Responsive Ads Here

Saturday 26 December 2015


BAJAWA/NGADA, vigonews.com - Vokal Grup (VG) Sion keluar sebagai juara pertama di ajang lomba menyambut Natal tahun 2015. Kegiatan itu diikuti sejumlah group vocal di lingkungan GMIT Ebenheazer Bajawa, Jumat (18/12/2015).

Tiga dari tujuh personil VG Sion, Echi, Vemy dan Yuli mengatakan senang bisa mengikuti ajang adu kreativitas itu dan ternyata keluar sebagai juara pertama. Bukan itu saja, tiga remaja alumni SMPN 1 bajawa itu juga mengatakan lomba menyambut Natal 2015 tahun ini sebagai kesempatan mempersembahkan talent yang ada untuk memuji Tuhan.

Vokal grup Sion dari rayon empat ini tampil dengan busana berwarna merah dipadukan dengan kain adat rote. Salah satu lagu yang dinyanyikan adalah Gloria in ex celsis deo dengan iringan gitar akustik menyemarakan suasana di gereja Ebenheazer.

Juara kedua diraih VG Sangkala, mengenakan busana kameja dan kebaya putih dipadu dengan bawahan sarung khas Sabu. "Sangkakala dimaknai sebagai alat musik mainan malaikat untuk memuji Tuhan. Jadi kami ingin memuji Tuhan dengan iringan musik bersama para malaikat," kata salah seorang personil VG Sangkakala saat di tanya MC usai pentas.

Sementara juara ketiga dimenangkan VG Narwatsu yang tampil dengan busana adat Bajawa. Narwastsu adalah sejenis minyak yang digunakan untuk meminyaki kaki Yesus. "Kami ingin melayani Yesus dan mengharumkan nama Yesus dengan puji-pujian," kata salah seorang personil ketika ditanya MC usai pentas yang disambut aplaus penonton.

Kegiatan lomba ini juga diikuti sejumlah VG dari beberapa rayon, seperti VG  Imanuel yang menyemarak panggung dengan lagu Gita Surga. VG dari rayon enam ini memukau penonton ketika tampil pertama di panggung dengan atmosfir natal. VG lainnya yang juga meramaikan ajang lomba ini adalah ' Galileo' dari rayon satu. Mengenakan busana kebaya dipadu dengan bawahan kain khas rote.

Menurut Ketua Panitia kegiatan, Elisabet Nena, lomba vokal grup tidak sekedar mendapat juara tetapi sebagai ajang pengembangan kreativitas dan persaudaraan di lingkup GMIT Ebenheazer Bajawa. Mengusung tema Natal tahun ini, kegiatan lomba diharapkan dapat memupuk persaudaraan sebagai satu keluarga Allah yang diperlihatkan melalui tampilan khas busana adat. "Dan ajang ini juga sebagai bentuk mempersembahkan talenta  melalui suara untuk memuji Tuhan.

Kegiatan ini mengusung tema "Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah". Dengan tema diharapkan dapat merajut kebersamaan sebagai satu keluarga Allah. Menjawab tema tersebut kegiatan diikuti anak-anak, remaja/pemuda hingga orang dewasa dengan nuansa busana adat dan busana limbah. (ch)*

Insert foto: Vokal grup 'Sion'

BAJAWA/NGADA, vigonews.com  – “Kok saya malah gugup dengan KPU dan Panwas,” kata Marianus Sae berseloroh yang  sambut tawa hadirin usai Ketua KPU Thomas Djawa menutup Rapat Pleno Penetapan Bupati/Wakil Bupati terpilih di Gedung KPU Ngada, Selasa (22/12/2015). Seloroh Marianus yang didaulat untuk menyampaikan sambutan bersama Calon Wakil Bupati terpilih Paulus Soli Woa membuat suasana yang sebelumnya tampak serius jadi lebih santai.

Pada kesempatan itu, Marianus Sae menyampaikan terima kasih kepada pasangan calon nomor 1 Kornelis Soi – Yoseph Bei dan pasangan calon nomor 2 Paulinus No Watu – Bernadinus Dhey Ngebu yang dinilai telah menjadi ‘rival’ yang baik selama penyelenggaraan pilkada berlangsung. Marianus sekaligus meminta maaf kepada keempat kandidat itu jika selama kampanye ada kekhilafan dari dirinya bersama Paulus Soli Woa, partai pengusung, serta tim dari tingkat kabupaten hingga desa bahkan simpatisan.

“Terima kasih banyak  saya sampaikan kepada empat rekan saya yang sudah jadi rival yang baik. Kita sudah bersama-sama menunjukkan sesuatu yang baik kepada masyaraka melalui proses demorasi yang baik dalam pemilukada yang baru selesai,” kata Marianus disambut aplaus hadirin.

Apa yang dikatakan Marianus memang menjadi catatan penting dan kesan publik. Bahkan penyelenggaraan pilkada kali ini menempatkan Ngada sebagai penyelenggara terbaik dan melibatkan partisipasi pemilih tertinggi di seluruh NTT. Nuansa demokrasi yang harus terus ditumbuhkembangkan ke depan.

Dikatakan Marianus, dirinya sangat menyadari, semua kandidat yang bertarung adalah calon pemimpin terbaik untuk Ngada. Dan disadari pula bahwa semua tentu memiliki mimpi untuk membangun Ngada yang lebih baik. “Kami sadari bahwa, kita semua punya mimpi bangun daerah. Dan kami juga sadari bahwa yang dipilih rakyat tentu punya kekurangan. Karena itu kekurangan kami bisa dilengkapioleh empat rekan kami yang lain. Mari kita diskusi untuk bangun daerah ini. Dan titipkan mimpi itu kepada kami. Hanya dengan kebersamaan daerah ini bisa maju, melalui kerja bersama dan sama-sama bekerja,” pinta Marianus.

Terkait dengan itu Marianus Sae minta dukungan semua elemen masyarakat, termasuk para kandidat yang belum mendapat kepercayaan untuk bahu-membahu membangun Ngada yang lebih sejahtera. Itu sebabnya Paulus Soli Woa ketika diminta untuk bicara hanya mengatakan, “sukses ini kami persembahkan untuk rakyat melalui kerja-kerja untuk membawa rakyat Ngada pada kesejahteraan. Mari kita sama-sama membangun Ngada,” tambah Soli Woa.

Setelah menyampaikan permohonan maaf dan minta dukungan, Marianus mengatakan, “kita hanya menjalani apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Kalau Tuhan menghendaki lain, kita tidak berdaya. Sejak dipercayakan oleh rakyat Ngada periode pertama saya percaya ini kehendak Tuhan. Saya berprinsip jalani saja – kerja saja, siapa tau nama kami yang tertulis di atas untuk mengemban tugas mulia ini. Dan, ternyata Tuhan sudah tuliskan nama kami jauh sebelumnya.”

Jadi kata dia, hidup semua orang  hari demi hari sudah diatur. Termasuk tahapan ini pilkada sudah diatur. “Karena itu alasannya mengapa hari ini kita semua berada di sini. “Siapa jadi ketua KPU, Panwas itu juga sudah ditulis dari sana. Kita hanya jalani dan menyukurinya melalui tanggung jawab yang sudah dipercayakan,” kata Marianus dalam nada seloroh.

Di bagian lain, Marianus Sae menyampaikan profisiat kepada KPU, Panwas, Polres Ngada, Dandim 1625 Ngada dan jajarannya, yang telah bekerja keras bekerja untuk pelaksanaan pilkada yang bermartabat ini. Tidak heran jika Ngada menjadi laboratorium demokrasi karena penyelenggaraan terbaik.

Terimakasih juga disampaikan Marianus kepada Penjabat Bupati Ngada Yohanes Tay yang telah melakukan tugas Negara sebaik-baiknya. Terima kasih juga kepada  pimpinan DPR, untuk kerja sama dan pengorbanan demi  pengabdian untuk daerah ini. Partai pengusung, PAN, Golkar dan Hanura. Kejaksaan, PN dan seluruh jajarannya. Dan seluruh masyarakat Ngada yang memberi dukungan dalam keseluruhan proses pilkada.

Pada rapat Pleno Rekapitulasi sebelumnya, hasil perhitungan suara pilkada kabupaten Ngada pasangan Marianus Sae-Paulus Soliwoa  unggul di 12 Kecamatan se-kabupaten Ngada, dengan perolehan suara 52.164 atau 68,05 persen, diikuti paket  paket Konsep (Kornelis Soi-Yosep Bei) dengan perolehan suara 12. 667 atau 16,52 persen dan paket Padi (Paulinus No Watu-Bernadinus D. Ngebu) dengan perolehan suara 11.829 atau 15,43 persen.  Data yang masuk 288 TPS dari 288 tps (100%). (ch)*

Insert foto: Marianus Sae - Paulus Soli Woa menerima hasil penetapan Calon Bupati/Wakil Bupati terpilih dari Ketua KPU Ngada Thomas M. Djawa, setelah menang dalam pemilukada 2015.

BAJAWA/NGADA, vigonews.com - Ayu Wabang meraih juara pertama lomba fashion show kreasi busana limbah,  sementara Noni Pramesti Aluman  meraih juara pertama lomba fashion show  kategori busana adat yang digelar GMIT Ebenheazer Bajawa menyambut Natal 2015. Lomba itu digelar di Gereja setempat, Kamis (17/12/2015).

Noni begitu biasa disapa mengenakan busana adat Rote. Dia menyisihkan cilik lainnya yang juga beradu bakat dalam dunia fashion show berbusana adat itu. Tempat kedua diraih oleh Kinan dan tempat ketiga diraih Elsie.

Saat menaiki catwalk Noni terlihat lugas dan menyuguhkan lenggokan yang memukau penonton. Anak dari pasangan Nikson Yohanes Aluman dan Juliana Magdalena Nubatonis ini ternyata tidak hanya menunjukkan kebolehan dalam bidang tarik suara, tetapi juga mampu memperlihatkan bakat  di catwalk.

Mengembangkan bakatnya selama ini, Noni didampingi ibundanya saja. “Sejak kecil dia sudah mulai belajar nyanyi dan menunjukkan bakat pada dunia fashion, saya berusaha mendampingi dan membimbingnya,” kata Yuliana.

Sementara, Ayu Wabang mengenakan busana yang dirancang khusus dari kertas  koran bekas. Busana limbah rancangan Heni Prasetyowati itu terlihat sempurna.  Sepintas tak tampak busana yang dikenakan remaja cantik itu terbuat dari kertas Koran bekas. Namun jika cermati lebih dekat, ternyata detail-detail yang nyaris sempurna laiknya gaun itu dibentuk dari kertas Koran.

Tema budaya dengan busana adat dan limbah menguatkan makna Natal, bahwa kelahiran Kristus  menyatukan semua orang dalam satu keluarga besar, yang kaya, miskin, orang tua, anak-anak, dan sekalian alam. Atmosfir kandang Natal menampakkan kepadatan tema itu yang terus dimaknai dari tahun ke tahun.(ch)*

Insert foto: Noni dan Ayu

BAJAWA/NGADA, vigonews.com – Natal jadi ajang adu kreativitas, di antaranya menjadikan sampah (limah)  pernik-pernik Natal. Gereja Ebenheazer di Bajawa malah mengemas sebuah lomba fashion show menyambut Natal 2015 dengan menampilkan busana dari limbah. Daur ulang sampah (limba) juga dikreasikan dalam bentuk pohon natal yang terbuat dari bahan kemasan minuman anak-anak dan kemasan air mineral.

Limbah dan Natal? Gambaran yang amat paradoks dalam realitas kehidupan. Limbah adalah sesuatu yang tidak lagi bermanfaat dan bernilai ekonomi.  Limbah baru bisa dimanfaatkan kembali jika telah melewati proses daur ulang. Sementara, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material (limbah) seperti dari sampah  menjadi produk yang berbeda, atau bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi.  Sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah.

Ketika Jemaat GMIT Ebenheazer menggelar kegiatan menyambut Natal dengan lomba fashion show busana limbah menyambut Natal (17/12/2015) lalu, mungkin menggelitik banyak orang. Atau mungkin ada yang biasa-biasa saja.

Refleksi tema dalam sebuah pentas yang unik itu digambarkan secara gamblang oleh Ketua Panitia Lomba Fashion Show,  Elisabet Nena, ST kepada vigonews.com  usai pentas, Kamis (17/12/2015) di Gereja Ebenheazer. “Kami mencoba merefleksikan tema Natal tahun ini yang sudah disepakati,” katanya.

Apapun respon tidak mengurangi makna yang mau digali dari lomba fashion show busana limbah itu. Dalam lomba ini juga ditampilkan busana adat dari budaya berbeda hingga lomba vocal grup yang melibatkan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, dari status sosial berbeda. Mereka menyatu dalam perayaan menyambut  Natal dalam balutan lomba yang unik itu.

Melalui lomba yang unik tergambar tema besar yang diusung PGI –KWI “Hidup bersama Sebagai Keluarga Allah.”  Kebersamaan dalam peristiwa Natal adalah kebersamaan ayah, ibu, orang Majus (beda budaya dan status), para gembala (kaum papa). Semua hadir di kandang. Di sana ada kotoran dan sampah, namun di situ Yesus lahir dan dibungkus dengan lampin. Lampin adalah simbol pakaian kekudusan dan kebenaran. Di sana ada palungan, sebagai tempat makan hewan – gambaran sumber kehidupan.

Kehadiran Yesus mengubah wajah kandang yang sederhana menjadi penuh kemuliaan. Menyatukan manusia dari berbagai suku dan budaya, dari berbagai kelas sosial. Mengubah sampah di kandang menjadi indah dengan mengenakan lampin kebenaran. Dalam Allah semua bisa dibuat indah. Mungkin karena itu, muncul kreativitas menggelar kegiatan lomba fashion show  dengan busana adat dan busana dari limbah.

Melalui sampah kertas koran, plastik, dan bahan limbah lainnya Jemaat GMIT Ebenheazer mendaur ulang menjadi busana yang unik dan indah dalam sebuah gelar lomba fashion show. Anak-anak yang mengenakan busana limbah adalah sebuah sinyal kuat kepada publik  bahwa kita ini sesungguhnya limbah itu, yang tanpa kehadiran Yesus di  kandang yang hina, penuh sampah dan kotoran tak dapat didaur ulang. Tetapi karena kehadiran-Nya, manusia yang sudah jatuh dalam dosa (seperti sampah/kotoran) kemudian didaur ulang sehingga kembali bernilai dan menjadi ciptaan baru.

Anak-anak berbusana adat (dari berbagai etnis) juga mengirim sinyal amat kuat akan makna hidup dalam kebersamaan sebagai satu saudara dalam keluarga Allah meski beda budaya dan status sosial seperti orang Majus dari Timur dan para gembala yang sederhana. Semua bersama sebagai keluarga Allah.

Tempat sampah (limbah) selalu mengirimkan bau busuk ke lingkungan sekitar. Kita kadang menjadi sampah yang selalu mengirim bau busuk dan sumber penyakit kepada orang lain sehingga membuat orang lain tidak nyaman dan sakit, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Dengan pertolongan-Nya, ‘sampah’ itu perlu didaur ulang, agar kita menjadi produk baru yang bernilai.

Refleksi tema dalam sebuah pentas yang unik itu digambarkan secara gamblang oleh Ketua Panitia Lomba Fashion Show,  Elisabet Nena, ST kepada vigonews.com  usai pentas, Kamis (17/12/2015) di Gereja Ebenheazer. “Kami mencoba merefleksikan tema Natal tahun ini yang sudah disepakati,” katanya.

Bahwa, ada begitu banyak yang bisa dimaknai dengan kehadiran Allah dalam Yesus Kristus di dunia, termasuk sampah dan kotoran yang ada di dalam kandang hewan, tempat kelahirannya. Dalam Allah semua bisa dibuat indah. Yesus pun dibungkus dengan kain lampin. Meski dari kacamata manusia kandang yang kotor dan penuh sampah tidak ada sisi yang indah, tetapi karena kelahirang Sang Juruselamat segala sesuatu bisa dibuat indah. Di Kandang Natal sampah jadi indah karena kehadiran Yesus. Itu sebabnya muncul kreativitas menggelar kegiatan lomba fashion show dengan busana adat dan busana dari limbah.

Dikatakan Elyn, di dalam kandang  itu semua hadir. Ada orang tua melalui sosok Maria dan Yusuf, ada yang kaya seperti orang Majus dari Timur, ada orang miskin melalui kehadiran gembala dan domba. Kandang yang kotor dan penuh sampah. Semuanya terlibat, dan semuanya menjadi indah, ketika Yesus hadirdi sana.(ch)*

Friday 4 December 2015


BAJAWA/FLORES, vigonews.com  -  Hujan pertama yang mengguyur Bajawa Utara (Batara), Jumat  (04/12/2015) siang, mengakibatkan sebatang pohon beringin  berukuran  kira-kira sebesar tiga pemeluk orang dewa, di kampung Boba, Desa Turamuri,  tumbang.  

Pohon berusia kira-kira puluhan tahun itu tumbang ke arah jalan berbelok di kampung itu, tak jauh dari rumah  salah seorang warga yang juga anggota DPRD Ngada, Yohanes Sui, sekitar pkl 19.00 wita. Hanya beberapa jam setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu, pohon tinggi dan rimbun itu rebah ke jalan. Meski begitu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Menurut saksi mata, Petronela Deru, pohon yang konon angker itu tumbang sekitar pkl. 19.00 wita. Petronela Deru sempat bergidik membayangkan jika pohon sebesar itu tumbang ke arah barat,  sudah tentu bakal meremukan rumahnya yang terbuat dari bambu. Jarak dari pohon ke rumahnya hanya sekitar 8 meter  “Syukur itu pohon tumbang ke arah jalan (utara) sehingga rumah saya luput,” cerita Petronela.

Dikatakan, hujan lebat dua kali Jumat siaang itu memang menyebabkan tanah yang menyangga pohon  raksasa itu tak kuasa menahan. Mungkin karena itu, maka dengan mudah pohon tumbang. Setelah kemarau panjang di wailayah itu, kata Petronela, baru tiga hari ini hujan. Namun hari ketiga, Jumat, hujan mengguyur dengan lebatnya sehingga menyebabkan banjir yang segera mengikis got dan sampah-sampah yang berserakan sejak musim kemarau.

Petronela juga tidak tahu berapa usia pohon itu, Yang dia tahu bahwa pohon itu sangat besar kira-kira berukuran sepemeluk tiga orang. “Waktu saya kecil pohon itu sudah sebesar itu. Sekarang saya sudah berumur 40 tahun,” jawab Petronela ketika ditanya berapa kira-kira usia pohon beringin dekat rumahnya itu.

Tidak ada korban jiwa meski pohon beringin itu rebah ke jalan lintas Bajawa – Soa. Hanya menurut saksi mata lain, Ansel Telo, salah seorang sopir, saat mulai rebah nyaris menimpa dua pengedara yang melesat di depannya.  Sekitar 30 meter sebelumnya dia menyaksikan pohon itu rebah ke jalan perlahan dan menutupi jalan sehingga kendaraan yang akan lewat terhenti.

Ansel, sopir dum truk yang rencana akan ke Aimere muat semen, tidak bisa berbuat banyak kecuali menghentikan kendaraannya. Saat di temui vigonews.com sekitar pkl. 22.30 Ansel masih berada di TKP. Dia mengaku terpaksa menginap di rumah penduduk di sekitar itu bersama beberapa sopir lainnya.

Akibat tumbangnya pohon beringin yang menimpa ke jalan menyebabkan puluhan kendaraan dari Soa dan Bajawa harus memutar balik arah untuk kembali. Batang pohon yang besar itu rebah dari ujung jalan yang satu ke ujung jalan yang lain. “Dari arah Soa yang lewat kemudian, ada sekitar 40 kendaraan roda empat, belum termasuk roda dua. Pas kejadian kendaraan sedang ramai lewati ruas jalan itu. Semuanya putar balik kembali. Begitu juga dari arah Bajawa sekitar 40-an kendaraan.

Hingga pkl. 23.30, pohon masih teronggok dan belum ada tanda-tanda upaya dari pihak terkait. Badan penanggulangan bencana juga belum terlihat ke lokasi guna membereskan pohon yang menghalangi jalur transportasi vital dari dan ke bandara Soa.

Warga Turamuri, Anis mengatakan, sampai saat ini belum ada upaya dari pihak terkait untuk membereskan onggokan pohon itu. Soalnya menurut dia, jalan itu jalan vital. Selain dari dan ke bandara Soa, juga jalan menuju obyek wisata Mengeruda, dan Riung. “Kami berharap dari pihak terkait segera menangani hal ini, sehingga transportasi umum bisa beroperasi tanpa hambatan,” katanya. (ch)*

Insert foto: Sebatang pohon beringin berusia puluhan tahun tumbang ke jalan, Jumat malam

Wednesday 2 December 2015



Meski sempat berubah arah, fraksi - fraksi di Mahkamah Kehormatan Dewan akhirnya melanjutkan pesidangan perkara pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden oleh Setya Novanto, melalui voting. Rapat pleno di MKD sempat memanas akibat adanya fraksi - fraksi tertentu yang ingin menitipkan kepentingannya melalui anggota baru di MKD. Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Gerindra dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta agar MKD tidak menjadwalkan persidangan sebelum verifikasi alat bukti serta laporan Menteri ESDM Sudirman Said tuntas dilakukan. Ketua MKD dari Fraksi Partai PKS Surahman Hidayat mengatakan, rapat sudah memutuskan menyidangkan perkara Setya Novanto secara terbuka, kecuali pihak yang dimintai keterangan meminta berlangsung tertutup. Keputusan itu diambil MKD setelah mendengarkan kajian ahli sosiolinguistik Yayah Bachri Mugnisjah, yang menjelaskan, setiap orang, termasuk menteri, memiliki hak mengadukan anggota DPR ke MKD.

Tentang kami: Indonesiaku sayang. Ini potret karikatur lucu yang mengajak kita untuk berani menertawakan diri sendiri. Sebuah pesan moral dalam karikatur lucu.

BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Penjabat Bupati Ngada, Yohanes Tay, memberi apresiasi kepada pers di Ngada yang dinilai ikut berkontribusi dalam menciptakan  suasana nyaman dan damai dalam keseluruhan gerak pembangunan.

Demikian dikemukakan Yohanes Tay dalam acara konferensi  pers akhir tahun di ruang rapat Bupati, Selasa (02/12/2015). Dalam konferensi pers itu hadir Sekda Ngada,  Meda Moses, Asisten III Iju Maria Albina, Kabag Humas Martinus  P. Langa dan jajaran humas serta APUL.

Selama ini, kata Yohanes Tay, pers juga memberi kontrisbusi yang besar dalam gerak pembangunan Ngada dengan memberikan informasi yang proporsional.  Dia berharap, kerja sama yang sudah baik terus dijalin  sehingga terjadi sinergisitas yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan dan proses pembangunan, dan pers tetap menyajikan informasi yang proporsional, edukatif dan berimbang.

Pers dan pemerintah perlu juga seiring, karena keduanya memiliki kepentingan yang sama, yakni manjaga suasana kantibmas. meski di sisi lain pers tetap menjalankan fungsi kritik dan kontrol secara proporsional.  Kalau suasana nyaman, kata Yohanes Tay, pembangunan bisa berjalan dengan baik.

"Pers telah memberikan peran cukup baik dengan memberitakan secara berimbang dan memberi kritik yang proporsional. Suasana ini yang harus dijaga. Ini menunjukkan peran pers dalam keberlangsungan pembangunan tidak kecil," kata Yohanes Tay.

Dia juga memberi apresiasi kerja-kerja pers dalam ikut menjaga suasana nyaman dan aman selama proses pilkada yang akan mencapai puncaknya 9 Desember mendatang. Karena itu, Yohanes Tay tetap berharap peran pers dalam memberikan informasi yang edukatif kepada masyarakat, sebagaimana yang sudah berjalan selama ini.

Di bagian lain, Yohanes Tay menyayangkan penyalahgunaan media sosial seperti facebook sebagai ajang caci maki dan fitnah. Ini sangat bertolak belakang dengan tata krama sebagai makhluk berbudaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.(ch)*

Insert foto: dari kiri: Kabag Humas Martinus P. Langa, Asisten III Iju Maria Albina, Sekda Ngada Meda Moses, Penjabat Bupati Ngada Yohanes Tay Ruba bersama insan pers di Ngada


BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Penjabat Bupati Ngada, Yohanes Tay Ruba melarang PNS berada dilokasi kampanye. Penegasan Yohanes Tay dikemukakan ketika gelar konferensi pers akhir tahun di ruang rapat bupati, Rabu (02/12/2015).

Hal itu ditegaskannya setelah mendapat laporan ada PNS yang meninggalkan kantor pada saat jam kerja untuk menghadiri kampanye paket tertentu.

Terkaitkan dengan itu, menjelang gelar kampanye rapat umum 3 - 5 Desember besok, Yohanes Tay melarang PNS berada di tempat kampanye pada jam kerja. PNS selaku aparatur sipil negara tetap melaksanakan tugas untuk melayani kepentingan publik. 


"Setelah jam kerja kalau ada yang mau dengar silahkan. Tetapi tidak boleh ikut serta memperlancar kegiatan kampanye salah satu paket calon," kata Yohanes.

Terkait dengan gelar kampanye rapat umum akhir pekan ini, Penjabat Bupati Ngada Yohanes Tay mengatakan sudah menginstruksikan jajaran SKPD untuk mengawasi stafnya. 


"Saya sudah minta Pimpinan SKPD supaya mengawasi stafnya. Kalau ada staf yang melanggar juga menjadi tanggung jawab pimpinan SKPD tersebut. Dia bisa kena kalau ada yang langgar," tegas Yohanes Tay. (ch)*

Insert foto: Penjabat Bupati Ngada, Yohanes Tay Ruba

Tuesday 1 December 2015


AIMERE/NGADA/FLORES - Mahasiswa calon guru dari kampus STKIP Citra Bakti Ngada antusias  mengikuti kegiatan roadshow jurnalistik. Kegiatan yang berlangsung dua hari di luar kampus itu sebagai bentuk implementasi proses perkuliahan yang dilakukan di kelas dengan praktik menulis secara praktis berdasarkan pengalaman yang diperoleh di luar kelas.

Roadshowyang digelar 28 - 29 November itu dipusatkan di Vila Betania, Desa Binawali Kecamatan Aimere, kabupaten Ngada. Sekitar 52 mahasiswa semester VII Prodi PGSD dari kampus Malanuza ini,  antusias mengikuti rangkaian kegiatan roadshowyang didampingi dosen pengampu mata kuliah jurnalistik, Emanuel Djomba.

Sebagai calon guru,  mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan menulis. Guna mencapai harapan itu, kuliah jurnalistik di kampus calon guru itu dikolaborasikan  dengan pengalaman nyata yang diperoleh malui proses reportase, interaksi dengan orang lain melalui wawancara hingga merekonstruksi kembali pengalaman itu dalam bentuk tulisan.

Mahasiswa sedang latian wawancara - bersama Kepala Desa Binawali
Karena itu,  sebagaimana dikemukakan dosen pengampu mata kuliah jurnalistik, Emanuel Djomba, proses perkuliahan tanpa dibarengi dengan praktik menulis secara praktis tidak akan banyak manfaatnya.

Karena kata dia, melalui roadshow yang dilaksanakan disetiap akhir semester, mahasiswa berupaya mengaktualisasi teori dengan praktik menulis. "Melalui kegiatan ini mahasiswa mulai belajar menangkap fakta yang diperoleh melalui reportase (mengumpulkan) dengan metode observasi dan wawancara. Setelah itu mereka mulai merumuskan fakta dan informasi yang diperoleh dalam tulisan," jelas Djomba.

Mahasiswa dihimpun dalam beberapa kelompok, kemudian mengumpulkan fakta dan informasi dari obyek tertentu di lapangan. Selanjutnya presentase dan pendalaman materi yang sudah diperoleh. Melatih merumuskan teras/lead tulisan yang menarik hingga merampungkan sebuah tulisan. Kegiatan itu juga diwarnai diskusi dan tanya jawab guna membuka wawasan bagi mahasiswa dalam mengungkap rahasia menulis.

Sesi diskusi pendalaman materi yang dipandu Dosen Pengampu Mata Kuliah,
Emanuel Djomba
Dalam roadshow selain mengunjungi beberapa obyek yang akan ditulis seperti kehidupan sosial kemasyarakatan, mahasiswa juga mengunjungi  obyek wisata. Dari sana mereka menulis karya jurnalistik seperti berita, feature dan artikel.

Djomba  berharap,  melalui kegiatan ini dapat menciptakan pengalaman baru bagi mahasiswa dan menumbuhkan kecintaan para calon guru pada kegiatan menulis dan membaca. kegiatan yang bertema "Tradisi Menulis dan Membaca Ciptakan Generasi Cerdas," kata Djomba adalah upaya menggugah kembali generasi muda di tengah merosotnya minat baca. 

"Dengan menulis, mendorong mahasiswa untuk  belajar (membaca), dengan membaca mahasiswa dapat menulis dan mengetahui banyak hal. Ini dua aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Dan,  tradisi kecerdasan dimulai dari sini. Tidak ada orang pintar tanpa membaca (belajar). Selain itu menulis sama dengan belajar dua kali dan melalui aktivitas ini melatih mahasiswa berpikir kritis, analitis dan disiplin," kata Djomba.

Latihan konsentrasi melalui sebuah permainan oleh  salah seorang wartawan, Ovan Lado
Sementara salah seorang wartawan yang menyertai rombongan, Ovan Lado mengantar peserta dalam sebuah permainan guna melatih konsentrasi dan fokus perhatian. Menurut Ovan, seorang jurnalis/penulis  selain dibekali dengan teknik  menulis juga harus dilatih kepekaannya untuk  mengamati obyek yang akan ditulis.

Mahasiswa memanfaatkan Vila yang unik dan kondisi sosial masyarakat sekitar sebagai obyek tulisan. Pada kegiatan hari kedua mengunjungi obyek wisata Tanjung Bendera di Manggarai Timur. Potensi wisata yang belum disentuh sama sekali, namun mampu menyedot perhatian dan daya tarik sehingga banyak mengunjunginya. Dari kunjungan ke obyek ini diharapkan mahasiswa menghasilkan karya tulis feature.

Peserta roadshow jurnalistik diterima Kepala Desa Binawali Yeremias Ture di Vila Betania di desa itu.  "Kalian adalah orang-orang  yang cerdas dan energik dan  siap membangun Ngada. Melalui tulisan juga membawa perubahan suatu bangsa. Melalui kegiatan jurnalistik ini dan tulisan yang Anda hasilkan tentu akan  membawa perubahan pemikiran bagi masyarakat, dan yang pertama perubahan bagi penulisnya sendiri," kata  Yeremias.

Tanjung bender yang unik dan eksotik jadi daya tarik untuk foto selfi - Juga dikunjungi mahasiswa roadshow
Kegiatan roadshow Jurnalistik selama dua hari menurut salah seorang mahasiswa, Dina Maria Hildegardis adalah kegiatan menyenangkan. Saya senang karena kita tidak hanya belajar teori tetapi juga bagaimana mengetahui tips menulis secara praktis. Kami jadi tau bagaimana mendapatkan informasi dan fakta di lapangan, kemudian merumuskan dalam tulisan. Pokoknya menulis sambil berwisata ini menyenangkan, dan dua hari sepertinya kurang,” kata Dina sapaannya. (ch)*

Insert foto: Peserta roadshow di depan Vila Betania yang rimbun dan sejuk