Responsive Ads Here

Monday 18 January 2016

‘Ayah Predator’: Jajal Anak Kandung Hingga Hamil


SOA/NGADA, vigonews.com - Bunga dan Ros (nama asli ada di redaksi) kini tenggelam dalam pesakitan gara-gara digauli ayah mereka. “Benarkah Ayah seorang predator?” Bunga (11) harus melayani nafsu bejat ayah angkatnya (AB) sejak tahun 2013. Sementara Ros terpaksa melayani sang ayah kandung setiap minggu sekali sejak tahun 2015.

Jeritan  Bunga (11) dan Ros (15) benar-benar tenggelam dalam hingar-bingar publik  Ngada mengakhiri tahun 2015  dan  menyambut tahun 2016. Ketika banyak anak sumbringah menyambut tahun baru yang ceria, keduanya malah merintih dalam lirih tanpa akhir. Bunga dan Ros kini tenggelam dalam pesakitan gara-gara digauli ayah mereka. “Benarkah Ayah seorang predator?”

Bunga yang kini duduk di kelas IV sekolah dasar (SD) Waepana, Soa dipaksa melayani nafsu bejat ayah angkatnya (AB) sejak tahun 2013. Akibatnya Bunga menderita batin dan sakit secara fisik. Sementara Ros, siswi kelas VIII SMPN 3 Bajawa Utara (Batara)  jadi bulan-bulanan ayahnya berinisial (FN)  menyalurkan hasratnya yang membabibuta. Kini Ros sedang mengandung janin ayahnya sendiri yang  diperkirakan berusia 21 minggu (6 bulan)

Kisah dua belia - Bunga dan Ros - bakal menyisakan cerita kelam berkepanjangan. Masa-masa indah sebagai anak-anak tidak bisa diputar lagi. Skenario hidup keduanya seperti dipaksa untuk berubah oleh nafsu serakah ayah mereka. vigonews.com mencoba menelusuri kasus keduanya hingga akhirnya terkuak.

Cengkraman Ayah Angkat
Derita panjang yang dialami Bunga – warga Desa Waepana – terungkap dari sebuah ruang kelas di SD Waepana. Merasa ada yang tidak wajar pada diri Bunga, guru walikelas I, Elisabet Meo, seperti terdorong untuk menyingkap rahasia dibalik kondisi bunga. Dipanggilnya anak itu, lalu dengan ramah Elisabet memintanya mencari uban saat istirahat. Ide dadakan cari uban itu justru membuka tabir yang menyelubungi kehidupan bunga bersama ibunya (SI) dan ayah angkatnya (AB) selama dua tahun terakhir.

Informasi tentang hal itu juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Yasinta Waku. Dan kedua guru ini sepakat untuk tetap sabar mengendus tabir dibalik kehidupan Bunga. “Tiga minggu baru Bunga ungkap,” kata Elisabet ketika ditemui vigonews.com bersama Kepala SD Waepana Yasinta Waku,  awal Januari lalu.

“Tiga minggu baru Bunga ungkap,” kata Elisabet ketika ditemui vigonews.com  bersama Kepala SD Waepana Yasinta Waku,  awal Januari lalu. Dikatakan Elisabet, bunga ingin pindah sekolah. Mendengar  itu Elisabet mulai merasa ada yang tidak beres. “Kenapa Bunga mau pindah,” tanya Elisabet. “ Lalu dijawab Bunga, “Karena saya sakit bu guru.” Elisabet melanjutkan, “Bunga sakit apa?” mendengar itu lama sekali Bunga terdiam.

“Saya diperkosa bu guru.” Elisabet terperangah dengan jawaban Bunga. Kok anak kecil kelas IV bisa bilang begitu. Bunga menuturkan, yang melakukan adalah ayah angkatnya sendiri, AB. Kejadian itu, kata Bunga sebagaimana dituturkan kembali Elisabet sudah terjadi sejak Bunga kelas III SD. Hal itu terjadi berulang-ulang.

Mendengar cerita Bunga, Elisabet dan Yasinta akhirnya paham atas kelainan pada fisik dan perilaku Bunga selama ini. Bunga, secara akademik mengalami penurunan drastis. Anak ini juga sering terlambat sekolah, karena terkadang dipaksa harus melayani nafsu bejat ayah angkatnya. Demikian juga kalau pulang sekolah jika suasana rumah sepih dipaksa melayani ayahnya. Pahal Bunga itu anak yang humoris dan  ceria, tetapi sejak peristiwa itu semuanya terbalik.

Kedua  guru sekolah ini kemudian berinisiatif untuk melaporkan kasus ini ke Polsek Soa pada Jumat (11/12/2015). Sorenya pelaku AB langsung diringkus oleh aparat kepolisian Sektor Soa. Kini AB dititipkan di ruang tahanan Polres Ngada di Bajawa untuk diproses lebih lanjut.

Bunga menurut Elisabet dan Yasinta sudah sempat diperiksa ke dokter bahkan di visum. Yang diketahui kedua guru ini bahwa Bunga sudah divisum dan terbukti ada kekerasan seksual. Soal kondisi kesehatan Bunga yang konon cukup serius, Elisabet dan Yasinta enggan berkomentar. “Kami tidak tahu, tetapi memang sudah diperiksa ke doketr. Nanti biar tanyakan saja pada dokternya,” sambung  Elisabet.

Pengakuan tetangga Bunga,  Nikolaus Nawa, pelaku (AB) sering memperlihatkan sikap tak wajar selama ini. Dia sering marah-marah tak jelas. Apalagi kalau ada banyak orang di rumah dia suka marah-marah sembarangan.

Bahkan, kata Niko, AB juga sering menaruh curiga kalau ada orang yang datang ke rumahnya. AB juga tidak suka kalau ada tamu yang bertandang ke rumahnya itu berlama-lama. Tentang Bunga, Niko memang melihat ada perubahan drastis. “Dia seperti layu, tidak semangat, pucat dan sering nangis sendiri.

Ayah Minta Jatah
Sementara Ros kemudian kemudian dihamili oleh ayah kandungnya sendiri. Siswi kelas VIII SMPN 3 Batara itu terpaksa berhenti sekolah karena harus mengurus janin ayah kandungnya FN yang kini sudah 21 minggu. Ros terasing dari teman sekolah, dari keluarga, dan dari lingkungan karena dianggap aib bagi kampung secara budaya.

Kasus Ros terkuak  saat Ros diperiksa  ke sebuahClinic kesehatan milik Yohanes Vianey Wonga di kecamatan Soa oleh kedua orangtuanya FN dan MN. Uniknya, meski sudah menggauli anaknya hampir setiap minggu sejak Ros Kelas VII, FN masih berani mengantar putrinya  periksa Clinik, yang katanya putrinya  sudah tidak haid selama enam bulan dan diduga mengidap penyakit tertentu. Ros adalah warga Desa Nabelena, kecamatan Batara. Selasa (05/01/2016).  

Ketika dikonfirmasi vigonews.com, Mantri Vianey menuturkan, mendapat penjelasan dari kedua orang tua Ros, dirinya kemudian memeriksa Ros.  Setelah periksa Ros positif hamil. “Saya bilang  kepada kedua orang tuanya kalau Ros ini hamil. Saat saya omong begitu mamanya kaget,” jelas Vianey.

Mendengar penjelasan Vianey, MN  langsung menyergap, “Tidak mungkin pa. Anak saya ini kan masih kecil, dia masih SMP. Mana mungkin dia hamil. Ini tidak mungkin,” kata MN tidak percaya dengan hasil pemeriksaan Vianey. Karena merasa ada yang tidak beres kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi.

Mendengar itu, FN keberatan dengan alasan pelaku adalah adik kandunganya sendiri. Ini aib keluarga jadi sangat tidak pas kalau lapor adiknya ke polisi. Vianey menangkis, “tapi ini anak di bawah umur pa.” Vianey juga makin yakin pelaku bukan PS – adik kandung FN - tetapi ayahnya sendiri. Usia kandungan dengan kedatangan PS yang konon baru pulang dari Kalimantan bulan Oktober tidak masuk akal.

Menurut Vianey, kasus itu akhirnya dibawa ke polisi karena keterangan Ros berubah-ubah menjawab pertanyaan petugas kesehatan, apalagi kalau dekat ayahnya dia seperti ketakutan. Karena alasan itu, polisi kemudian memeriksaa keduanya secara terpisah. Ros pun mengaku bahwa dirinya dihamili ayah kandungnya sendiri. Dia sering diminta jatah perminggu sejak masih duduk di kelas VIII SMPN 3 Batara. Hanya Ros takut karena diancam FN kalau memberitahukan hal ini kepada orang lain termasuk MN, ibu kandung Ros.

Kepolsek Soa, Ipda Arnol Nango ketika dikonfirmasi Kamis (14/01/2016) mengatakan, kasus pemerkosaan anak dibawah umur itu sedang  ditangi pihak kepolisian. Berkasnya kini sudah hampir rampung. Bersamaan dengan kasus Waepana, pihaknya juga sedang menangani kasus pemerkosaan anak di bawah umur oleh ayah kandungnya yang terjadi di Bajawa Utara atas laporan ibunya. Karena ini kasus anak dibawah umur, maka sesuai laporan pihaknya akan melakukan proses sesuai dengan UU Perlindungan anak. “Kita akan proses secepatnya. Ini kasus yang menimpa anak di bawah umur,” Kata Arnol. (edj)*

Insert foto: Ilustrasi

No comments:

Post a Comment