Responsive Ads Here

Saturday 30 December 2017

TP.PKK Gelar Malam Renungan AIDS dengan Tema: 'Menyongsong Hari Esok Tanpa AIDS' -  

WOLOMEZE, vigonews.com – Guna mencegah penyebaran virus HIV/AIDS di Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada, tokoh-tokoh masyarakat kecamatan itu tandatangani komitmen bersama.

Pendandatangan komitmen bersama itu berlangsung di Kantor Camat Wolomeze, Jumat (22/12/2017) belum lama ini. Komitmen itu dicapai dalam acara Malam Renungan AIDS dalam rangka memperingatihari hari AIDS yang jatuh pada 1 Desember dalam semangat peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember.

Malam renungan ini digelar oleh Ibu-ibu PKK Kecamatan Wolomeze, terdorong oleh keprihatinan munculnya kasus virus mematikan di wilayah yang sebenarnya tergolong kampung. “Ini menunjukkan bahwa virus HIV/AIDS tidak mengenal tempat dan bisa kena siapa saja,” papar Ny. Nurhayat Belo, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Wolomeze dalam sambutan jelang renungan.
Ketua TP. PKK Kecamatan Wolomeze Ny. Nurhayat dan Camat Wolomeze Kasmin Belo membuka penandatangan komitmen para tokoh Wolomeze memberantas AIDS
Nurhayat mengingatkan agar masyarakat Wolomeze lebih waspada, karena  penyebaran virus berbahaya ini tidak mengenal siapapun. Yang bekerja jauh dari keluarga supaya memeriksa kesehatannya baik saat meninggalkan kampung maupun saat kembali. Ini sebagai tindakan pengamanan sehingga dapat terdeteksi lebih dini.

Malam renungan bertema: “Menyongsong Hari Esok Tanpa AIDS” baru pernah dilaksanakan di kecamatan ini. Bahkan dalam catatan vigonews.com, kegiatan semacam ini belum pernah digelar di tingkat kabupaten Ngada. Ini dilakukan mengingat di Wolomeze dalam hal penyebaran virus ini harus jadi perhatian, karena sampai saat ini sudah terdeteksi lima kasus. “Kita tidak tahu yang belum terdeteksi,” kata Nurhayat.

Camat Wolomeze, Kasmin Belo memberi apresiasi sebesar-besarnya kepada PKK di Kecamatan yang dipimpimpinya yang telah berinisiatif menggelar malam renungan ini. Kegiatan ini, kata dia sebagai ruang refleksi atas terjadinya kasus HIV/AIDS maupun upaya pencegahan.

“Kita berharap, dari kasus yang ada memberi gambaran yang jelas bagi kita untuk terus mewaspadainya, dan berupaya bahu-membahu mencegah dengan melibatkan berbagai elemen,” pinta Kasmin.

Baik Camat Kasmin Belo maupun Ketua TP.PKK Kecamatan Wolomeze Ny. Nurhayat, mengatakan bahwa kegiatan ini setidaknya menjadi ruang efektif untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang AIDS. Dan lebih dari itu, terhadap korban tidak didiskriminasi, karena masyarakat mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana menyikapinya.
Anggota PKK Kecamatan Wolomeze
Dipandu MC Asry Moi, malam renungan diwarnai dengan kegiatan edukasi yang memberi gambaran tentang HIV/AIDS disampaikan Yohanes Vianey Wonga. Viany, begitu dia biasa disapa membedah habis tentang bahaya virus HIV/AID sehingga sekitar 150 peserta memahami secara baik.

Ruang edukasi yang tidak kalah penting juga disampaikan oleh salah seorang Odha yang ternyata bersedia memberi testimoni seputar pengalamannya dalam menyikapi HIV/AIDS. Tujuannya agar masyarakat tidak memahami secara keliru tentang HIV/AIDS, dan memberi tempat dan sikap yang tepat kepada para korban, bukan dikucilkan.

Pita Merah

Kegiatan ini diakhiri dengan renungan, doa dan penyalaan lilin yang dipandu oleh Emanuel Djomba dari Rumah Literasi Cermat Ngada. Selain itu, Djomba juga membaca puisi berjudul ‘Pita Merah’ sebagai sebuah refleksi atas penyebaran virus HIV yang hingga kini dianggap belum mencapai kemenangan atasnya.

Penyebaran virus ini, kata Djomba, sudah merambah desa, dan tercerabutnya generasi dari kearifan lokal telah membuat desa rentan berbagai perubahan yang negatif. ‘Pita Merah’ juga mengingatkan kita pada lambang AIDS yang sering diidentikan dengan pita merah berbentuk tulisan victory tetapi terbalik.
Bergandenga tangan, menyatukan hati, pikiran dan tindakan memberantas AIDS di Wolomeze
Victory terbalik, artinya belum menang atas AIDS, karena itu membutuhkan peran semua pihak untuk mencegah dan memerangi penyebaran virus yang mematikan itu. Merah juga simbol darah, tempat berkembangnya virus ini. Warna merah itu pula menjadi simbol perjuangan yang harus terus dikobarkan memerangi virus mematikan itu.

Mungkin karena itu, tokoh-tokoh masyarakat Wolomeze yang dipimpin Camat Kasmin Belo membangun komitmen bersama untuk memerangi HIV/AIDS. Komitmen itu diwujudkan secara bersama-sama dengan membubuhkan tanda tangan dan bergandengan tangan memerangi AIDS.

Tokoh-tokoh masyarakat Wolomeze yang membubuhkan tanda tangan, berturut-turut, Camat Wolomeze Kasmin Belo, Ketua TP PKK Kecamatan Wolomeze Ny. Nurhayat, Babinsa Wolomeze Sertu Mansetus Ninmusu, Kapospol Brigadir Pol. Wolomeze Bersadi Kilikily, Kepala Desa Wue Johanes Lete, Kepala Desa Denatana Bruno Wanggol, Sekretaris Desa Denatana Timur Frans Toda, Penjabat Kepala Desa Larilaki M. Th Retuk, Ketua Stasi Mainai Simon Sila, Tokoh muda Rikardus Loy, Tokoh Perempuan Dominika Sewu, Ketua BPD Denatana Timur Hilarius Mbali dan unsure pimpinan kecamatan lainnya. (SP)***



Friday 29 December 2017

Gedung baru SMAK Regina Pacis, Unit 'Maria Mater Dei' yang baru diresmikan. Prasarana gedung menjadi salah standar dalam meningkatkan mutu lulusan -  

BAJAWA, vigonews.com – Pada moment Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis Bajawa, Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr mengukuhkan Ikatan Alumni Regina Pacis Bajawa. Pengukuhan itu dilakukan usai misa syukur Reuni Alumni, Jumat (29/12/2017).

Ketika menyampaikan sambutan, Uskup Sensi mengungkapkan bahwa gerakan alumni kini tumbuh di banyak lembaga pendidikan. Hanya dia berharap, gerakan alumni tidak hanya sekedar model. Sebaliknya ikatan alumni menjadi gerakan dalam menyokong lembaga sebagai almamater yang telah mendidik dan membesarkan.

Ditambahkan Uskup Sensi, Alumni SMAK Regina Pacis yang kini mencapai 6.000 orang harus menjadi kekuatan dalam mendukung kemajuan sekolah dalam berbagai aspek. Dukungan itu tentu saja dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan membentuk manusia cerdas dan berkarakter bagi Gereja dan Bangsa ini.

“Kekuatan alumni harus didayagukan sebagai salah satu komponen dalam memajukan sekolah. Alumni tentu pantas bersyukur karena mereka sudah dididik dilembaga ini. Karena itu ucapan terima kasih mesti diapresiasikan kepada almamater,” katanya.

Pada kesempatan itu, Uskup Sensi mengukuhkan para pengurus Ikatan Alumni Recis yang baru terbentuk pada Reuni Akbar Alumni. Dalam reuni ini hadir sekitar 500 alumni  representase dari 35 angkatan, sejak menamatkan tahun 1985 dari berdiri tahun 1982. Uskup Sensi berpesan: ‘semoga setia dalam pelayanan kepada almamater.’

Dari sekian banyak pengurus yang dikukuhkan Uskup Sensi pengurus inti Ikatan Alumni Recis masa bakti lima tahun ke depan, antara lain: Ketua Umum: Gerardus Reo dilengkapi wakil-wakil ketua; Sekretaris Umum: Emanuel Hendriyanto Ndiwa dilengkapi dengan sejumlah wakil sekretaris dan Bendahara Umum: Fransiska Zia, yang juga dilengkapi beberapa wakil bendahara.

Terakreditasi

Pada Reuni Akbar Alumni ini rupanya menjadi momen berahmat, karena SMAK Regina Pacis pada tahun 2017 terakreditasi ‘A’. Keputusan Badan Akreditasi dibacakan oleh Yohanes Lulu Kumi usai misa syukur. Predikat ini mendapat sambutan dan aplaus dari sekitar 2.000 undangan yang hadir dan civitas akademika SMAK Regina Pacis.

Nilai dari delapan standar untuk memenuhi predikat terakreditasi cukup signifikan kecuali standar prasarana yang mendapat nilai 88, tujuh standar lainnya meraih nilai di atas 90. Untuk diketahui saat ini prasarana gedung sedang dalam proses pembangunan.

Rincian nilai dari delapan standar itu, yakni: Standar Isi (95); Standar Proses (94); Standar Kompetensi Lulusan (96); Standar Pendidik (93); Standar Sarana (88); Standar Penglolaan (93); Standar Pembiayaan (91); dan Standar Penilaian (94).

Untuk diketahui, akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi internal dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Rinu Romanus mengatakan, terkait dengan standar kelulusan untuk Bidang Studi IPA SMAK Regina Pacis berada pada urutan keempat, sedang tiga sekolah di atasnya adalah barisan SMA Seminari. “Jadi untuk sekolah umum, SMAK Regina Pacis berada pada rangking teratas,” kata Romanus disambut aplaus hadirin. (Emanuel Djomba)***




Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr dalam khotbahnya minta ' jangan cemas hari esok' -  

BAJAWA, vigonews.com  - "Jangan cemas hari esok. Dengan kekuatan hati engkau akan mampu merenda hari demi hari menuju hari esok yang terang benderang," pesan Uskup Agung Ende Mgr. Vinsentius Sensi Potokota, Pr pada misa syukur Reuni Akbar SMAK Regina Pacis, Jumat (29/12/2017).

Pesan ini menjadi sari dari rangkaian khotbah Uskup Sensi selama 30 menit setelah membedah tema: "Satu Hati untuk Regina Pacis" dalam balutan Furman Tuhan. "Ini tema biasa dari hajatan sosial biasa. Namun Recis mengubahnya menjadi luar biasa," ujar Uskup Sensi di awal khotbahnya.

Tema ini bermakna ajakan, namun bukan ajakan biasa. Ajakan yang menyentuh hati sejak awal berdiri sampai saat ini. Tema ini bukan sekedar ajakan anak zaman ini, tetapi yang terangkai dari generasi ke generasi. Ajakan yang menyiratkan kerja dalam durasi yang sangat panjang. Itu sebabnya ketika di titik tiba hari ini, ajakan ini harus terus dihidupi dan merangsek ke masa depan menuju cita-cita dan visi yang digumuli sejak berdiri tahun 1982 lampau.

"Satu Hati untuk Regina Pacis" sepenggal rumusan tema yang tidak sederhana karena merupakan selarik doa. Sebuah sudut pandang yang menyiratkan komitmen dan keyakinan.
Namun Uskup Sensi membuat peserta yang hadir tertegun dengan sejumput pertanyaan: "Sedalam itu kah?" Ada apa dengan hati anda di Recis ini sehingga perlu disatukan? Bahwa dalam kebersamaan dan keberagaman selalu ada niat untuk mempersatukan, tentu saja untuk kepentingan bersama. Namun juga untuk kepentingan sendiri  karena dalan kebersamaan dan keberagaman ada pribadi-pribadi yang terajut. Tanpa kebersamaan sudah berarti mengingkari eksistensi sebagai makhluk sosial.

Dalam kaitan dengan peresmian gedung sekolah, berarti ada komitmen agar semua komponen menjadi sehati untuk Regina Pacis. Di sini ada alumni, orang tua, sekolah dengan para guru dan yayasan dan pemerintah. Semua membangun komitmen dalam satu hati.

Jika dihubungkan dengan kisah penciptaan, segala sesuatu yang dimulai dan dikerjakan dengan semangat dan komitmen sehati akan baik adanya karena ada terang besar. Namun dalam kisah penciptaan manusia menjadi sombong sehingga kegelapan terjadi. Memadamkan terang berarti meniadakan peran Allah.

Karena kegelapan itu, Allah memakai para nabi setiap zamannya guna menghalau kegelapan. Namun manusia sepanjang sejarah selalu gagal memadamkan kegelapan. Itu sebabnya, Allah mengutus putra-Nya sendiri, yakni Yesus. Pribadi yang jauh lebih besar  dari para nabi yang pernah ada. Mengapa harus Putra-Nya? Karena Allah tidak mau mengingkari hakekatnya sebagai Sang Cinta - Sang Terang.

Dalam konteks penyelamatan, Yesus dipercaya dan diutus untuk mengumpulkan kembali yang tercerai-berai. Merakit kembali yang tercecer. Mengumpulkan kembali berserakkan melalui korban terbesar dengan wafat di kayu salib.

Harus kita akui bahwa kesatuan apapun tidak akan terwujud  tanpa terang Tuhan. Yesus membangun kesatuan dan keutuhan tanpa membangun kekuasaan dengan kerajaan dunia tetapi membangun hati. Membaharui hati - memberi kepada kita dengan hati yang baru. Dan persatuan yang sejati itu adanya di hati, bukan di kepala, bukan pada inftastruktur fisik, tidak juga melalui keterkenalan dan kekuatan manusia duniawi.

"Ada apa dengan hati," tanya Uskup saat khotbah di hadapan sekitar dua ribuh umat yang hadir. Pertama: di hati kita tanamkan sedalam-dalamnya visi dan spirit perjuangan yang menjadi cita-cita para pendiri lembaga Regina Pacis. Tanamkan itu dalam-dalam di hati dan bukan di kepala.

Hari ini keluarga besar Recis Menguatkan kembali komitmen yang sudah dimulai oleh para pendiri lembaga ini. Recis sadar bahwa perjuangan para pendiri tidak dimulai asal-asalan tetapi dimulai dari mimpi dan cita-cita yang besar. Mimpi besar itu harus menjadi roh perjuangan dalam perjalanan sejarah Recis babak demi babak. Diimplementasikan melalui program-program dan terus-menerus direvitalisasi.

Kedua, kata Uskup Sensi,  menyadari kekuatan dari dalam yakni ‘Hati’ dimana hati sebagai instansi batin yang paling dalam dari manusia. Melalui hati yang kuat lahir momentum hari ini sebagai momen menguatkan kembali spirit para pendiri yang disatukan dalam tema sedemikian inspiratif. Kita butuh ‘tenaga dalam’ – kekuatan hati’ sehingga mimpi tertanam dan akan bertumbuh menjadi kenyataan. Kita butuh ‘tenaga dalam’ karena menggunakan otak banyak yang menyesatkan. Itu sebabnya kita ingin Recis terus ciptakan mimpi-mimpi besar dengan keluatan hati sebab di sanalah pusat kekuatan. Tuhan bertahta dalam hati mereka yang membuka diri, bukan pada infrastruktur fisik. Di hati, Tuhan tanamkan kekuatan cinta-Nya karena dari cinta asal dari segala yang baik.(Emanuel Djomba)***


Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr saat menyerahkan kunci gedung Maria Mater Dei kepada Kepsek Rinu Romanus mengatakan, 'Pekerjaan belum berakhir' -  

BAJAWA, vigonews.com  - Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr mengungkapkan, "pekerjaan kita belum berakhir karena masih banyak harapan." Demikian dikemukakan Uskup Sensi dalam sambutan pada perayaan puncak Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis Bajawa, Jumat (29/12/2017).

Dikatakan, pekerjaan belum berakhir, karena tantangan juga masih terus ada dalam memenuhi harapan-harapan para pendiri lembaga ini. "Kerja belum berakhir karena tantangannya adalah mewujudkan cita-cita para pendiri," katanya.

Pada kesempatan reuni itu, Uskup Sensi menyatakan salut kepada semua pihak yang telah membuat Recis berkibar hari ini setara dengan sekolah unggul lainnya. Dari awal berdiri tahun 1982, sekolah ini terbilang tak banyak diminati. Namum kemudian - hari ini - menjadi ikon sebagai sekolah yang diperhitungkan.

Terkait dengan ptestasi itu, Uskup Sensi mencatat keterlibatan sejumlah komponen yang terus mengawal dan mendandani sekolah ini menuju prestasi. 

Peran orang tua yang terwadahi dalam Komite dalam memberi peran mengatasi banyak soal pendidikan sebagai wujud rasa tanggung jawab. Peran komite semakin efektif meminimalisir berbagai hal yang belum selesai.
Komponen yang lain adalah alumni. Melalui peran mereka menunjukkan tidak lupa pada almamater yang sudah membesarkannya. Uskup Sensi berharap gerakan alumni tidak sekedar model tetapi sungguh-sungguh memberi kontribusi bagi kemajuan lembaga.

Ada komponen guru dan tenaga kependidikan. Guru hendaknya memberi inspirasi bagi anak didik. Guru bertugas di tengah tantangan silih berganti, karenanya harus berinovasi dan kreatif. Mendidik anak agar cerdas dan berkarakter. Dan cerdas itu bagian dari karakter dengan membangun kepribadian. Karena itu guru harus tau secara mendalam apa yang terkandung dalam karakter. Membentuk karakter menuntut guru mendidik dengan cinta. Cinta dimana? Cinta di hati! Jadilah guru yang mendidik dengan hati, tidak cukup dengan otak saja. Guru harus menatap hatinya karena rupa-rupa karakter. Karakter ditunjukkan melalui keteladanan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan kata Uskup Sensi, baik pemerintah maupun yayasan harus bersinergis sebagai mitra melalui.kerja sama yamg harmonis. Kaharmonisan itu bertujuan agar apa pun yang dilakukan oleh keduanya tidak sampai merugikan siswa.

Sementara komponen lain dalam pendidikan adalah siswa sebagai yang utama. Komponen yang lain ada karena siswa. Makanya perlu kesediaan belajar sehingga terbentuklah insan yang cerdas dan berkarakter.(ch)***


Bupati Ngada Marianus Sae pada acara Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis mengatakan, sekolah ini menjadi model pendidikan di Ngada -  

BAJAWA - "Baik!" Demikian sapaan awal Bupati Ngada Marianus Sae saat menyampaikan sambutan pada puncak acara Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis, Jumat (29/12/3017). Begitu meraih microfon, Marianus menyapa hadirin, 'baik bapak/ibu sekalian'.
Sapaan itu menyiratkan momentum Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis sebagai saat berahmat. Menurut Bupati Marianus, kehadiran Gereja melalui misi pendidikan sebagaimana eksistensi SMAK Regina Pacis sebagai rahmat bagi banyak orang.

Dikatakan Marianus, Kehadiran lembaga pendidilan swasta seperti Regina Pacis dengan berbagai prestasi mengingatkan kita bahwa peran gereja sangat nyata, bahkan peran itu jauh sebelum negara ini ada melalui kehadiran dan kiprah Misi. Peran ini tentu akan terus digemakan sampai kapanpun, misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi.

"Saya memberi apresiasi dan berterima kasih atas peran-peran yang diemban itu, yang sudah membantu Pemerintah Ngada," kata Bupati Marianus.

Atas peran yang besar dan momen berahmat itu sehingga Bupati Marianus berupaya hadir. Padahal Jumat sekitar pkl. 02.00 wita Bupati Marianus baru bertolak dari Pocoranaka Timur, Manggarai Timur serangkaian safari politik dalam kapasitasnya sebagai salah seorang kandidat Gubernur NTT pada Pilgub 2018.

"Meski pkl. 02.00 wita baru lepas dari Lawir, Pocoranaka Timur, saya berusaha supaya bisa hadir dalam acara ini. Ini sebagai bentuk apresiasi saya atas peran Gereja yang sangat nyata dalam proses pembangunan manusia," urai Marianus.

Bupati Marianus juga menyampaikan apresiasi kepada para guru yang sudah mengantarkan sekolah ini menjadi sekolah unggul yang diperhitungkan namun tetap ramah terhadap berbagai lapisan masyarakat.

Sebagai sekolah unggul Recis bisa menjadi model pengelolaan pendidikan di Ngada bahkan di tingkat propinsi NTT. "Belajar tentang pendidikan, mari kita belajar di sekolah ini. Sekolah ini sudah menunjukkan kapasitasnya di Ngada dan NTT melalui prestasi-prestasi gemilang," imbuh Marianus.

Ke depan, harap Marianus, sekolah ini harus terus didorong menjadi sekolah unggul menuju tingkatan keunggulan yang lebih baik lagi dari yang sudah dicapai hari ini. Sekolah ini sudah menghasilkan orang-orang cerdas. Pendidikan menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus selalu menjadi agenda wajib  siapapun pemimpin. Begitu juga yang akan memimpin NTT berikutnya harus punya komitmen yang sama. "Yang jelas komitmen ini akan dipegang pemimpin tidak di luar calon yang ada," kata kandidat Cagub dari PDIP dan PKB ini yang disambut aplaus dan tawa hadirin.(ch)***


Kepala SMAK Regina Pacis Bajawa kepada para alumni dari 35 angkatan mengatakan, 'kalian pelaku sejarah' -  

BAJAWA - Pada puncak acara Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis Bajawa, Jumat (29/12/2017), Kepala Sekolah Rinu Romanus sampaikan terima kasih kepada para alumni.
"Terima kasih saya sampaikan kepada para alumni, baik yang hadir dalam acara ini maupun yang tidak sempat hadir. Karena kalian adalah pelaku sejarah," ujar Romanus di hadapan sekitar 2.000 undangan yang hadir.

Melalui para alumni, kata Romanus, sejarah Regina Pacis telah ditulis. Dan, Regina Pacis akan terus menciptakan sejarah dan prestasi juga di tangan para alumni, menyokong kerja para guru bersama dukungan orang tua, yayasan dan pemerintah.

Kepada para guru dan siswa, Romanus mengatakan, "saya hanya bisa berarti karena kalian semua. Para siswa, guru, komite, alumni dan berbagai stakeholder sehingga sekolah ini tetap dapat bersinar bagi daerah dan bangsa ini."
 
Wajah alumni SMAK Regina Pacis
Semua yang sudah dicapai di lembaga ini dengan dukungan berbagai komponen menunjukkan betapa dahsyat kasih Tuhan. Dia menegaskan, bahwa sekolah ini milik umat, milik bangsa ini. Melalui sekolah ini wajah Gereja terpancar. "Sekolah ini milik umat. Ada wajah Gereja di sekolah ini. Saya dan guru-guru hanya penjaga dan kalianlah pemiliknya," papar Romanus.

Ditegaskan Romanus, untuk membawa Recis menjadi lembaga yang unggul berkelanjutan perlu sehati, sepikir dan seperjuangan dari komponen-komponen ini. Sehati mewujudkan spirit pendiri Rm. Piet Sepe, Pr dan Thomas Dola Radho dengan kawan-kawan masa itu.

Pada era awal, kenang Romanus, sekolah ini bukan lembaga pendidikan pilihan para calon siswa. Tantangan menghempas sekolah ini di era awal karen SDM pengelola dan fasilitas yang serba minim. Namun para pendiri tak surut semangat dan tak mundur sedikitpun. Hingga hari-hari ini dengan spirit para pendiri dan generasi berikutnya membawa menjadi lembaga yang dipercaya.
 
Para alumni yang hadir
Kini, lanjut Romanus, menjadi sekolah harapan bagi umat. Jumlah siswa tak harus dicari-cari sebaliknya selalu membuat pengelola piawai karena banyak yang antri. Kata Romanus, kapasitas terima siswa hanya 300 orang setiap tahun namun yang antri ingin daftar 400, 500 bahkan melebihi itu.

Lembaga ini kemudian mencatat berbagai prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik seperti bidang olahraga dan seni. Bidang akademik menunjukkan kualitas lulusan mampu bersaing dengan sekolah unggul lainnya, olimpiade bidang studi, adu debat hingga menulis terus mengukir prestasi.

Meski begitu, ungkap Romanus, sekolah ini belum akan lekang tantangan ke depan. Karena itu, semua komponen perlu satu hati untuk Recis agar terus memiliki kemampuan meretas tali temali masalah di masa depan dengan sahih.
 
Alumni dan undangan yang hadir
Hari ini, tambah Romanus, saya penjaga sekolah ini sebagai kepala sekolah. Ke depan siapapun memimpin sekolah ini harus punya spirit yang sama. Pemimpin boleh ganti tetapi visi dan spirit para pendiri tidak boleh ganti. "Kita sudah siapkan sistem sehingga siapapun pemimpin akan bergerak di dalam sistem. Karena hanya pemimpin gagal yang tidak bisa siapkan kader untuk mengalirkan spirit yang sama," katanya.

Ditambahkan, bahwa kekuatan lembaga tidak boleh tergantung pada orang, tetapi pada kekuatan sistem dan mengatur tim kerja. Siapapun yang menjadi pemimpin, Recis tetap harus berjaya. Seraya membangun komitmen yang kuat dalam satu hati bahwa sekolah ini dijaga keberpihakannya kepada umat dan semua lapisan, atau option for the poor. "Recis baru kini adalah Recis yang hightquality - low price. Bermutu tinggi namun biaya pendidikan terjangkau untuk semua kalangan. Ini lembaga yang berpihak kepada umat dan kaum lemah," kata Romanus menutup disambut aplaus hadirin.(ch)***


Wabup dan Ibu Atik Soliwoa mendukung  Konser Recis Voice menggalang dana untuk kelanjutan pembangunan sekolah Recis -  

BAJAWA - Ada yang unik dari kegiatan puncak  Reuni Akbar SMAK Regina Pacis Bajawa, Jumat (29/12/2017). Wakil Bupati Ngada Paulus Soliwoa yang menjadi ketua panitia reuni melaporkan kegiatan  dengan cara unik, lewat syair lagu.

Begitu naik panggung, Wabup Soliwoa memanggil sejumlah tim kerja yang juga alumni ikut naik ke panggung, dan dihadapan sekitar 2000 undangan yang hadir, langsung mengambil microfon dan menyanyikan sebuah lagu yang salah satu penggalannya, "Tuhan perhatikan tiap tetasan air mata. Dia mengenal hatimu dan hatiku." Selesai menyanyikan syair lagu itu, Wabup Soliwoa mengatakan, "ya itu laporan saya." Hadirin pun membalas dengan seyum dan aplaus.

Uskup Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr Resmikan Gedung ‘Maria Mater Dei’ SMAK Regina Pacis Bajawa
Karena ini acara kita bersama, maka saya tidak perlu sampaikan sambutan. Biasanya sambutan ketua panitia urusannya paling-paling seputar ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Untuk itu sambutan saya ini disampaikan lewat lagu saja.

Meski demikian, kata Soliwoa, dirinya tetap harus menyampaikan hasil konser Recis Voice salah satu mata acara dalam rangkaian Reuni Akbar Alumni, yang bertujuan menggalang dana bagi kelanjutan pembangunan gedung sekolah. 

Dilaporkan Wabup Soliwoa, konser musik Recis Voice menjadi salah satu model dalam menggalang dana. Malam dana yang berlangsung tidak lebih dari dua jam itu, kata dia, berhasil mengumpulkan dana baik dari alumni maupun undangan sebesar Rp 314 juta lebih.
 
Paitia Reuni Akbar Alumni SMAK Regina Pacis bersama Handika
Uang sebesar itu diperoleh dari lelang lagu yang menghadirkan artis penyanyi Handika, maupun atraksi Recis Voice dan lagu dari para alumni. "Termasuk saya juga sumbang lagu yang kemudian dilelang," kata Soliwoa disambut tawa hadirin.

Malam itu juga ada lelang jas bermotif lokal Bajawa yang dikenakan Handika. Jas yang dikenakan Handika ketika tampil pada konser itu dilelang dengan harga Rp 25 juta oleh gabungan tiga pengusaha.

Menariknya, lanjut Soliwoa, ternyata di panggung ini menjadi ajang Partai Politik untuk menyatakan kepedulian pada dunia pendidikan dengan memberi bantuan spontanitas. Partai PAN yang pertama menyulut melalui Ketua DPD PAN Ngada Kristo Loko dengan menyatakan partainya menaruh perhatian pada masalah pendidikan. Segera setelah partai PAN menyusul PKB, PDIP, Hanura Nagekeo, dan Nasdem. Total bantuan partai politik malam itu sekitar Rp 80 juta. Ada juga muncul dari relawan Marianus Sae di Ngada dan Timor masing-masing Rp 10 juta dan relawan Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi Rp 2 juta.

Pada kesempatan itu, dalam kapasitas sebagai Wabup, Soliwoa menyampaikan bahwa bantuan dari Pemerintah Daerah Ngada sebesar Rp 250 juta.(edj)***


Uskup Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr meresmikan gedung "Maria Mater Dei' -   

BAJAWA, vigonews.com - Peresmian gedung ruang kelas unit Maria Mater Dei yang dirangkaikan dengan misa syukur menjadi puncak rangkaian Reuni Akbar SMAK Regina Pacis, Jumat (29/12/2017).

Misa syukur itu dipimpin Uskup Agung Ende, Mgr Vencentius Sensi Potokota, Pr dengan 11 imam selebran, dimeriahkan Paduan Suara Regina Pacis diiringi gerak dan tari dalam nuansa inkulturasi. 

Uskup Sensi yang tiba di Recis bersama Bupati Ngada Marianus Sae bersama rombongan diterima oleh Ketua Panitia Paulus Soliwoa, Kepala Sekolah Rinu Romanus, Ketua Ikatan Alumni SMAK Regina Pacis Gerardus Reo, Ketua Komite Isodorus Djawa. 

Peresmian gedung baru oleh Uskup Sensi dan Bupati Marianus dilakukan sesaat sebelum misa syukur dimulai, disaksikan 1000 siswa sekolah itu, sekitar 500 orang alumni dan orang tua siswa serta undangan dan hadirin lainnya.
 
Marianus Sae menandatangani prasasti peresmian gedung 'Maria Mater Dei'
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, peresmian gedung diawali dengan pembacaan berita acara  oleh Bupati Marianus Sae. Kemudian penandatangan prasasti berturut-turut oleh Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr, Bupati Ngada Marianus Sae, Ketua Yasukda RD Daniel Aka, Pr, Ketua Panitia yang juga Wakil Bupati Ngada Paulus Soliwoa,  Ketua Ikatan Alumni Gerardus Reo, Ketua Komite Isodorus Djawa dan Kepala Sekolah Rinu Romanus.

Usai membubuhkan tanda tangan pada prasasti, Uksup Sensi memotong pita dan menerima kunci dari pelaksana pembangunan. Beberapa saat kemudian membuka pintu disaksikan Bupati Marianus serta semua yang hadir dan meninjau salah satu ruangan di Unit Maria Mater Dei berlantai empat itu yang akan digunakan sebagai ruang kelas.

Sesaat kemudian Uskup Sensi menyerahkan kunci kepada Kepala Sekolah Rinu Romanus, seraya berpesan: "Dengan Iman saya telah meresmikan dan membuka gedung ini untuk digunakan bagi pendidikan anak bangsa," katanya.

Dikatakan Uskup Sensi, gedung ini menjadi sumbangsih dari banyak partisipasi  bagi pendidikan generasi bangsa dan gereja serta siapa saja sehingga menjadi berkat.

"Saya serahkan kepada pengelola untuk  melanjutkan karya agung ini, agar berfungsi sesuai restu dan kehendak Tuhan. Dengan membuka pintu, maka ini tanda dimulainya pemanfaatan gedung ini untuk generasi gereja dan bangsa," pesan Uskup Sensi seraya meyerahkan kunci ruangan kepada Rinu Romanus.
 
Kepsek SMAK Regina Pacis (Kanan) ketika menerima kunci gedung Maria Mater Dei
Setelah menerima kunci dari Uskup Sensi, Kepala Sekolah Rinu Romanus menyatakan terima kasih dan kepercayaan atas tugas yang diemban gereja kepadanya. "Terima kasih atas kepercayaan ini. Saya siap mengemban tugas dan menjadikan wajah Gereja di lembaga di SMAK Recis," tegas Romanus.

Gedung Unit Maria Mater Dei, lanjut diberkati oleh Uskup Sensi dalam misa kudus usai menyampaikan khotbahnya. Paduan suara Regina Pacis gegap gempita dalam kemegahan mengiringi pemberkatan gedung ruangan demi ruangan di empat laintai itu.

Paulus Soliwoa Pada Reuni Akbar Recis: 'Sambutan Saya Lewat Lagu Saja Hasilnya Rp 314 Juta'


Peresmian dan pemberkatan gedung Unit Maria Mater Dei dalam misa syukur meriah menjadi puncak rangkaian Reuni Akbar Alumni Recis. Kegiatan ini dirangkaikan dengan seminar nasional dan konser Recis Voice dengan menghadir penyanyi Handika, alumni Academia Indosiar 2016. Rangkaian Reuni Akbar itu dirajut dalam satu tema besar "Satu Hati untuk Regina Pacis". (Ch)***