Responsive Ads Here

Saturday 29 April 2017

Berpulangnya Sang Inspirator, Thomas Dola Radho


Thomas Dola Radho berpulang  ke rumah Bapa di Surga. Buku kehidupannya telah ditutup. Meninggalkan spirit menginspirasi generasi. Tokoh multi talent itu tutup usia, Kamis (27/04/2017) di Jakarta. Mantan Ketua DPRD Ngada ini menghembuskan nafas terakhir di rumah putranya Heru Dola Radho, dalam dekapan istri (Mama Rebeka)  dan kehangatan anak cucu. Tangis keluarga memecah keheningan malam di Perumahan Pulo Gebang Indah, Blok J 10 No 20, Cakung, Jakarta Timur.

Sekitar pkl. 21.30 WIB, Thomas masih sempat  makan malam bersama istri, anak, menantu dan cucu.  Selanjutnya cerita santai dan sesekali bercanda dengan cucunya, Dola Radho kecil. Tak ada tanda-tanda Thomas bakal berpulang. Semua dalam suasana akrab penuh canda dan tawa. Sesekali memberi wejangan kepada keluarga tentang berbagai hal. “Kami tidak menyangka bapak (Thomas-Red) akan pergi untuk selamanya malam itu,” kata Herus Dola Radho menjawab MEDIA CERMAT yang menghubunginya melalui ponsel, Jumat (28/04/2017).

Sejam kemudian dari suasana santai malam itu, kondisi Thomas terlihat  berubah dan drop. Denyut jantung berpacu lebih cepat dari biasanya setelah melakukan tensi. Namun kemudian berubah dan terus menurun detak jantungnya. Hingga terkulai lemah di pangkuan mama Rebeka. Semua terjadi begitu cepat hingga sekitar pkl 22.30 WIB, Thomas ‘pamitan’ dengan hembusan nafas terakhir. Memang sempat dilarikan ke Rumah Sakit St. Caraolus, tapi  Thomas tak tertolong.

Dikatakan Heru, ayahnya ke Jakarta setelah hari Paskah untuk melakukan operasi jantung. Indikasi sakit jantung sudah terdeteksi sebelum paskah ketika itu Thomas ke Jakarta melakukan chek up. Saat itu diketahui  Thomas ‘mengidap’ penyakit jantung. Ini sebagai komplikasi dari sakit gula yang dideritanya selama 27 tahun yang menyebabkan fungsi jantung menurun hingga hanya 40 persen. Dari hasil chek up diketahui terjadi banyak penyumbatan akibat komplikasi gula darah.

Saat-saat terakhir bersama keluarga, Thomas tidak memberi pesan khusus. Namun sepekan sebelum ia berpulang, Thomas sempat memberi motivasi  agar orang muda harus terus berkreasi, inovatif dan kerja keras. Ia menaruh perhatian pada banyak hal, terutama pada pembangunan orang muda. Karena bagi dia untuk membangun masa depan bangsa dan gereja harus piawai ‘merawat’ orang muda. Di berbagai kesempatan,  dari kulumnya selalu meluncur  turur yang sejuk dan menyulut semangat siapa saja yang mendengarnya.

Bagi banyak orang yang mengenal dekat dan berkiprah bersamanya, Thomas bagai telaga yang tenang, hening dan memberi kedamaian. Sosok yang selalu merangkul.  Dia sosok mentor yang hebat, pemimpin berkarakter.  Thomas bukan hanya seorang guru, tetapi juga pendidik. Mendidik publik agar lebih bermartabat dengan potensi yang dimiliki sendiri dan bukan diadopsi dari tempat lain. Membangun orang lain dengan menggali apa yang dimiliki orang itu. Setiap orang, bagi Thomas memiliki kekayaan dan kelebihan agar mampu melangkah dengan kekuatan sendiri. Dia mendidik orang mencapai kemandirian.

Dia tokoh yang peduli pada dunia literasi. Jauh sebelum wacana literasi digemakan seperti sekarang, Thomas sudah giat kampanye pentingnya membaca dan menulis. Guru dipaksanya harus bisa membeli buku, giat mencari pengetahuan. Hingga masa senjanya, Thomas terus ‘bersafari’ untuk menggemakan pentingnya membaca. Terakhir dia mendirikan Rumah Baca ‘Thomas Dola Radho’ bersama keluarganya. Rumah baca dengan namanya sendiri memang menjadi monumen hidup yang akan terus menjadi cerita akan sosok yang satu ini. Rumah baca ini didirikan sebagai dedikasinya terhadap dunia literasi bagi publik, dan menyumbangkan buku di perpustakaan pribadi, juga buku yang diadakan oleh putranya, Heru Dola Radho.

Thomas adalah politisi pembelajar. Intelektual yang tidak pernah berhenti belajar. Di mana saja dan kapan saja.  Pemikirannya bernas menghadapai berbagai kepentingan. Pemimpin yang solutif  dan respek dalam mengatasi berbagai persoalan. Kesan ini ditangap oleh Politisi muda Partai Golkar, Klemens Babo. Dia menyebut Thomas sebagai tokoh panutan dan guru politik. Bagi Klemens, Thomas adalah  oasa di tengah hiruk pikuknya kehidupan sosial, politik,  ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan. Dia terus mengalirkan air segar, pemikiran cerdas. Tidak pernah kering.

Tentang Thomas Dola Radho dan apa kiprahnya di Ngada, Nagekeo, Flores bahkan NTT, siapa yang tidak mengenal. Bukan sekedar nama. Tetapi nama yang dikenal dari tutur tindaknya selama hidup. Guna mengatasi kesulitan ekonomi bagi guru-guru, dia menjadi salah satu pendiri Koperasi Sangosay yang digagas oleh Yasukda. Waktu itu banyak guru dipaksanya masuk koperasi. Paksaan itu berbuah manis hari-hari ini. Di kancah politik, kiprahnya dicatat di DPRD Propinsi NTT. Menjadi anggota DPRD Ngada dan Ketua DPRD Ngada 2004 – 2009. Ketua Komisi pendidikan Keuskupan Agung Ende  delapan tahun, Ketua Yasukda dan masih banyak lagi.

Kiprah Thomas Dola Radho tak bisa dihitung, ketulusan dan kebaikan memperjuangkan dan membangun masyarakat Ngada tak dapat ditakar.  Masyarakat Ngada, tau siapa sosok yang selalu tampil sederhana dan bersahaja ini. Kata-katanya sederhana namun penuh daya dari kulumnya yang tulus membakar semangat.

Kini buku kehidupannya sudah ditutup. Dia tak lagi menulis dalam tutur, dan karya. Namun spiritnya menjadi daya bagi banyak orang yang telah mengenal dan tau kiprahnya. Karena itu, hari ini dia pulang, namun dia hidup pula melalui spirit. Dia berpulang dalam usia 67 tahun. Kelahiran Poma, Riung Selatan,  24 Maret 1950 ini meninggalkan Mama Rebeka, dua putra, satu putri dua menantu, dua cucu dan keluarga besarnya. Selamat jalan Thomas Dola Radho!  Berbahagialah bersama para kudus Allah! (emanuel djomba)***

No comments:

Post a Comment