Responsive Ads Here

Wednesday 13 July 2016

Musim Panen 2016 Ekspor Kopi Ngada Rp 18.7 Miliar


Vigonews.com, BAJAWA/FLORES – Musim panen 2016, petani kopi Ngada yang tergabung dalam berbagai UPH di bawah naungan Koperasi MPIG bakal mengekspor 1,5 juta liter Kopi HS Basah, atau sekitar 18,7 miliar. Meningkat dari tahun sebelumnya Rp 8,1 miliar. Dari panen perdana musim panen 2016, sudah diekspor melalui Indocom Citra Persada sekitar 33 ribu liter lebih atau setara Rp 400 juta lebih. 

Awal musim panen 2016,  Koperasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) mengirim 33.560 liter kopi HS basah ke eksportir -  Indocom Citra Persada di awal musim panen 2016. Pengiriman kopi senilai Rp 400 juta lebih itu dilepas oleh Kadis Pertanian Perkebunan dan Peternakan (P3) Kabupaten Ngada, Korsin Wea,  Rabu (13/07/2016) di Ngalisabu, Bajawa.

Pelepasan  kopi lebih dari 33 ribu liter itu disaksikan Ketua MPIG Leonardus Naru, Ketua Koperasi MPIG bernardus Bere  beserta staf, serta staf Dinas P3 selaku fasilitator. Sekitar pkl. 14.00 wita, tiga truk yang mengangkut kopi itu bergerak dari kantor Koperasi MPIG di jalan bawah, Ngalisabu.

Sebelum acara  pelepasan tiga truk kopi yang sudah diproses menjadi HS basah itu, didahului dengan ritual zia ura ngana guna minta restu leluhur dalam proses pengiriman. Pengiriman dilakukan melalui pelabuhan Reo selanjutnya menuju Surabaya. Pihak Indocom yang sudah menjalinkan kerja sama sejak tahun 2005 - sebagai jejaring MPIG -  akan melakukan proses lebih lanjut menjadi kopi green bean untuk diekspor ke Amerika dan Aropa.

Pada acara pelepasan, Kepala Dinas P3 Korsin Wea mengatakan, pengiriman kali ini adalah kopi hasil panen tahun 2016 dan masih akan berlanjut dengan pengiriman susulan  hingga bulan September mendatang. "Setiap awal musim panen kita selalu buat acara pelepasan yang juga ditandai dengan ritual adat. Setelah kirim perdana setiap awal musim panen, setiap minggu akan selalu ada pengiriman dua kali seminggu ke Indocom," jelas Korsin.

Dikatakan Korsin, 'ekspor' kopi dilakukan melalui Indocom, karena perusahaan ekspor itu memiliki lisensi sebagai eksportir. Pihak Indocom selaku eksportir juga masih melakukan proses lanjutan dari kopi HS basah, HS kering hingga proses akhir menjadi kopi green bean sebagai kopi layak ekspor. "Hal ini karena UPH di bawah koperasi MPIG belum memiliki sarana untuk proses hingga menjadi kopi green bean, sehingga kita belum bisa kirim kopi yang disebut kopi OC atau kopi beras itu" katanya.

Seremonial ekspor kopi Ngada musim panen 2015 lalu (dok)
Untuk pengiriman perdana  musim panen 2016 ini, jelas Korsin, terkirim sekitar 33.560 liter HS basah atau setara dengan  Rp 419.500.000 dengan harga perliter Rp 12.500. Kopi HS basah masih diproses lagi menjadi HS kering, yang jika dikonversikan maka 3,5 kali HS basah sama dengan seliter HS kering. Dari HS kering diproses lagi menjadi kopi green bean (kopi OC) atau kopi beras yang siap diekspor dan siap digoreng untuk dikonsumsi.

Korsin menjawab vigonews.com memprediksikan pada musim panen 2016 akan mampu menghasilkan 1,5 juta liter atau setara dengan 18.750.000.0000. Hasil ini baru menyasar 12 persen atau sekitar 500 hektar dari  5.000 hektar fungsional yang ada. Sementara potensi yang belum tergarap sekitar 11 ribu hektar lebih.

Kopi dari hasi panen perdana musim 2016 berasal dari 14 UPH dan 109 sub UPH dengan jumlah petani 1.800 orang. Jika total hasil panen tahun ini 18,7 miliar, maka setiap petani mendapat hasil masing-masing Rp 10, 4 juta dengan rata-rata lahan 30 are. Karena dari 500 hektar lahan fungsional baru diproses menjadi kopi bermutu melalui MPIG sekitar 12 persen atau sekitar 500 hektar. (edj)

Insert foto: Ekspor perdana kopi musim panen 2016


No comments:

Post a Comment