Responsive Ads Here

Thursday 30 June 2016


MAUMERE -- Kepala Badan 'Search and Rescue' SAR Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI F. H. Bambang Soelistyo bersama Deputi Bidang Operasi SAR, Mayjen TNI Heronimus Guru membuka rapat koordinasi SAR Daerah se daratan Flores-Lembata di ibukota Kabupaten Sikka, Maumere, Rabu (28/06).

"Kemarin (29/06), kunjungan Kepala Badan SAR Marsekal Madya TNI F.H. Bambang Soelistyo, S.Sos dan Deputi Bidang Operasi SAR Badan SAR Nasional Mayor Jendral TNI Heronimus Guru, M.Si dalam rangka kegiatan Rapat Koordinasi SAR Daerah di Maumere," kata staf  Humas dan Protokol Pemda Sikka, yang namanya enggan dikutip, melalui sambungan telepon, Kamis (30/06).


Lanjut staf Pemda itu, kegiatan yang diikuti Badan SAR se-daratan Flores-Lembata diresmikan Kabasarnas dan berlanjut sampai hari ini (Kamis), di sebuah hotel di kota Maumere.


"Beliau (Kabasarnas) membuka dan memimpin Rakor SAR daerah sedaratan Flores-Lembata di Maumere. Kegiatan berlangsung pagi tadi jam 10 (Wita) di Capa Hotel," terangnya.


Untuk diketahui, Rakor bertema 'SAR Daerah Kita Satukan Pemahaman Tentang Pencarian dan Pertolongan sesuai UU No.29 Tahun 2014' itu juga dihadiri Kepala Pangkalan TNI AU Kupang, Kepala Kantor SAR Provinsi NTT.


Selain itu hadir pula, Bupati-Wakil Bupati Sikka, Yoseph Ansar Rera-Paolus Nong Susar, Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga serta Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Kabupaten Sikka dan Pimpinan SKPD Sikka.


Tambahan Armada


Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya FHB. Soelistyo, S.Sos, ketika membuka Rapat Koordinasi mengatakan, terkait dengan operasi sepanjang pantai, Maumere mendapat bantuan armada berupa Rescue Truck untuk mengangkut personil tim SAR dan Rescue Boat RB 308 yang akan digunakan untuk melakukan operasi sepanjang wilayah pantai pulau Flores. Armada ini untuk operasi penyelamatan kalau ada bencana dan juga untuk mendukung kegiatan wisata di daerah itu, sekaligus memperkuat sarana yang sudah ada.


Wilayah Flores, termasuk Maumere tambah Soalistyo masuk  wilayah rawan bencana. Dia mencatat kejadian seperti meletusnya Gunung Rokatenda di Palue. Jadi tambahan armada juga untuk mengantisipasi kalau ada hal luar biasa.


Di bagian lain,  Bupati Sikka, Drs.Yoseph Ansar Rera terima kasih kepada instansi Basarnas yang telah membantu pemerinah Kabupaten Sikka dalam bentuk tambahan armada tim SAR. Dia berharap ini akan membantu tim dalam menghadapi situasi luar biasa.


Itu sebabnya, pinta  Bupati Ansar, Basarnas Maumere harus terus  meningkatkan sinergitas dan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Sikka sehingga masyarakat dapat dilayani dengan baik dalam menghadapi bencana. (ydlm)


Insert foto: Kabasarnas Marsekal Madya TNI F. H. Bambang Soelistyo

BOAWAE – Kelimado, satu dari dua desa di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo yang terletak di kaki Gunung Ebulobo terus berbenah diri dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat perdesaan. Pandangan ini bukan tanpa alasan, pasalnya Kelimado merupakan desa di Nagekeo yang menjadi 'pilot project' pengembangan kepustakaan desa.

Terkait program itu, Petrus Mola selaku Kepala Desa Kelimado mengaku senang dengan keberadaan Perpustakaan desa (Perpusdes)."Dengan adanya perpustakaan ini, masyarakat Kelimado merasa cukup terbantu. Mereka bisa tau bagaimana bercocok tanam yang baik dan benar. Selain itu, mereka bisa meningkatkan wawasannya," kata Pit sapaan singkat, Petrus Mola kepada vigonews.com grup Media CERMAT beberapa waktu lalu.

Setali tiga uang, salah seorang tokoh masyarakat Kelimado Siprianus Lalu, merasakan dampak positif dari keberadaan Perpusdes tersebut. "Kami merasa dengan adanya perpustakaan ini bisa menunjang pendidikan non formal kami," ungkap Siprianus disela aktivitas membaca buku di Perpusdes Kelimado.

Lanjut Siprianus, program Perpusdes ini sangat membantu pengembangan wawasannya. "Kita bisa belajar tentang pertanian agar lebih maju, kemudian bisa melihat bagaimana cara mengisi usulan proposal, saat ini kami sudah bisa mengajukan proposal ke kabupaten," tandasnya.

Kepala Seksi Perpus instansi Kepustakaan dan Arsip Daerah Nagekeo, Suriani Lansi menjelaskan hingga kini pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pengurus Perpusdes di dalam pelayanan dan pengelolaan Perpus se-Kabupaten Nagekeo.

Aktivitas di kepustakaan Desa
"Kita melakukan pembinaan secara berkala, apabila ada yang kurang beres di sini kita langsung lakukan pembinaan. Kita mengawasi bagaimana menyusun buku dengan benar. Apakah penyusunan buku sesuai dengan kodenya atau tidak," terang Suriani.

Suriani pun berharap, setiap pengurus di desa-desa mampu melakukan terobosan dalam pembangunan literasi bagi warga masyarakatnya. "Harapan kita ke depan semoga masyarakat di Kelimado bisa memanfaatkan perpustakaan desa dengan baik. Tidak hanya dipajang saja.

Desa-desa yang lain bisa mencontoh perpustakaan di Kelimado, buku-bukunya jangan hanya disimpan di kardus, tetapi disusun rapi di rak buku seperti di sini," imbuhnya.

Selain Perpusdes, pihak Kepustakaan dan Kearsipan Desa juga melakukan beberapa program nasional. Hal itu, berdasarkan keterangan Renata Fernandes selaku Kepala Kantor Kepustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Nagekeo.

"Secara rutin kita melakukan pelayanan kepustakaan keliling dengan menggunakan mobil pintar. Tahun 2016 sekitar bulan Juni melakukan pembinaan kepustakaan baik pengelolaan kepustakaan sekolah maupun kepustakaan desa/kelurahan," jelasnya.

Untuk diketahui, Desa Kelimado merupakan satu dari dua desa di Kecamatan Boawae yang menjadi "pilot project" pembinaan Perpustakaan Desa se-Kabupaten Nagekeo. (ydlm)

Insert foto: Pengelola kepustakaan desa Kelimado

Wednesday 29 June 2016


BAJAWA – Jurnalisme siswa diharapkan menjadi wahana pengembangan budaya literasi. Karena itu, SMAK Regina Pacis mengagendakan pelatihan jurnalistik secara rutin, dan ini menjadi kegiatan OSIS dari tahun ke tahun.

Sebanyak 60 siswa SMAK Regina Pacis Bajawa mengikuti pelatihan jurnalistik. Kegiatan yang  telah  berlangsung dari 19 - 21 April 2016 lalu, merupakan agenda tahunan OSIS sekolah itu, kerja sama dengan Media CERMAT dalam program Koran Masuk Sekolah (KMS).

Pelatihan jurnalistik tiga hari itu dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah, Leonardus A. Rade. Menurut dia, pelatihan jurnalistik adalah wahana bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan  dalam menulis. Selain itu dapat merangsang siswa gemar membaca. Karena katanya, 'menulis untuk dibaca, sebaliknya membaca supaya bisa menulis.'

Mewawancarai Petani Kentang, Mikael Raga di kebun kentang Wajamala


Sius  Rade juga menekankan pentingnya pelatihan yang kini sudah diagendakan setiap tahun agar siswa dilatih  melalui teknik-teknik menulis yang baik. Dikatakan,  dalam pelajaran bahasa Indonesia ada empat kompetensi penting yang harus dikuasai siswa, yakni menulis, membaca, mendengar dan berbicara. "Nah melalui pelatihan ini keempat kemampuan ini, lebih khusus menulis dipertajam lagi. Karena itu pelatihan ini sebenarnya akan semakin memdukung  pembelajaran di kelas," katanya.

Karena itu,  dia minta para siswa mengikuti prosesnya secara baik selama pelatihan. Melalui latihan ini siswa mengetahui teknik dan tips praktis dalam menulis secara baik. Selain itu,  siswa juga memahami kerja-kerja jurnalisme  dalam meliput berbagai peristiwa dan melaporkannya.

Pelatihan tiga hari itu dipandu oleh Pemimpin Redaksi Koran Masuk Sekolah (KMS) Media CERMAT, Emanuel Djomba didampingi dua jurnalis lainnya Mertin Lusi dan Doni Moni. Menurut Djomba yang juga Dosen Jurnalistik di STKIP Citra Bakti, dalam pelatihan dengan metode proses itu,  siswa mendapat gambaran secara umum tentang dunia kewartawanan melalui materi 'Dasar-dasar Jurnalistik', kemudian diajari teknik reportase, teknik wawancara, teknik  menulis berita, feature, dan menulis opini.

Mewawancarai Ketua STKIP Citra Bakti Ngada, Prof. Dr. I Wayan Koyan


Setelah mendapat gambaran tentang teori jurnalistik,  pada hari kedua 60 siswa dibagi dalam kelompok untuk melakukan praktik reportase lapangan. Kegiatan ini  dengan sasaran sejumlah obyek di Bajawa dan sekitarnya juga Golewa. Di Bajawa siswa melakukan reportase ke obyek wisata Wawo Muda, Tempat Ziarah rohani di Wolowio, Undana 2 Bajawa, dan Perpustakaan daerah. Sedangkan  di Golewa empat kelompok melakukan reportase ke obyek wisata air terjun Wae Roa, kebun kentang di Waja Mala, kebun Misi Malanuza  dan Kampus STKIP Citra Bakti, Malanusa.

Hasil reportase diramu dalam berbagai bentuk tulisan seperti berita, feature, dan opini yang kemudian disajikan melalui media mading dilengkapi tulisan seperti pantun, puisi, cerpen, tips dan karikatur. Tulisan-tulisan itu merupakan hasil rekam dalam kegiatan reportase siswa.

Pada hari ketiga, hasil reportase yang telah dipadukan menjadi konten cipta Majalah Dinding (mading) dipresentasekan oleh masing-masing penulisnya secara berkelompok. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi sanggahan/kritik terhadap isi tulisan, teknik penulisan dan pesan yang disampaikan melalui berbagai jenis tulisan. Presentase dimaksudkan semakin mempertajam kemampuan menulis dan pemahaman teori menulis.

Melalui metode proses, kata Djomba yang gencar mengampanyekan gerakan literasi (menulis dan membaca) melalui KMS-nya itu, setidaknya para siswa mengetahui alur kerja wartawan yang sering disebut sebagai semi riset. Mengetahui tips reportase hingga proses teknik penulisan. Ketika debat mading pada bagian akhir, siswa juga dilatih kemampuan public speaking.

Pola proses, kata Djomba menjadi model dalam pelatihan jurnalistik sekolah yang kini dikembangkan Media CERMAT. Karena melalui model ini dapat menggerakan panca indera peserta pelatihan dalam keseluruhan proses sehingga mampu  memahami materi dan mengasah kemampuan merumuskan bahasa secara verbal ke dalam berbagai bentuk tulisan.

Melakukan reportase di obyek wisata pemandian Wae Roa yang tak terurus

Menurut Djomba, langkah SMAK Recis menjadikan pelatihan jurnalistik sebagai program tahunan sangat tepat. Karena jurnalistik adalah salah satu wahana dalam mengembangkan budaya literasi (Menulis dan membaca) yang sekarang gencar dikampanyekan di sekolah-sekolah tanah air. "Hanya saja sampai saat ini baru sebagian kecil lembaga pendidikan yang menyadari hal ini. Kita berharap Recis bisa menjadi inspirasi dalam kampanye literasi ini, kemudian diikuti lembaga pendidikan lain," katanya.

Pelatihan jurnalistik ditutup oleh pembina kesiswaan, Emanuel Hendriyanto Ndiwa, didampingi Boy Zanda. Pada kesempatan itu, pembina siswa yang akrap disapa Erdin ini berharap,  kemampuan menulis yang sudah mulai dibentuk haruslah selalu  dilatih. "Ini kesempatan untuk kalian, karena tidak semua siswa mendapat kesempatan begini," kata Erdin menutup kegiatan.(ch)

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Banyak contoh menunjukkan bahwa negara yang hanya mengandalkan sumber daya alamnya tidak akan menjadi bangsa yang maju dan bermartabat, yang jauh lebih menentukan kemajuan sebuah negara adalah sumber daya manusianya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia  adalah melalui pendidikan. Dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan SDM terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Melihat kondisi tersebut, maka sudah merupakan kewajiban bagi setiap lembaga pendidikan untuk menciptakan SDM yang tangguh yang tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukkan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur.  Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah wiraswasta, yang secara etimologis, merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan panduan dari kata “swa” dan “sta” yang berarti sendiri dan berdiri, sehingga swasta dapat diartikan berdiri menurut kekuatan diri sendiri Dengan mempertimbangkan arti etimologis ini, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan, keteladanan, dan semangat yang bersumber dari kekuatan diri sendiri dalam memecahkan masalah kehidupan.

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan mampu mencetak SDM yang unggul. Jiwa dan naluri kewirausahaan perlu ditanamkan secara sadar dan tersistem agar lulusan perguruan tinggi mampu mandiri setelah menjadi sarjana. Ada beberapa hal mengapa seorang sarjana seharusnya lebih berpotensi untuk menjadi seorang wirausaha antara lain,  sudah menikmati kesempatan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata penduduk Indonesia, relatif memiliki wawasan yang luas dalam berbagai bidang dari disiplin ilmu yang digelutinya, memiliki daya nalar, analisis, logika berpikir, dan intelektualitas yang tinggi, lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan tuntutan kerja, relatif mampu dan mudah bersosialisasi dengan kemampuan berkomunikasi melalui memperluas pergaulan dalam jaringan bisnis (personal network), lebih mudah mencari, mengakses, dan mengolah informasi yang sangat berguna seperti buku, majalah, internet, dan lainnya

Untuk itu, peranan perguruan tinggi dalam memotivasi lulusan sarjananya menjadi seorang wirausahawan muda sangatlah penting artinya. Disamping itu, peningkatan wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi angka pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencoba memperbaiki dan terus menyempurnakan perangkat pembelajaran pendidikan kewirausahaan yang sistematis dan relevan. Kewirausahaan adalah kapasitas untuk melakukan inovasi, investasi dan ekspansi dalam pasar baru dan teknik baru. Hal ini perlu diadopsi dalam praktik pembelajaran di perguruan tinggi agar menghasilkan lulusan yang berwawasan pencipta kerja atau wirausaha.  Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu perubahan yang sistematik baik dalam tujuan, metode, maupun materi pembelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat untuk menumbuhkembangkan sikap dan perilaku kewirausaahaan di kalangan mahasiswa.

Upaya tersebut harus direncanakan, diimplementasikan, dan dievaluasi dari aspek kekinian, ketepatan, dan keefektifannya, sehingga diperlukan komitmen yang tinggi bagi staf pengajar/dosen untuk melaksanakannya, karena tanpa itu mustahil mahasiswa memperoleh pengalaman yang berharga bagi dirinya untuk mampu mandiri, berani mengambil resiko dalam hidupnya, dan mampu melakukan inovasi dalam masyarakat. Untuk itulah pengetahuan kewirausahaan yang memadai baik dilihat dari segi sikap maupun keterampilan akan membuka wawasan kewirausahaan di kalangan mahasiswa, sehingga nantinya ia mampu menjadi individu yang mandiri dan lulusan tidak semata-mata dalam satu disiplin ilmu. Untuk menganalisis kebutuhan pendidikan dan kewirausahaan di jenjang perguruan tinggi adalah mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang relevan dalam upaya menumbuhkan jiwa  kewirausahaan di kalangan mahasiswa sehingga nantinya dihasilkan lulusan yang memiliki wawasan kewirausahaan untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan mengurangi angka pengangguran.***

(Oleh: Pelipus W. Kaka, M.Pd, Dosen STKIP Citra Bakti Ngada-Flores)

Tuesday 28 June 2016


MBAY -- Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur lakukan pelelangan non eksekusi berkas milik negara yang diajukan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nagekeo, awal Juni lalu. Selaku Pejabat Lelalang KPKNL Kupang, Inosensius Kurnia D, S.E. kepada CERMAT menjelaskan proses lelang ini merupakan yang kedua kalinya.

"Sebelumnya tanggal 12 April 2016, hanya saat itu tidak ada pesertanya, sehingga kita nyatakan lelang tersebut tidak dapat digelar," terang Inosensius.


Inosensius, menambahkan pelelangan ini diajukan Kristoforus Sake selaku Sekretaris KPU Nagekeo. "Sesuai surat permohonan lelang No. 52/Seskab dst.nya tanggal 4 Mei 2016 guna melaksanakan surat persetujuan penjualan barang milik negara berdasarkan permintaan Sekretaris KPU Nagekeo," tuturnya.

Lanjut dia, sebagai peksana pelelangan dilaksanakan saudara Fitalis Lado selaku Ketua Panitia Pelelangan dengan perantaraan KPKNL Kupang. Adapun satu paket barang milik negara, terdiri dari surat suara Pemilu Legislatif tahun 2009, sebanyak 12174 Kilogram (Kg), Formulir Pemilu Legislatif 2009 sebanyak 5538 Kg, Surat Suara Pemilu Presiden tahun 2009 sebanyak 348 Kg, Formulir Pemilu Presiden tahun 2009 sebanyak 617 Kg, Tanda Pengenal Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009 sebanyak 38 Kg serta Amplop Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2009 sebanyak 165 Kg. "Semua dalam kondisi baik, saat ini berada di KPU Nagaekeo," ungkap Inosensius.



Sedangkan, yang menjadi peserta lelang yakni Ronaldus Kuji, beralamat di Pramuka, Mbay, Nagekeo. "Peserta terlebih dahulu harus menyerakan uang muka sejumlah Rp4 juta. Apabila memenuhi syarat kita langsung melaksanaakan lelang," tandasnya.

Sementara itu, dalam proses pelelangan peserta lelang harus menawar minimal sama atau di atas limit penawarannya, sebesar Rp.18.880.000. Terkait proses lelang, Wigbertus Ceme selaku Ketua KPU Kabupaten Nagekeo berharap proses lelang dapat berjalan lancar. Dan semua pihak dapat memenuhi segala persyaratan terkait hak dan kewajibannya. "KPU Nagekeo meminta KPKNL Kupang untuk melaksanakan lelang agar anggaran hasil pelelangan sebesar 2 persen bisa masuk dalam kas negara," pungkasnya. 

Dalam pelelangan itu, KPKNL Kupang berhasil menjual barang milik negara berupa surat suara sebesar Rp.18.900.000 (ydlm)

Insert foto: Suasana lelang di KPU Nagekeo

BOAWAE -- Kepolisian Sektor Boawae, Kabupaten Nagekeo, Flores - NTT siap mengamankan jalur mudik dan hari Raya Idul Fitri 1437 H, tahun 2016. Keterangan itu diperoleh saat awak vigonews.com (Jaringan Koran CERMAT) menemu Kepala Polsek Boawae, Iptu Messakh D. L. di kantornya,  Senin (27/06/2016).

"Terkait persiapan mudik dan Hari Idul Fitri, kita mengamankan tiga tempat, pertama Masjid, Pasar (Rabu), dan SPBU," terang Messakh.

Sedangkan, lanjut Messakh aparat bhayangkara yang diterjunkan berjumalah 15 personil. "Tiga di Masjid, tiga di Pasar, dan tiga di SPBU, sisanya patroli keliling menggunakan kendaraan dinas," ujarnya.

Sementara itu, perihal tingkat keamanan di wilayah 27 desa/kelurahan ini, menurut Kapolsek yang baru menjabat 1,6 tahun tersebut, masih dalam tahap normal.

"Untuk Kecamatan Boawae saat ini masih aman, masih kondusif," pungkas Messakh.

Untuk diketahui, dalam pengamanan rangkaian Hari Raya Idul Fitri 1437 H,  jajaran Mapolsek Boawae bertugas menjalankan bantuan tugas dari Polsek Ngada. Sedangkan, Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 7 Juli mendatang. (ydlm)***

Insert foto: Kepala Polsek Boawae, Iptu Messakh D. L.

Saturday 18 June 2016


MALANUZA - Impian Pemuda desa ini menjadi sarjana akhirnya terwujud.  Dia adalah Yohanes B. Melo. Sarjana pendidikan berhasil disandangnya, setelah  Sabtu (18/06/2016) diyudisium. Ritual pengukuhan sarjana baru belum lagi usai, Yoman begitu dia biasa disapa tak kuasa menyembunyikan rasa harunya. Pria tinggi kekar ini berkali-kali mengusap kelopak matanya yang sembap.

Yoman bukan tipe pria melankolis. Namun hari istimewa baginya itu menorehkan kisah yang tak akan pernah dilupakan dalam hidupnya. Empat tahun lalu, Pemuda dari desa Were 1 ini nyaris menguburkan impiannya menjadi sarjana, gara-gara orang tua tak mampu membiayainya lanjut kuliah.


“Saya sempat kecewa waktu orang tua bilang tidak ada biaya. Tetapi saya tidak mau menyerah pada keadaan, dan saya pilih berjuang dengan cara saya sendiri,” kata Yoman ketika ditemui vigonews.com usai seremonial yudisium di kampus Malanuza.


Pemuda kelahiran Were 13 Agustus 1991 ini memutuskan tetap mendaftar di kampus dekat kampung kelahirannya, yaitu STKIP Citra Bakti Ngada. Meski Yoman tidak tahu darimana dapat uang untuk membayar kuliah. Yang dia tahu adalah seekor induk babi di belakang rumahnya yang sudah mulai diternaknya.


Tahun pertama, induk babinya seekor itu beranak dua kali. Sekali beranak delapan ekor, kalau dua kali dia dapat 16 ekor anak babi. Setelah usia tiga bulan dijual Rp 700 ribu perekornya. Kalau 16 ekor,  maka tahun pertama Yoman sudah menghasilkan uang dari seekor induk babi  sebesar Rp 11.200.000. Uang  sebesar itu, kata Yoman sudah cukup untuknya membiayai kuliah tahun pertama, bahkan untuk kebutuhan keluarganya di desa termasuk membiaya adiknya yang masih duduk di SMA.


Melihat prospek ternak babi cukup bagus, Yoman menambah lagi seekor induk pada tahun kedua, hingga tahun ketiga sudah memiliki 7 induk babi. Selama kuliah, alumnus SMAK Thomas Aquino dan SMPN 1 Golewa ini tidak perlu kos di dekat kampus. Lepas kuliah Yoman balik ke kampung sekitar 30 menit perjalanan dengan sepeda motor. Selain aktivitas sebagai orang desa, Yoman semakin menekuni usaha ternak babinya yang telah memuluskan impiannya selangkah demi selangkah.


Meski sibuk berternak, Yoman aktif  di organisasi kampus. Tidak ada waktu yang dibiarkan tanpa kegiatan positif. Meski begitu dalam waktu 3,8 bulan alumni SDI Malamude, Golewa ini mampu menyelesaikan kuliahnya dan meraih sarjana pendidikan. Untuk biaya kuliah, kebutuhan keluarganya yang tidak mampu serta adiknya yang SMA selama hampir empat tahun kuliah, Yoman mengaku sudah menjual ternaknya antara 70 – 80 ekor.

Apa yang akan dilakukan setelah menjadi sarjana? Yoman mengatakan, yang jelas dirinya akan terjun dalam dunia wirausaha. Itu sebabnya, usah ternak babi yang sudah dimulai awal dirinya kuliah akan diteruskan sebagai usaha karena bernilai ekonomis.

Kata dia lagi, selain wirausaha juga bertekad akan berada di desa menjadi pelopor serta memberi motivasi kepada teman-teman di desa dalam membangun desa dengan berbagai potensi yang dimiliki.

Yohanes B. Melo (Kiri)
Bagi Yoman, kehadiran kampus STKIP Citra Bakti yang berada di kabupaten memberi manfaat sangat besar bagi banyak pemuda desa macam dirinya untuk mengisi diri dengan pengetahuan dan menjadi sarjana. “Menjadi sarjana tidak harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, cukup di sini saja. Kita tidak harus meninggalkan kampung, tetapi kita juga bisa belajar dan menjadi sarjana,” beber Yoman.

Bangga

Sebanyak 179 Mahasiswa STKIP Citra Bakti Ngada Angkatan ke-2, diyudisium yang dipimpin Waket 1 STKIP Citra Bakti, Ermelinda Yosefa Awe, M.Pd. Lulusan tahun 2015/2016 itu berasal dari dua program studi (Prodi) di kampus itu, masing-masing Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR).

Seremonial Yudisum 179 mahasiswa itu ditandai dengan pembacaan Surat Keputusan Ketua STKIP, tentang penetapan nama mahasiswa yang telah dinyatakan lulus sarjana (S1). Usai pembacaan SK Yudisium dilanjutlan dengan penandatanganan berita acara kululusan oleh 179 mahasiswa. "Dengan diyudisium hari  ini maka saudara telah dinyatakan lulus sarjana dan menyandang gelar S.Pd," kata Ermelinda.


Dengan diyudisium, kata Ermelinda maka berakhir sudah asuhan dan pelayanan kami kepada Anda. Selanjutnya implementasikan ilmu dan skils yang sudah Anda peroleh selama kuliah di sini. Jadi sarjana, lanjut Ermelinda, bukan akhir dari perjuangan, tetapi sebaliknya tugas baru segera dimulai. 


“Kami bangga memiliki Anda semua. Jaga nama baik almamater yang telah membesarkan Anda dengan berkomppetisi di dunia kerja. Mohon maaf jika selama kuliah terkadang Anda terkesan dipaksa, tetapi itu karena kami sayang pada Anda semua,” kata Ermelinda.

Acara Yudisium dihadiri para ketua Prodi, para dosen dan staf di lingkup STKIP Citra Bakti Ngada. Tanggal 2 Juli mendatang, sebanyak 179 mahasiswa yang baru selesai studi ini akan mengikuti prosesi wisuda.(ch)***