaten Ngada.

Kegemarannya menulis puisi, kata Nadya, selalu berangkat dari fakta yang ada di sekitar. Memadukan antara fakta dan imajinasi rupanya menjadi kekuatan Nadya dalam menulis fiksi. Namun tambah Nadya, untuk bisa menulis perlu terus mencoba dan mencoba. Tanpa usaha terus-menerus maka menulis hanya sekedar cita-cita. “Prestasi itu butuh niat yang serius,  yakin, latihan terus dan berdoa,” kata Nadya.***

Oleh Emanuel Djomba


Forum Konferensi Anak Daerah Kabupaten Ngada tahun 2018, tekad anak Ngada meretas perubahan -  
BAJAWA, vigonews.com – Konferensi Anak Daerah menjadi forum demokrasi bagi anak. Mereka tidak hanya mengikuti lomba-lomba, tetapi juga belajar berdemokrasi dengan memilih duta dan pengurus forum anak. Mereka menyoroti berbagai ketidakadilan terhadap anak lewat karya da cipta. Kini saatnya anak ‘meretas’ ketidakadilan itu menyongsong perubahan.

Baca Juga: Nadya Kabe Terpilih Jadi Duta Anak Ngada

Konferensi Anak Daerah (Konferda) Kabupaten Ngada yang berlangsung dua hari, berakhir Rabu (14/03/2018) malam. Dalam konferda yang dihadiri utusan sekolah SMP dan SMA di Kabupaten Ngada ini, terpilih  ‘Duta Anak’ dan terbentuknya Forum Anak Ngada setahun ke depan.

Utusan dari SMA Katolik Regina Pacis, Katharina  Adriani Kabe terpilih secara demokratis menjadi ‘Duta Anak’ Kabupaten Ngada dengan meraih 27 suara, bersama Fransiskus Xaverius Ria – siswa SMAN 1 Bajawa yang meraih 15 Suara. Sementara Siswa SMAK Seminari Mataloko Thomas B.B Ngebu terpilih menjadi Ketua Forum Anak Ngada. Duta Anak Kabupaten Ngada akan mewakili Ngada mengikuti ajang Konfensi Anak Daerah Propinsi NTT dalam tahun ini.

Forum demokrasi ala anak-anak itu, di pimpin duta tahun sebelumnya Alfons Berto Turu dan Maria Veronika Mogi. Keduanya memandu para peserta untuk mengikuti pemilihan secara demokratis. Semua peserta mendapat hak untuk dipilih dan memilih, dan sebelumya satu persatu menyampaikan visi dan misi jika terpilih menjadi duta anak.

Hawa dingin Kota Bajawa menyusul diguyur hujan seharian, sama sekali tak menyurutkan semangat para tunas muda Ngada itu. Kegiatan hari kedua Konferda yang diisi dengan berbagai lomba,  baru berakhir hingga dewan juri mengumumkan hasil lomba pada pkl. 19.00 wita.
 
Suasana ceria dalam forum anak yang diwarnai dalam setiap kegiatan dan permainan
Akibat hujan seharian di Kota Bajawa menyebabkan berkali-kali listrik padam sehingga kegiatan kandang jedah sejenak. Bahkan saat pengumuman hasil lomba hingga pemilihan duta anak dan pengurus forum anak terpaksa berlangsung dalam gelap. Namun para siswa dari berbagai sekolah, para guru pendamping dan panitia tampak bergeming.

Konferda tahun ini diwarnai dengan sejumlah lomba, yakni lomba menulis opini, pidato, dan cipta puisi dengan mengangkat teman kekerasan pada anak dan menjadi pemilih pemula yang cerdas untuk Indonesia.

Lomba menulis opini juara pertama diraih Peternus M.S Lali, atau yang biasa disapa Ucok dari SMA Katolik Regina Pacis Bajawa, Juara kedua Thomas B.B Ngebu dari SMAK Seminari Mataloko dan juara ketika diraih siswi SMPK Kartini Mataloko, Jogana S.N Jomas.

Kategori Lomba Pidato, juara pertama diraih oleh Katharina Adriani Kabe (Siswi SMA Katolik Regina Pacis), juara kedua Peternus M.S Lali (SMA Katolik Regina Pacis) dan juara ketika Frencha R. Pascalisa (SMPN 1 Bajawa).
 
Sebagian peserta bersama Plt. Bupati Ngada Paulus Soliwoa
Sementara lomba cipta puisi jura pertama diraih oleh Paulus B. Gabung (SMAK Seminari Mataloko), Fransiskus X. Ria (SMAN 1 Bajawa) dan juara ketiga Katharina Adriani Kabe (SMA Katolik Regina Pacis Bajawa).

Lomba ini menghadirkan dewan juri, yakni: Emanuel Djomba dari Rumah Literasi Cermat yang juga pemimpin Redaksi Media Pendidikan & Literasi; Helibertus Moda, S.Ag (PNS) dan Januaria M. Y Tandafatu (Guru).

Kegiatan lomba yang digelar di aula Setda Ngada itu mendapat perhatian dari Plt. Bupati Ngada Paulus Soliwoa. Ketika proses berlangsung, Soliwoa sempat bercengkrama sejenak dengan anak-anak dari berbagai sekolah. Kemudian foto bersama anak-anak, peninjau dan dan panitia.

Menurut Kabid P3A Dinas PMD Kabupaten Ngada, Mathilde Paulina Laban, S.Sos Konferensi Anak Daerah Tingkat Kabupaten Ngada kali ini mengangkat tema “Aku dan Keselamatanku” dilatarbelakangi meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak baik fisik, psikis maupun seksual anak yang menjadi perhatian pemerintah dan perhatian  dan semua pihak dari tingkat bawah sampai tingkat nasional.
 
Panitia penyelenggara dari Bidang P3A Dinas PMD Kabupaten Ngada
Di Kabupaten Ngada tahun 2017 tercatat 16 kasus kekerasan terhadap anak, 15 kekerasan seksual, 1 fisik. Tercatat pula anak sebagai pelaku 11 orang, 2 orang kekerasan seksual, 8 orang pencurian, dan1 orang penyalahgunaan IT.

Makna, dari tema kata itu, Mathilde adalah anak sendiri yang menjadi agen perubahan (Agent of change) dan diharapkan menjadi pelopor dan pelapor apabila melihat, mendengar atau menjadi korban langsung segala sesuatu yang tidak layak dialami oleh anak-anak untuk ditindaklanjuti oleh orang dewasa.

Dibagian lain, Mathilde menyampaikan terima kasih kepada sekolah-sekolah yang telah berpartisipasi sebagai wujud ukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam memenuhi salah satu hak anak.***

Oleh Uno Ignammari Ignatio

Wednesday 14 March 2018

Tim Dinkes Ngada melakukan survey di Meliwaru menjadi desa PHBS terintegrasi -  
BAJAWA, vigonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada melakukan survey di Desa Meliwaru, Kecamatan Soa untuk menjadikan desa itu sebagai desa contoh PHBS terintegrasi. Kegiatan survey dilakukan dari rumah ke rumah,  selama dua hari, sejak Rabu (14/03/2018).

Tim dari Dinkes Ngada yang melakukan survey, yakni: Yohanes Vianey Wonga (Kepala Seksi Promkes), Linus Timotius Dopo (Analis Promkes Ngada – Magister Hukum Kesehatan), Yohanes Don Bosco Ponong (Mentor  Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Informasi Sadar Sehat), Agustina Woli, Martinus V. Ndona (Staf Seksi Promkes), melibatkan Fransiska Dhiu dan Theresia Ngao Sada (Tim dari Puskesmas Waepana).

Kegiatan survey PHBS terintegrasi didamping oleh kepala Dusun Nepa Maria Valentina Mau, kepala seksi pelayanan Martha Beo, dan kepala seksi kesejahteraan Katarina Ripo semuanya dari unsur perangkat desa Meliwaru kecamatan Soa.
 
Tim Dinkes Ngada
Tim Dinkes Ngada dibagi dalam dua tim, yang  kemudian menyebar di tiga dusun selanjutnya ke masing-masing RT yang telah dibagi. Adapun profil pemerintahan Desa Meliwaru terdiri dari tiga dusun dan delapan  RT yakni, Dusun Meli terdiri dari dua RT, Dusun Nepa tiga RT, dan Dusun Waru  tiga RT dengan jumlah KK di Desa Meliwaru secara keseluruhan 105 kk, dan rata-rata disetiap RT terdapat 17 sampai 20 kk.

Kepada vigonews.com, Kamis (15/03/2018)  Analis Promkes Linus Timoteus Dopo yang juga penemu program PHBS terintegrasi pada Dinkes Ngada Ngada ini menjelaskan bahwa, survey ini harus dilakukan secara terici dan data yang diberikan setiap KK harus berdasarkan hasil wawancara akurat dari setiap KK. "Kita harus lakukan ini secara cermat dengan mewawancarai langsung KK tersebut, guna mendapatkan data yang akurat," kata Linus Dopo.

Menurut mantan kepala tata usaha Rumah Sakit Umum daerah Ngada ini, 11 parameter yang disurvey yakni, PHBS, Keluarga sadar gizi, rumah sehat, kependudukan, pendidikan/pekerjaan, hak politik, belkaga, program Indonesia Sehat pendekatan keluarga (PIS PK), riwayat penyakit, dan golongan darah. "Apabila kita lakukan ini secara tepat dan benar, maka data ini akan berguna bagi sektor kesehatan juga sektor lain," ujar Linus Dopo.
 
Don Bosko Ponong & Linus Dopo
Kepala Desa Meliwaru Falentinus Noke menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten Ngada melalui Dinkes Ngada yang telah menjadikan desanya sebagai desa contoh PHBS. "Saya dengan senang hati, menerima status desa saya sebagai desa contoh PHBS terintegrasi. Tentunya ini semakin menyadarkan masyarakat saya di bidang kesehatan," kata Velen Noke.

Noke berjanji mengalokasikan melalui dana desa tahun 2019 untuk kegiatan PHBS terintegrasi sebesar Rp 25 juta rupiah. "Bagi saya dana desa saat ini prioritas bidang pemberdayaan. Jangan sampai kita orientasi fisik tetapi banyak masyarakat yang sakit, ini mau jadi apa," katanya.(YDP)***

Olimpiade MIPA digelar di Cabang Dinas Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada -  


GOLEWA, vigonews.com – Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Golewa Barat (Golbar) bekerja sama dengan STKIP Citra Bakti gelar Olimpiade MIPA, Senin (12/03/2018).

Kegiatan kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Golbar Benediktus Lagho, Spd. guna melakukan seleksi mutu sekolah-sekolah di Kecamatan Golewa Barat. Hal itu dikemukakannya menjawab vigonews.com melalui sambungan telephon, Kamis (15/03/2018). Kegiatan itu menyasar siswa kelas IV dan V SD, Senin (12/03/2018) di dua gugus.

Sementara Ketua Program Studi PGSD STKIP Citra Bakti Yosefina Uge Lawe, M.Pd kepada vigonews.com menjelaskan, kompetisi ini bertujuan meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di SD/MI secara komprehensif dengan menumbuhkembangkan budaya belajar, kreatifitas, motivasi meraih prestasi terbaik dengan kompetisi yang sehat serta menjunjung nilai-nilai sportivitas.

Selain itu sebagai wahana bagi siswa mengembangkan minat di bidang matematika dan IPA sehingga dapat berkreasi dan berinovasi sesuai dengan kemampuannya. Memotivasi siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual. Dan, menjaring bibit unggul dan berprestasi sebagai calon peserta Internasional Mathematic and Science Olympiad (IMSO).
 
Para peserta, guru, dan para dosen STKIP Citra Bakti
Menurut Uge Lawe, kegiatan dilakukan dalam dua babak, yakni: babak penyisihan, dan babak final. Dengan jumlah peserta di babak penyesihan sebanyak 501 siswa dari 11 di Golbar dengan peserta kelas IV 240 dan kelas V 261 peserta. Selanjutnya pada babak final melibatkan peserta 100 peserta masing-masing 50 siswa masing-masing kelas.

Lebih rinci, Dikatakan Benediktus, kegiatan yang berlangsung di Gugus 1  Golewa Barat 5 diikuti sekolah-sekolah: SDI Welu, SDK Naidewa,SDI Warikeo, SDN Dizigedha dan SDI Ngedumee bertempat di SDI Ngedume. Sementara Gugus 2 masing-masing SDN Zeu, SDK Mangulewa, SDK Rakalaba, SDN Sobo, SDI Waruwaja, dan SDI Turekisa bertempat di SDI Turekisa.

Lebih lanjut Benediktus menjelaskan, kegiatan kompetisi MIPA ini bertujuan untuk menguji kemampuan siswa dan seleksi untuk pemetaan mutu baik perorangan maupun kelembagaan.”Untuk mendapatkan hasil yang valid maka semua penyusunan kisi-kisi dan soal sampai penilaian diserahkan ke Pihak kampus Citra Bakti,” jelasnya.

Kerjasama ini, lanjut Benediktus, dibangun sesuai kesepakatan Cabang Dinas Kecamatan Golewa Barat bersama para kepala sekolah di Golbar dengan STKIP Citra Bakti Ngada sejak awal Tapel 2017/2018. Ada 10 peserta terbaik sesuai kelas akan dipersiapkan untuk uji kompetensi tingkat Kabupaten.
 
Para dosen dari Prodi PGSD STKIP Citra Bakti
Selain lomba MIPA, juga  dilangsungkan lomba Calistung (baca, tulis, hitung)  kelas 1 s/d lll. kelas II telah dilaksanakan sejak akhir Januari hingga minggu ke 2 Februari. Sementara kompetisi extrakurikuler seperti  lomba kesenian: jai kreasi,tabuh gong gendang, musik anssambel, paduan suara, olahrga , ritual  ‘zia ura ngana’  yang akan diselenggarakan minggu ke-4 April 2018 menjelang Hardiknas tahun 2018.

Sebagai bentuk kepedulian cinta lingkungan, ada juga kegiatan cinta sampah (pilih sampah masal) spanduk bertuliskan jangan buang sampah di sembarang tempat. Kerjasama dengan pihak Puskesmas Mangulewa untuk lomba sekolah sehat yang telah berjalan selama 3 tahun sejak 2014/2015.

Untuk mencapai tujuan ini banyak pihak yg membantu baik langsung maupun tdk langsung. Dengan demikian sebagai cabang dinas dan pengawas menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Camat Golewa Barat, Kapus Mangulewa, Ketua STKIP Citra Bakti Ngada melalui Ketua Prodi PGSD, para  kepala sekolah dari tingkat TK/Kober,SD dan SMP,  media massa, para guru dan orang tua murid yang sudah mendukung semua kegiatan.***

Wosk Sho Penguatan kapasitas PPNI diikuti oleh para perawat di Kabupaten Ngada -  


BAJAWA, vigonews.com – Sebanyak 215 perawat di Kabupaten Ngada yang tergabung dalam Perhimpunan Perawat Indonesia (PPNI) mengikuti kegiatan penguatan kapasitas, Jumat (09/03/2018).

Penguatan kapasitas itu meliputi materi keperawatan berkelanjutan, online, sosialisasi uji kompetensi pindah jenjang jabatan fungsional perawat, dan hak hokum perawat. Kegaiatan yang dikemas dalam work shop PPNI ini digelar di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.

Ketua Panitia Workshop PPNI Ngada,  Martinus V.Ndona, S.Kep, Ners, M.Sc mengatakan kegiatan merupakan amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Mempan RB) Nomor 25 tahun 2018. Regulasi ini mensyaratkan beberapa jabatan tertentu (JFT) seperti perawat, perawat gigi, rekam medik untuk mengurus kenaikan jenjang jabatan yang lebih tinggi harus bisa lolos uji kompetensi.

Namun pada kenyataannya  belum semua lembaga pembina menyelenggarakan uji kompetensi. Martinus demikian sapaan akrabnya menambahkan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan menyatakan bahwa uji kompetensi jabatan fungsional adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan yang dilakukan oleh tim penguki dalam rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan setingkat lebij tinggi.

"Sumber daya manusia yang profesional dan kompoten merupakan hasil dari upaya pengembangan SDM yang konsepsional, konsisten dan berkesinambungan yang biasanya dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karier," pinta Martinus Ndona.

Sementara, Ketua DPD PPNI Ngada Siprianus Depa, SST.MM, dalam sambutannya mengatakan pendidikan  keperawatan berkelanjutan (PKB) adalah kegiatan keilmuan dimana melalui wadah PPNI ini, anggota PPNI sekabupaten Ngada mendapatkan ilmu pengetahuan ter-update.

Menurut Siprianus Depa yang juga perawat puskesmas Aimere ini menjelaskan dengan pengguaan sistem informasi dilaman baru, pencatatan kegiatan keperawatan lebih muda terdokumentasikan dan lebih dan lebih transparan. Selain itu perawat senyior ini melanjutkan, simulasi penggunaan SI PPNI akan meningkatkan pemahaman dan kepada anggota diharapkan agar mulai memggunakannya untuk kepenteingan pembelajaran keperawatan berkelanjutan.

Materi hak hukum perawat yang akan disampaikan oleh pak Linus Dopo sebagai satunya-satunya magister hukum kesehatan di kabupaten Ngada harus bisa dimengerti oleh rekan-rekan seprofesi perawat. Karena pekerjaan-pekerjaan kita sebagai perawat, erat kaitannya denga permasalah hukum" beber ketua DPD PPNI Ngada Sipri Depa.
 
Para narasumber
Miliki STR

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Agustinus Naru dalam sambutannya ketika membuka kegiatan workshop tersebut mengatakan, legalitas praktik keperawatan yang artinya semua perawat yang dipekerjakan harus memiliki lisensi berupa surat tanda registrasi (STR). Hal itu menunjukan perawat benar-benar cakap dan berkompoten dalam melaksanakan tugas keperawatannya yang selanjutnya diikuti dengan SIP.

Menurut mantan sekretaris dinas sosial (Sekdinsos) Ngada ini, STR dan SIP ini sejalan dengan Permenkes dan standar pelayanan minimal. Kepala Dinkea yang akrab disapa Gusti ini menuturkan, kedepan dinkes Ngada akan berupaya dan memfasilitasi urusan lisensi STR bagi para perawat yang belum miliki STR.

"Seorang perawat harus meiliki lisensi berupa STR sebagai legalitas praktik keperawatan. Kedepan Dinkes Ngada akan berupaya untuk memfasilitasi urusan STR bagi para perawat yang belum miliki STR," ujar Gusti Naru disambut aplus ratusan perawat yang hadir dalam ruangan.

Pantauan media ini, workshop penguatan kapasitas perawat yang digelar oleh DPD PPNI Ngada ini menghadirkan empat orang narasumber yakni pertama,kepala UPTD Latnakes Provinsi NTT bapak Appolonaris T.Berkanis,S.Kep, Ns.MH.Kes menyajikan materi sosialisasi uji komptensi pindah jenjang jabatan fungsional perawat, narasumber kedua Linus Timotius Dopo, SST, MH.Kes memaparkan materi Hak Hukum Perawat, narasumber ketiga Ketua DPD PPNI Ngada Siprianus Depa, SST, MM menyuguhkan materi pendidikan keperawatan berkelanjutan online, dan pemateri keempat atau terakhir yang juga ketua panitia workshop Martinus V.Ndona, S.Kep, Ns,Msc menyampaikan materi Sistem informasi keanggotaan dan simulasi migrasi laman SI PPNHI ke laman baru.

Sala seorang peserta yang diwawancarai oleh awak media ini Dinasti Kristiningrum menyampaikan apresiasi kepada DPD PPNI Ngada yang telah menggelar kegiatan yang sangat ilmiah dan bermartabat. Menurut Dini yang bekerja di Puskesmas Soa ini, untuk waktu yang akan datang PPNI Ngada terus membuat kegiatan penguatan kapastias para perawat.

"Seiring perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK maka kami sebagai tenaga perawat dituntut untuk terus membekali diri dengan pengetahuan keperawatan, sehingga dapat bekerja lebih profesional dan memuaskan masyarakat sebagai pengguna layanan," kata Dini.***

Oleh: Yohanes Don Bosco Ponong.

Monday 12 March 2018

Konfensi Daerah Anak Ngada digelar dua hari di Bajawa -  


BAJAWA, vigonews.com - Konfensi Daerah Anak  (Konferda) Ngada bertema “Aku dan Keselamatanku, dibuka Selasa, (13/03/2018) oleh Asisten I Setda Ngada Emanuel Dopo mewakili Plt.  Bupati Ngada Paulus Soliwoa. Kegiatan konferda yang akan berlangsung dua hari digelar di aula Dinas PMD P3A kabupaten Ngada.

Hadir pada kegiatan itu Asisten 1 Setda Ngada Emanuel Dopo, Kadis BPMD P3A Johanes Watu Ngebu, jajaran BPMD P3A, para siswa dari berbagai sekolah dan guru pendamping masing-masing.

Tema “Aku dan Keselamatanku’ akan mewarnai berbagai kegiatan dan lomba yang digelar selama dua hari itu, antara lain seminar, lomba menulis, lomba pidato pidato, lomba cipta dan baca puisi, lomba menulis opini,dan  pemilihan duta anak yang diikuti oleh para siswa SMP dan SMA dari berbagai sekolah.
 
Para peserta dari berbagai sekolah
Dalam sambutannya, yang disampaikan Emanuel Dopo, Plt. Bupati Ngada Paulus Soliwoa  mengingatkan, kegiatan yang mengangkat tema secara spesifik ini harus merupakan pesan sekaligus peringatan kepada masyarakat terhadap berbagai kasus kekerasan yang menimpa anak, baik kekerasan fisik, psikis, maupun seksual.

Paulus Soliwoa berharap, Konferda anak harus menjadi momen strategis bagi siswa agar semakin peka terhadap berbagai kasus kekerasan yang menimpa anak dalam segala situasi dan kondisi. Namun momen Konferda juga, kata Soliwoa mesti dimanfaatkan secara baik sebagai wahana dalam mengembangkan diri terutama dalam kemampuan berorgansasi.
 
Para pejabat dan guru pendamping yang hadir
Asisten I Ngada, Eman Dopo menambahkan bahwa anak harus peka terhadap kehidupan disekelilingnya, melaui momen ini anak belajar dan menjadi duta bagi anak lain.

Sementara salah guru pendamping dari SMAK Regina Pacis, Lusia Y. Meme guru SMAK Regina Pacis Bajawa, dalam wawancara disela-sela kegiatan mengunkapkan bahwa kegiatan ini penting untuk menumbuhkan kultur kompetitif dalam diri siswa dan implementasi pembelajaran di kelas.

Konferda akan berlangsung dua hari tanggal 13 dan 14 maret 2018, ini juga bertujuan  untuk memilih duta anak tingkat Kabupaten Ngada, selanjutnya akan mengikuti konferda anak tingkat Provinsi NTT.

Oleh: Uno Ignatio

Na'a Nepe Koperasi Kredit-nya orang Soa


SOA, vigonews.com – Na’a Nepe tidak asing bagi orang Soa. Salah satu dari sejumlah koperasi kredit yang berkiprah di daerah lumbung padi, Soa. Di Na’a Nepe, secara ekonomi banyak orang  tersangga, mengatasi masalah ekonomi masyarakat.

Na’a Nepe, bukan sekedar nama dari bahasa setempat yang berarti ‘menyimpan sesuatu – harta karun, tetapi menjadi sebuah lembaga ekonomi yang mampu mengatasi persoalan ekonomi bagi orang Soa dari waktu ke waktu sejak berdiri 37 tahun silam. Dari kelompok arisan para guru, kini menjadi koperasi bagi para petani yang tersebar hingga ke luar cekungan Soa.

Minggu (11/03/2018) Kopdit  ‘Na’a Nepe’ menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2017,  Tahun buku 2016 di dengan Tema Urgensitas, Komitmen Aksi Membedah tata Kelola Koperasi Kredit Yang sehat. RAT yang berlangsung di Gedung Koperasi Kredit Naa Nepe, di Desa Libunio, Kecamatan Soa itu dihadiri oleh 300 orang anggota, para pengurus dan manajemen.

Menurut Ketua Koperasi Kredit ‘Na’a Nepe’ Leonardus Meo, RAT kali ini membahas hal hal yang berkaitan dengan Penyerahan Santunan Daperma,  LPJ pengurus dan pengurus Tahun Buku 2017, tanggapan LPJ pengurus dan pengawas Tahun Buku 2017, pengesahan LPJ Pengurus dan Pengawas Tahun Buku 2017, pengesahan program kerja dan RABKOP Tahun 2018, pemilihan dan pengesahan panitia nominasi, pemilihan calon pengurus, dan pengawas periode 2019-2021, serta  pembacaan berita acara RAT Tahun Buku 2017.

Lipus Lusi yang hadir sebagai pejabat dari Puskopdit  Flores Mandiri dalam sambutannya mengatakan, ada empat tugas utama dalam RAT yang harus diemban dalam keseimbangan hak dan kewajiban kita baik pengurus maupun anggota koperasi kredit. pertama tugas pertanggungjawaban dan evaluasi, kedua tugas perencanaan (Program dan Anggaran). ketiga, tugas pengembangan dan keberlanjutan. keempat, membangun komitmen aksi dalam tata kelola Kopdit menuju visi dan tujuan.

"Namun ada dua halyang paling penting yang menjadi perhatian serius saat ini, yakni membangun komitmen aksi dan tata kelola kopdit menuju pendidikan financial anggota dan keluarga yang lebih,” Philipus Lusi.

Sementara Sekcam Soa, Wilson Siga mengatakan bahwa, Rapat Anggota Tahunan merupakan sebuah kesempatan untuk memperkokoh kedudukan koperasi sebagai wadah untuk menghimpun dan menggerakan potensi ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan prinsip prinsip berkoperasi. Sehingga dengn adanya Kegitan RAT ini tentunya menjadi dorongan tersendiri bagi pengurus, pengawas, manajemen dan segenap anggota Koperasi Kredit ‘Na’a Nepe’ untuk terus berbenah diri bahu membahu membangun koperasi ini dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. Sehingga koperasi kredit ‘Na’a Nepe’ semakin maju dan anggotanya sejahtera dan bertambah banyak setiap tahun.
Dari kiri: Philipus Lusi, Leonardus Meo dan Wilson Siga

“Koperasi Kredit Naa Nepe setiap Tahun mengalami penambahan Jumlah Anggota hal ini karenakan  kehadirannya  bermanfaat bagi masayarakat apalagi para petani. Dulu koperasi ‘Na’a Nepe’ hanya beranggotakan para guru PNS namun berubahnya waktu dan melakukan evaluasi dan pembenahan secara terus menerus demi kesejahteraan masyarakat makanya kopdit ini memberikan ruang kepada siapapun untuk menjadi anggota,” kata Anas Mau, Staf Manajemen Koperasi Kredit ‘Na’a Nepe.’

Dampak positif dari kehadiran Koperasi Kredit ‘Na’a Nepe’ dirasakan Veronika Fao yang sudah setia menjadi anggota selama 12 Tahun. Menurut dia, Koperasi Kredit ‘Na’a Nep’ sangat membantu sehingga  bisa menyekolahkan anak saya tiga orang menjadi Sarjana. “Saya petani, penghasilan saya pas pasaan bahkan tidak menentu namun berkat kepercayaan dari Kopdit  ‘Na’a nepe’ berupa painjaman uang, maka saya dapat menyekolahkan anak saya, sehingga saya tetap bertahan selama 12 tahun menjadi anggota koperasi ini dan tidak pernah berpaling intinya kita setia dan jujur,” kata Veronika.

Kelompok Arisan

Kopdit ini didirikan  pada 13 November 1981 dengan jumlah anggota kala itu 45 orang. Namun, cikal bakal Kopdit ini ternyata sudah dirintis sebelumnya. Adalah seorang guru bernama Andreas Ngala yang menginisiatif untuk membentuk kelompok arisan guru-guru pada tahun 1979. Kelompok arisan ini memang bertujuan untuk membantu para guru dalam mengatasi masalah ekonomi kala itu sehingga dapat tetap menjalankan tugas keguruan dengan baik.
 
Anggota Kopdit Na'a Nepe
Tidak kurang dari sembilan orang guru menjadi keompok arisan yang dibidani Andreas Ngala ini. Mereka masing-masing Andreas Ngala, Lambertus Wea, Johanes Adhi Keo, Joseph Dhake dan Leonardus Phodi.

Kemudian kelompok arisan ini berkembang menjadi kelompok studi tabungan (KST) Soa. Setelah sempat berlajan setahun kelompok KST berubah menjadi Credit Union (CU) pada tahun 1981, yang ketika itu langsung diberi nama ‘Na’a Nepe’ dari bahasa Soa oleh Andreas Ngala. Na’a berarti simpan (tabung).  Ungkapan bijak bahasa Soa: “Na’a dhu ebu pu’u d’eka renga, na’a masa dhadi dhoghe dhu olo-olo – yang berarti: simpan sebagai warisan untuk turun-temurun sampai selama-lamanya.

Sebagai sebuah Credit Union, Na’a Nepe memiliki visi: sebagai wadah yang aman untuk menghimpun sega;a sumber daya dan memberdayakan agar dapat menolong diri sendiri, saling percaya agar keselarasan hidup spiritual dan material dapat terwujud.

Guna mewujudkan visi itu, Na’a Nepe mengemban misi: selalu menanggapi kebutuhan anggota, melayani berskala luas yang kooperatif dan inovatif, memberi kontribusi pengembangan sumber daya masyarakat, konsisten terhadap prinsip serta partisipasi aktif dalam kegiatan.

Koperasi kredit Na’a Nepe sudah beranggota lebih dari 1.400 orang dengan aset lebih dari Rp 8 miliar. Kehadiran koperasi kredit ini sudah banyak membantu masyarakat di Soa bahkan hingga keluar Soa.***

Oleh: Soa Bai Narisz