Responsive Ads Here

Saturday 31 October 2015



Rancangan Undang - Undang APBN 2016 akhirnya disetujui DPR menjadi undang - undang. Dinamika pembahasannya lebih mencerminkan tarik menarik kepentingan golongan ketimbang pergulatan konsep memperbaiki kualitas anggaran. Catatan yang menonjol antara lain terkait anggaran Rp 39 triliun untuk penyertaan modal negara (PMN) di BUMN. Mayoritas fraksi di DPR menyatakan menolak atau memberi catatan kritis terhadap program tersebut. Dalam RUU APBN 2016 juga ada tambahan anggaran sebesar Rp 740 miliar untuk proyek pengembangan Kompleks Parlemen untuk DPR.

Friday 30 October 2015


KURUBHOKO/NGADA/FLORES, vigonews.com - Taman Wisata Rohani (TWR) Bukit Doa 'Wawo Mbewo' di Kuasi Paroki Kuruboko, Wolomeze adalah potensi yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik kunjungan untuk tujuan kegiatan rohani. Sayangnya, jalan menuju tempat ini sejauh 4 km belum tersentuh pembangunan.


Lebih dari 700 umat dari empat paroki wilayah TP. APT Riung,  ketika melakukan ziarah ke TWR ini, (30/10/2015) lalu tertatih-tatih melewati jalan sejauh 4 km dari Kurubhoko menuju arah barat, hingga tiba sebuah bukit. Kendaraan sulit melaju  melewati jalan bak kubangan menganga. Di sana sini juga banyak bongkahan batu tak beraturan.

Ruas jalan ini adalah akses ke sebuah TWR di bukit Wawo Mbewo. Kiri kanan jalan menuju tempat ini terbentang sawah yang luas. Meski musim kemarau panjang  tampak hanya rumput dan jerami kering, namun tetap menyuguhkan pemandangan yang eksotik.

Sekitar 1 km mendekati TWR sepanjang jalan ditumbuhi pohon yang memberi ksejukan kepada para peziarah. Meski sedikit mendaki, sekitar 500 meter mendekati TWR, perjalanan menuju tempat ziara yang hening dan jauh dari kebisingan ini tetap menggoda para peziarah menuju taman doa yang masih sedang ditata Kuasi Paroki Kurubhoko.

Sejumlah peziarah sangat berkesan dengan taman doa yang ditumbuhi pohon dan memberi kesejukan serta kesegaran. TWR yang terbaik di wilayah TP APT Riung itu terletak di sebuah bukit seperti gundukan degan luas  sekitar  1 hektare. Di atas bukit itu berdiri kokoh sebuah situs Gereja Tua berusia lebih dari 50 tahun, bukti kehadiran misionaris Eropa di zamannya.

Salah seorang peziarah, Simon Sila mengatakan berziarah di TWR ini sangat  menyenangkan. "Tempat ini luar biasa. Tempat ziarah yang nyaman, jauh dari kebisingan. Hanya sepoi angin dan bunyi burung yang terdengar. Di sini kita bisa berdoa khusuk," kata Simon yang mengaku baru pertama kali.

Di TWR ini ada sebuah gua tempat ditahtakannya Arca Bunda Maria. Tempat para peziara melakukan devosi. Keliling bukit ditumbuhi pohon-pohon dan dihiasi bunga kamboja yang selalu menyebarkan  harumnya kepada siapa saja yang datang tempat ini.
Jalan menuju TWR Bukit Doa 'Wawo Mbewo'
Sementara peziarah lain, Fidelis Rata mengaku senang berada di TWR Bukit Doa ‘Wawo Mbewo.’ Meski jalan menuju lokasi sejauh 4 km ditempuh dengan susah payah,  namun tidak menyurutkan niatnya datang berziarah. "Meski capek diguncang kendaraan melewati jalan rusak, tapi  rasanya terbayar juga setelah  menimba keheningan di tempat ini. Bisa berdoa tanpa ada gangguan keramaian dan deru kendaraan," kata tokoh umat dari Paroki MA. Maronggela itu.

Baik Simon, maupun Fidelis sepakat tempat ini harus ditata sedemikian rupa sehingga ke depan menjadi tujuan wisata rohani atau tempat ziarah bagi umat Katolik. "Luar biasa. Ternyata kita punya potensi yang selama ini belum diketahui oleh banyak orang," kata Fidelis diaminkan Simon.

Hanya menurut Simon ke depan perlu perhatian pemerintah dengan akses jalan menuju TWR ini yang sangat tidak layak, apalagi pada musim hujan. Sehingga umat dari mana saja yang berziarah dapat mengakses tempat ini dengan cepat dan mudah. Lebih dari itu, jalan yang bagus, kata Simon memberi rasa aman dan nyaman bagi para pengendara maupun pejalan kaki.

"Kalau saya liat jalan ini bukan sekedar jalan tani, tapi jalan menuju sarana strategis lainnya yang bisa saja karena tempatnya  yang menarik untuk dikunjungi dapat mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga setempat," pinta Simon.

Pada ziarah sebelumnya menjadi kesempatan bagi para pedagang kecil dari Kuasi Paroki Kurubhoko untuk menjajakan makanan dan minuman. Rata-rata mereka menjual minuman es, minuman kaleng, air mineral dan jenis makanan kecil lainnya.(ch)*

KURUBHOKO/NGADA/FLORES, vigonews.com - Taman Wisata Rohani (TWR) Wawo Mbewo, Tajo di Kuasi Paroki Kurubhoko, Jumat (30/10/2015) dipadati para peziarah yang datang dari paroki-paroki di wilayah Tim Pastoral  Antar Paroki Tetangga (TP. APT) Riung.

Sejak pkl. 08.00 wita,  lebih dari 700 umat yang datang dari empat paroki di wilayah Riung itu berbondong-bondong dari pusat Kuasoi Paroki Kurubhoko menuju arah barat sekitar 4 Km. Para peziarah terlihat ada yang berjalan kaki, sepeda motor dan kendaraan roda empat menuju tempat ziarah yang juga terdapat sebuah situs Gereja Tua.

Para peziarah langsung memadati sebuah bukit yang di atasnya berdiri sebuah gereja tua. Di bawah  rindangan pohon yang tumbuh keliling bukit, ratusan umat mengikuti upacara misa ziarah tahunan itu.

Prosesi menuju Bukit Doa 'Wawo Mbewo'
Misa dimpimpin Rm. Yohanes Paulus Mere, Pr yang sehari-hari sebagai Pastor Kapelan Paroki Cor Jesu Wangka. Sebagai selebran utama,  Rm. Juan, begitu dia biasa disapa didampingi pastor konselebran, Rm. Aris Guru, Pr; Pater Bonefasius Budiman, OFM, yang juga Administrator  Kuasi Kurubhoko;  Pater Fridus Derong, OFM yang juga Pastor kapelan Kuasi Paroki Kurubhoko;   Rm. Sony Lulu, Pr  Pastor Paroki Bekek:  Rm. Filter Pendi, Pr, Pastor Paroki Cor Jesus Wangka;  dan  Rm. Basilius Lewa, Pr Pastor Paroki MA. Maronggela.

Ketika membuka misa yang diringi paduan suara SMPN Satap Kurubhoko, Rm. Juan mengajak umat mendalami makna tema ziarah tahun ini: "Maria Pelayan Setia dan Teladan bagi Keluarga Kristiani."

Para peziarah memasuki Bukit Doa
Sementara pastor pengkhotbah, Rm. Aris Guru, Pr dalam khotbah sesuai bacaan injil 'Pesta Perkawinan di Kana" menyampaikan tiga pesan dari Firman Tuhan. Pertama, kata Rm. Aris, "kita harus belajar dari Bunda Maria sebagai ibu yang peka dan tanggap situasi. Ada banyak kecemasan yang kita alami dalam keluarga dan lingkungan, kita juga dipanggil menjadi pribadi peka dan tanggap terhadap situasi sosial. Kita diminta bersikap solider dengan sesama."

Pesan kedua, kata Rm. Aris, bahwa  Bunda Maria sebagai pengentara doa  yang membawa pesan kegembiraan untuk banyak orang. "Kita harus menjadi pembawa pesan ini. Pesan kehidupan dan kegembiraan bagi orang lain," tegasnya.
Rm. Juan Mendupai gua Maria di Bukit Doa 'Wawo Mbewo'
Dan, pesan ketiga, bahwa Bunda Maria adalah pribadi yang rendah hati. Seorang pelayanan yang setia yang harus diteladani oleh umat.  Melalui peristiwa kehabisan anggur,  Bunda Maria menunjukkan kerendahan hatinya untuk memohon pada Yesus putranya.

Dikatakan, dalam ziarah hidup, kita percaya bahwa Maria menjadi bunda penolong. "Apakah kita selalu datang kepada Bunda Maria? Apakah kita sudah berjalan bersamanya," katanya.

Ketua TP. APT Riung, Rm. Sony Lulu, Pr memberi apresiasi kepada umat yang hadiri  ziarah di tempat yang unik itu. Tempat yang teduh, ada situs Gereja Tua, ada gua Maria dan lingkungan yang hening. Ini bagus untuk taman doa," pesan  Rm. Sony.
Sisi lain Bukit Doa 'Wawo Mbewo' dihiasi bunga Kamboja yang senantiasa menyebarkan harum semerbak
Sementara, ketua Stasi Mainai, Paroki  Cor Jesus Wangka, Simon Sila mengatakan ini kegiatan rutin tahunan. "Melalui peristiwa iman ini, umat menghayati kesatuan sebagai satu gembala dalam Kristus," katanya.

Menurut Simon, tempat ini bagus jadi tempat ziarah dimana  umat dapat  menimba keheningan. "Hanya kita harapkan ke depan jalan menuju tempat ini perlu diperbaiki, karena masih sulit. Di sini menyenangkan, umat bisa menemukan keheningan untuk perjuampaan dengan Sang Khalik," katanya.(ch)*

Thursday 29 October 2015


LANGA/BAJAWA/FLORES, vigonews.com – Sebanyak 24 orang anak muda  Langa dan pemuda  asal Amerika, Rabu (28/10/2015) mengibarkan bendera Merah Putih di puncak gunung Inerie. Ini cara anak muda dari dua Negara itu memaknai hari Sumpah Pemuda ke-87.

Pendakian menaklukan puncak setinggi 2.400 meter di atas permukaan laut itu menjadi atraksi menyenangkan bagi para pemuda beda kultur itu. Namun dalam semangat yang sama, 12 orang muda dari Amerika ikut menggelorakan para pemuda lokal yang berasal dari desa Bomari, Beja, Langagedha dan Bela itu untuk terus berprestasi seperti manklukan  tantangan zaman.

Begitu tiba di puncak yang menyuguhkan panorama Ngada dan pantai selatan yang eksotik, 24 orang muda menegakkan Merah Putih. Semangat pemuda seperti digelorakan kembali di ketinggian Inerie. Refleksi cita-cita orang muda yang biasanya dibalut dengan idealisme dan perjuangan yang tak kenal lelah seperti semangat para pemda di era perjuangan.

Perjalanan menuju puncak Gunung Inerie ini ditempuh dalam waktu 4 jam, penuh tantangan. Rombongan sudah beranjak pkl. 02.00 wita  dan tiba empat jam kemudian. Di puncak itu para pemuda mengibarkan bendera Merah Putih. Setelah istirahat sejenak baru bergegas turun kembali.

Selain waktu yang cukup panjang, juga harus diimbangi dengan pengorbanan serta ketabahan menuju puncak.Banyak hal yang kami peroleh di sini.  Kami dilatih untuk bisa saling memercayai, sebab akan sangat berbahaya bila tidak saling percaya bukan hanya beda bahasa, beda Negara,  sesama saja tidak saling percaya, satu desa, satu kampung saja tidak percaya dan itu sangat berbahaya bagi orang muda,” kata koordintor pendakian Dionisius Tunga.

Dikatakan, pendakian ke Inerie ini selain untuk merefleksikan perjalan hidup orang muda yang akhir-akhir ini selalu disoroti sebagai pemicu masalah dengan hadirnya geng-geng di berbagai daerah,  juga sekaligus memperkenalkan eksotika pemandangan alam tanah Ngada dari puncak Inerie kepada orang muda asal Amerika.

Sementara itu salah seorang pemuda asal Amerika Benyamin Yih kepada vigonews.com juga mengatakan bahwa pemandangan dari puncak Inerie itu sangat indah dan luar biasa. Untuk mencapai puncak harus banyak berkorban,  dan inilah sebuah tantangan yang harus dilewati sebelum menikmati sesuatu yang luar biasa.

"Saya suka Inerie. Pemandangan yang indah dari puncak yang membuat kita seperti berada di atas awan. Ini indah. Amazing!" kata Ben demikian dia biasa disapa.

Para pemuda dari negeri Paman Sam itu dalam rangka kegiatan live in  di Langa. Mereka sudah tiba 21 Oktober lalu, dan akan mengakhiri program live in mereka pada 2 November mendatang. Selama di Langa, para pemuda itu akan tinggal bersama dengan orang muda setempat di rumah-rumah penduduk. Di sini mereka dapat berinterkasi dan belajar tentang budaya dan kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Kehadiran mereka dalam kehidupan kami memberikan warna tersendiri,  dimana kami belajar untuk saling terbuka, tidak pantang menyerah untuk terus berjuang sebagai orang muda yang juga adalah masa depan Bangsa dan Gereja.Intinya adalah saling percaya,” tambah Dionisius.(ml)*

Insert foto: Orang muda dari Langa dan Amerika mengibarkan bendera merah putih di puncak gunung Inerie, memaknai hari Sumpah Pemuda ke-87

WOLOMEZE/NGADA/FLORES, vigonews.com - Sekitar 125 siswa SMPN 1 Soa di Natarandang, Wolomeze mengikuti latihan jurnalistik. Kegiatan yang digelar, Rabu (28/10/2015)  serangkaian kegiatan  Bulan Bahasa Nasional (BBN) dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda  tahun 2015.

Pelatihan jurnalistilk digelar bekerja sama dengan Koran Masuk Sekolah (KMS) Media CERMAT. Dalam sesi pelatihan siswa dibekali dengan ilmu jurnalistik, mulai dari pengertian jurnalistik, teknik reportase, teknik wawancara, teknik menulis berita dan feature.  Hadir sebagai narasumber  yakni Pemimpin Redaksi Media CERMAT, Emanuel Djomba,  dalam pelatihan sehari itu.

Menurut  Djomba,  pelatihan ini sangat strategis bagis siswa (remaja) guna meningkatkan kemampuan menulis, membawa siswa dalam pengalaman terhadap proses produksi media, menumbuhkan budaya baca, menciptakan penggerak jurnalisme dan media sekolah, serta menyukseskan gerakan membaca bagi pelajar Indonesia demi terwujudnya pelajar yang kritis dan cerdas.


Selain itu, kata Djomba, pelatihan ini memberi manfaat bagi para siswa akan pentingnya media, dalam menumbuhkan tradisi baca tulis, menguasai teknik menulis dalam dunia jurnalistik dan menggerakkan siswa dalam mengembangkan media sekolah.

Dikatakan, pelatihan yang dilakukan menggunakan pola proses dengan menerapkan metode interaktif. Proses dimulai dengan tela’ah karya jurnalistik di surat kabar.Setelah melewati proses siswa diharapkan mampu menulis berita dan feature secara sederhana, dan memahami proses hingga produksi karya tulis media.

Meski baru pertama kali pelatihan ini digelar, namun kegiatan bulan bahasa di sekolah ini sudah menjadi agenda tahunan yang diisi dengan berbagai kegiatan perlombaan dan pentas seni di sekolah yang terletak di kecamatan Wolomeze itu.



Kepala SMPN 1 Soa, Melkior Kodo, S.Pd ketika membuka kegiatan mengatakan, pelatihan ini menjadi momen yang tidak kalah penting bagi siswa dalam rangka menumbuhkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan menulis siswa. "Karena itu mulai tahun ini, pelatihan jurnalistik diupayakan akan menjadi kegiatan rutin di sekolah ini. Saya  berharap para siswa dapat  memanfaatkan waktu pelatihan sehari ini dengan  sebaik-baiknya," katanya.

Dibagian lain, ketua Panitia pelaksana, Maria Nima dalam laporannya mengatakan selain menggelar  kegiatan pelatihan jurnalistik,  berbagai jenis lomba seperti menulis, pidato dan kegiatan seni lainnya, juga diadakan lomba memasak makanan  lokal. Dikatakan,  lomba ini untuk menanamkan jiwa wirausaha di kalangan siswa dan rasa cinta pada produk pangan lokal. Usai kegiatan lomba, makanan lokal hasil racikan para siswa dijual kepada pengunjung dan orang tua yang diwajibkan hadir dalam momen bazaar dan penutupan kegiatan bulan bahasa.(ch)*

Insert foto: Suasana pelatihan jurnalistik

Tuesday 27 October 2015



SOEMPAH PEMOEDA

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, 
TANAH AIR INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, 
BANGSA INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, 
BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Semoga Para Pemuda dan Pemudi Indonesia belum melupakan Sumpahnya. Semoga segala masalah yang mendera bangsa Indonesia tidak menceraiberaikan anak - anaknya tetapi justru memperkuat rasa persatuan dan kesatuan diantara mereka... Semoga...

Monday 26 October 2015


BAJAWA/FLORES, vigonews.com -  SMAN 1 Bajawa target wujudkan generasi yang kopetitif dan kreatif melalui pentas seni (Pensi) yang dirangkaikan dengan kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015.

Dalam rangka memperingati sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2015, Untuk pertama kalinya SMAN 1 Bajawa menggelar Pensi (Pensi) yang berlangsung di aula SMAN 1 Bajawa (26/10/2015).

Dengan Tema "Berkreasi dalam Seni dengan Menjunjung Tinggi Sportifitas, Kreatifitas, Kebersamaan dan Persaudaraan" ini, dibuka dengan resmi oleh kepala sekolah Frederikus Sila dan dihadiri oleh seluruh komponen Guru dan siswa SMAN 1 Bajawa.

Dalam sambutannya, Frederikus mengatakan bahwa dengan digelarnya acara Pentas Seni ini diharapkan dapat menyemangati pemuda dan pemudi  khususnya siswa SMAN 1 Bajawa  untuk turut serta menciptakan persaudaraan bangsa melalui apresiasi tehadap kreasi seni.

Fredi demikian dia biasa disapa juga mengatakan bahwa seni harus dinikmati dan bagi seluruh siswa harus memanfaatkan moment ini untuk menjadi ajang mencari bakat bukan ajang mencari menang atau kalah.


"Moment ini jangan dimanfaatkan untuk mencari menang atau kalah namun harus benar-benar digunakan sebagai ajang menunjukkan bakat dalam bidang seni karena akan ada saatnya siswa yang memiliki bakat seni akan direkrut ataupun di tingkatkan jiwa seni yang dimilikinya,”  kata Fredi.

Sementara itu ketua panitia Maria Januaria Rani Wea Foju juga mengatakan bahwa selain mengembangkan potensi siswa di bidang seni, moment ini juga bertujuan untuk mengenang hari sumpah pemuda, mengenang jasa para pahlawan yang gugur, meningkatkan semangat persatuan dan persaudaraan di antara pelajar dan menciptakan kerjasama yang baik antar pelajar, menjadikan siswa yang berjiwa kompetitif serta positif, dan mengasah bakan dan potensi yang dimiliki siswa dibidang seni.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari terhitung 26-28 oktober 2015 ini juga menampilkan Jenis perlombaan seperti  vokal group dan iai, modern  dance, stand up comedy, duet putra putri, solo putra putri, dan fashion show.  Dari total keseluruhan 29 kelas yang ada, dileburkan menjadi 8 kelompok yang terdiri dari lima grup dari masing-masing 3 kelas dan 3 grup terdiri dari masing-masing 4 kelas.(ml)*

Sunday 25 October 2015

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menetapkan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini  sebagai tersangka. Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Romy Arizyanto, menyatakan, ada surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) dari Polda Jatim dengan Risma sebagai tersangka. Dalam SPDP disebutkan, Risma dijerat dengan Pasal 421 KUHP terkait penyalahgunaan wewenang jabatan dalam kasus pembangunan tempat penampungan sementara untuk pedagang Pasar turi. Banyak pihak menuding, penetapan Risma sebagai tersangka berbau politik mengingat waktunya bersamaan dengan masa kampanye Risma yang akan maju mengikuti Pilkada serentak 2015. Sementara di Surabaya, PT Gala Bumi Perkasa (GBP), selaku pihak yang melaporkan Risma saat masih menjabat Wali Kota Surabaya dalam kasus pengelolaan Pasar Turi, memutuskan mencabut laporan tersebut. Mereka tidak ingin dikaitkan sebagai pihak yang ingin menjatuhkan sosok Risma.

BAJAWA/FLORES, vigonews.com – Boleh jadi tidak banyak orang mengetahui keunikan kawah gunung Wawomuda yang menyerupai danau, sekitar 3 km arah barat kota Bajawa. Mau tau dua keunikan, konon harus datang setidaknya dua kali dalam setahun. Kapan saja?

Air di tiga kawah gunung Wawomuda kering saat kemarau panjang seperti hari-hari ini. Kawah yang menyerupai danau dan menjadi daya tarik wisata  sejak meletus tahun 2001 itu terlihat terpatah-patah.


Pemandangan yang amat jauh berbeda selama musim hujan. Tiga kawah itu dipenuhi air dan memberi efek warna tertentu seperti, kuning, coklat dan merah kecoklatan. Namun gunung yang letaknya tidak jauh dari kota Bajawa, tepatnya di desa Ngoranale itu justru tetap memberi daya tarik sendiri  tak digenangi air.

Dua fenomena itu rupanya tetap memberi daya pikat sendiri. Pada musim hujan pengunjung disuguhi pemandangan kawah dengan air beda warna. Namun saat kemarau panjang, justru tiga kawah ini tanpa air. Dasar kawah yang biasanya berlumpur justru tampak terpatah-patah pada musim kemarau. Selain itu pada musim ini pengunjung disuguhi panorama alam eksotik dari ketinggian Wawomuda.


Pantauan vigonews.com, Sabtu (24/10/2015), meski  tanpa air, kawah tampak tetap menarik. Banyak juga pengunjung yang datang ke tempat ini sekedar untuk  rekreasi. Kebanyakan mereka menyukai aktivitas tracking. Selain pengunjung lokal, tampak juga wisatawan nusantara dan asing.

Salah seorang  wisatawan Nusantara yang dijumpai di kawah itu, Yanto mengatakan dirinya datang ke tempat ini hanya untuk rekreasi. Kebetulan dia menyukai aktivitas  tracking. “Saya suka pemandangan yang indah dari ketinggian di sini. Ke tempat ini bisa dengan jalan kaki. Jadi saya suka tracking. Rupanya karena musim kemarau panjang kawah ini kering, tetapi tetap memberikan pemandangan yang unik,” kata Yanto yang mengaku sudah tiga kali datang ke Wawomuda. (ml)*



BAJAWA/FLORES, vigonews.com – Pekan Olahraga Sains dan Seni kecamatan (Porseni) tingkat kecamatan Bajawa digelar pekan ini. Minggu sore (25/10/2015) kontingen dari 10 sekolah menengah pertama (SMP) sudah tiba di tempat penyelenggaraan, di Naru.

Kontingen dari masing-masing sekolah disambut dengan parade marching band SMPN 2 Bajawa dan music kolintang SMPN 5  Naru. Parade ini menandari dimulainya Porseni tingkat kecamatan Bajawa yang akan berlangsung sepekan ke depan.


Marching band SMPN 2 yang di pimpimpin mayoret Cita Mita, Zeno Rita Putri dan Desy Meo memukau kontingen dan penonton, Minggu sore yang sudah tiba di tempat digelarnya kegiatan Porseni. Bahkan aksi itu menarik perhatian warga kampung dekat sekolah di pinggiran kota Bajawa, ke arah timur.

Maching Band SMPN 2 Bajawa meramaikan penyambutan kontingen Porseni
Gelar parade di halaman SMPN 5 itu menjadi hiburan bagi warga sekitarnya. Sebelum parade penyambutan, kontingen dari berbagai sekolah diarak  dengan tarian kreasi  dari pertigaan Jembatan Waebetu menuju halam sekolah itu.

Ketua Panitia Porseni  2015 Markus Nuwa kepada vigonews.com mengatakan bahwa acara dengan tema "Melalui Porseni Kita Tingkatkan Apresiasi, Kreasi dan Inovasi demi meraih Prestasi" ini diikuti oleh seluruh peserta SMP sekecamatan Bajawa yang terdiri dari SMPN 1 Bajawa, SMPN 2 Bajawa, SMPN 4 Bajawa, SMPN 5, SMPN  6, SMPK Regina Pacis Bajawa, PGRI, SMP Satap, SMPK St.Agustinus Langa,dan  SMPLB.


Kegiatan yang berlangsung dari Minggu 25 - 30 Oktober 2015 ini akan diisi dengan jenis perlombaan di antaranya  paduan suara, jai kreasi, volly putra/i, sepak bola putra, futsal putri, atletik yaitu lari 5000 meter putra/i, tenis meja putra/i, badminton putra/i, pidato Bahasa Indonesia, lomba mata pelajaran IPA, fisika, matematika, biologi dan Bahasa Indonesia.


Usai penampilan marching banda SMPN 2 Bajawa dan pertunjukan musik kolintang SMPN 5 Naru, para peserta menuju penginapan di rumah-rumah warga yang berada disekitar sekolah.(ml)*

MAUMERE/FLORES, vigonews.com – Di jagad sepak bola Ngada bahkan NTT, siapa tidak kenal Dami Ria. Di laga ETMC 2015 lagi-lagi Dami  dipercaya sebagai Captain PSN Ngada. Namun, peran Dami lebih dari itu. Di antara sesama pemain, sosok itu selalu menginspirasi bahkan bagi pecinta sepak bola. Dalam sejarah  ETMC yang  delapan kali diantaranya  dimenangkan Ngada, Dami bersama timnya membawa pulang  dua kali gelar juara kompetisi bergengsi di bumi  Flobamora itu.

Dami mulai membela tim kebanggaan Ngada ini sejak tahun 2003, ketika gelar ETMC di Soe. Pada tahun 2007, dia kembali membela Ngada di ETMC Belu. Dua kali membela Ngada memang menjadi momentum membanggakan bagi Dami, karena dari dua kali laga itu ia berhasil mengantarkan PSN Ngada meraih juara kompetisi  sepak bola bergengsi di tanah Flobamora itu.


Selain memperkuat Tim PSN Ngada di ETMC, Suami dari Erlin Sad ini juga memperkuat PSN Ngada dalam Kompetisi Divisi II Liga Indonesia di Batam, Kudus, dan Sidoarjo Tahun 2004 -2007 silam.


Ditemui Vigonews.com di Hotel Sugonian Sikka,  Kamis (22/10/2015) usai Laga melawan Persena Nagekeo, Dami mengatakan PSN Ngada seperti sudah menjadi roh  yang selalu menggerakkan semangat yang tak pernah surut untuk memajukan sepak bola di tanah Ngada. Itu sebabnya, ia ingin terus berlatih dengan disiplin yang tinggi. Mungkin karena itu ia ingin terus ‘merumput’ di PSN Ngada hingga usia 40 tahun.


“Saya ingin gantung sepatu pada saat saya punya umur 40 tahun. Karena itu saya konsisten untuk terus berlatih dan menjaga kebugaran, agar target saya bisa tercapai,”  ungkap pria kelahiran Tololela, 36 Tahun Silam ini.


Saat ini Dami dipercayakan pelatih PSN Ngada Joni Dopo sebagai Captain Tim sejak ETMC di Labuan Bajo 2013 lalu. Dia dipercayakan sebagai captain tidak hanya karena  dianggap paling senior dari pemain lain lain. Sebalinya, karena Dami memang memiliki spirit bermain yang selalu total. Karena itu dia menjadi motivator dan inspirator saat tim tengah berlaga.


Dami juga bertekad mengantarkan timnya meraih  gelar juara  untuk  ke tiga kalinya pada ETMC di Sikka Tahun 2015 ini. Karena itu dalam sesi latihan maupun persiapan tim,  Dami selalu memberi otivasi kepada sesama pemain agar  tetap semangat berjuang  meraih kemenangan dalam setiap pertandingan dan menjadikan setiap laga sebagai pertandingan penting.


Peran seorang Dami Ria tidak hanya sebagai seorang pemain senior tetapi juga sebagai pemain pertama di lini pertahanan untuk menghentikan serangan lawan ke daerah pertahanan. karena itu posisi sebagai gelandang bertahan harus memiliki fisik prima serta gaya bermain yang taktis.


Sementara itu, salah satu Sporter PSN Ngada kepada vigonews.com mengatakan,  Dami adalah salah seorang  pemain yang selalu memberikan tontonan yang menarik,  inspiratif dan menghibur. Selain itu,  dalam setiap pertandingan yang di lakoni oleh Dami dan kawan –kawannya di tim baik club maupun di PSN Ngada Ia selalu tampil memukau dan memeberikan inspirasi bagi teman bermain untuk terus meraih prestasi yang membanggakan.


Bagi Dami Ria sepak bola dan PSN Ngada telah menjadi jiwa dan raganya.  Melalaui sepak bola ia bisa dikenal oleh publik sepak bola Kabupaten Ngada maupun NTT.(ol)*

Thursday 22 October 2015



Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf  Kalla sudah berusia 1 tahun. Selain prestasi, masih banyak kekurangan yang dicatat oleh publik. Pencapaian terbesar pemerintahan ini, mampu menjaga stabilitas politik. Konsolidasi politik tercapai karena gencarnya komunikasi politik yang dilakukan pemerintah. Sebaliknya apresiasi masyarakat mulai surut karena belum terlihatnya gebrakan pemerintah di bidang penegakan hukum, ekonomi dan kesejahteraan sosial. Jargon Revolusi Mental dan Program Nawacita juga belum terlihat bentuknya.

BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Bagi para petualang, Gunung Inerie 2.400 meter di atas permukaan laut  adalah puncak yang selalu siap untuk ditantang.Ternyata ada yang terlupa.  Hamparan  (dataran rendah di kaki gunung) sebelah utara juga menanti untuk ditantang. Ratusan bahkan ribuan hektar lembah yang mengelilingi ‘Mama yang Cantik’ – julukan Inerie - ini belum terjamah.

Ketika pejabat publik  darah ini bicara Bajawa miskin ruang publik – tempat bagi warga kota untuk melepas suntuknya kehidupan – ingatan penulis tiba-tiba berkiblat ke ruang terbuka di kaki  Inerie yang kini dirimbuni kayu putih dan cemara itu. “Kalau di Bali ada Kebun Raya Bedugul  yang eksotik – Mungkinkah di Bajawa ada Kebun Raya Inerie?” kayalku menjulang.


Ini inspirasi, ketika dengan sejumlah jurnalis melepas lelah setelah perjalanan dari Tololela menyaksikan festival musik tradisional  Bombardom  awal September 2015 lalu. Di atas rerumputan hijau, di bawah rimbun kayu putih,  mata nyaris terpejam dihembus sepoi senja itu.  Di bawah rindangan kayu putih yang mirip pinus itu, beronggok satu dua bongkahan batu alam, semakin membuat tempat ini terlihat eksotik.


Kebun Raya Bedugul di Bali yang rimbun dengan hamparan dihiasi rumput hijau, kini sudah disulap oleh Pemda Bali, laiknya sebuah taman. Tempat jutaan warga Bali, Nusantara, bahkan mancanegara melepas kejenuhan hidup, menimba kesegaran dan semangat baru di ruang terbuka yang asri itu.

Rerimbunan pohon kayu putih di  kaki gunung Inerie
Kalau hamparan  Inerie suatu saat  disulap laiknya sebuah kebun raya semacam itu, tentu saja ruang-ruang yang terasing akibat suntuknya kehidupan akan dapat dipulihkan dengan kesegaran taman ini. Dan bukan tidak mungkin – meski dengan investasi lumayan besar – tempat ini akan menjadi tujuan wisata bagi masyarakat di daratan Flores. Karena letaknya di mata jalan antara Kota Bajawa dengan  kawasan wisata budaya Jerebu’u, maka kehadirannya kian strategis. Sehingga, bukan saja menyedot wisatawan lokal tetapi juga wisatawan nusantara bahkan manca negera ketika mereka sedang berada di kabupaten dan kota ini.

Kalau sudah disulap laiknya sebuah taman, dan menyedot pengunjung  setiap saat,  manfaat ikutan akan datang dengan sendirinya. Kawasan ini sudah pasti menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mendatangkan rupiah dan dolar bagi masyarakat lokal. Di Kabun Raya Bedugul, Bali, omset dari tiket masuk saja mencapai ratusan juta perhari. Belum terhitung omset keuntungan masyarakat yang bergerak di sektor nonformal dan dampak ikutan lainnya akibat kehadiran taman itu. Penginapan pun bukan tidak mungkin menjadi bisnis yang dapat diwujudkan oleh masyarakat sekitarnya.


Meski tidak tergolong tempat wisata resmi, namun secara diam-diam ternyata  hamparan ini sering menjadi tempat tujuan para pelesir bagi banyak orang, bahkan wisatwan mancanegara.  Apakah tempat ini hanya sekedar hamparan luas dengan rimbunnya pohon kayu putih dan cemara? Ternyata tidak. Beberapa situs yang dipercaya masyarakat ssetempat dan menjadi cerita bermakna penuh kearifan berada dihamparan ini.

Kampung tradisional 'Bela' sudah menjadi daya tarik yang dikunjungi wisatawan - tak jauh dari kaki gunung Inerie
Di lereng gunung ini tersembunyi berbagai  situs menarik untuk kegiatan wisata. Bahkan jika mendapat sentuhan investasi  akan mampu menarik minat pengunjung. Orang-per orang memang mulai membidik tempat ini sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan dan sering datang sendiri-sendiri menikmati alam sekitar.  Sebut saja sebuah sekolah di Langa – SMP St. Agustinus – sudah beberapa kali menggelar kamping di areal yang masih menawan ini.

Letaknya yang dekat dengan ibu kota Kabupaten Ngada, Bajawa memang membuat tempat ini dipandang sangat strategis. Dengan demikian menjadi tujuan bagi warga kota untuk berekreasi di situ.  Jarak dari kota Bajawa ke arah selatan melewati kampung Langa sekitar 8 km. Tepatnya di kaki gunung Inerie.


Sebelum masuk kawasan potensial ini, pengunjung melewati kampung tradisional Bela. Kampung ini menjadi daya tarik wisata yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Kampung ini membelakangi bukit ‘Gedha Tiza.’ Dari bukit ini mengalir air terujun ‘Wae Longa’. Namun uniknya air terjun ini  hanya ‘muncul’ dalam waktu tertentu. Kalau ingin menyaksikan indahnya air terjun ‘Wae Longa’ datanglah pada musim hujan, karena musim kemarau bukit ini tidak lagi mengeluarkan air akibat kemarau. Air terjun musiman ini juga bisa menjadi suatu keunikan yang layak dijual.


Sekitar  kawasan ini terdapat situs ‘Kapal Karam’. Masyarakat setempat menyebutnya ‘Alo Rajo Boat’, yang katanya merupakan peninggalan para pelancong dari zaman dahulu.  Cerita ‘Alo Rajo Boat’ berkembang di masyarakat sebatas itu saja.


Tidak jauh dari situ, pengunjung  dapat menjumpai situs alat music  ‘Batu Gong’. Cerita yang melegenda di masyarakat setempat bahwa di situs itu  jika dipukul dengan benda lain akan menghasilkan nada tertentu. Dan ‘Batu Gong’ ini jika dipukul menghasilkan nada:  do, mi, sol. Unik bukan? 


Hamparan di kaki gunung Inerie bukan hanya dihiasi rerimbunan pohon yang memberi kesejukan, tetapi juga mengonggok bongkahan batu alam yang memberi pesona lain tempat ini sehingga tampak eksotik

Di bagian lain dekat kaki gunung Inerie juga terdapat sebuah bukit yang amat terjal, dalam bahasa lokal disebut ‘Bedhi me Luna’. Tempat ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tempat menghukum seorang pria bernama Luna. Konon, Luna digantung di tempat itu karena melanggar aturan adat dalam kampung itu.

Antara kaki gunung Inerie dan bukit ‘Bedhi me Luna’ juga tempat yang unik, dan selalu menarik dikunjungi banyak orang. Lantaran di tempat yang tidak terlampau itu  menghasilkan ‘gema’ jika bersuara. Bagi siswa SMP St. Agustinus yang ada di Langa – dan letaknya tidak jauh dari tempat itu – selalu dijadikan tempat untuk praktik mata pelajaran fisika untuk materi Gaung dan Gema. Suara seseorang seperti terpantul kembali dan dipancar ulang berkali-kali.


Inerie memang  menyimpan misteri kepada banyak orang dan selalu ditantang untuk mengungkap. Puncaknya menggoda para petualang untuk menaklukan  guna ‘merubut’ keindahan dan pesona dari ketinggian 2.400 di atas permukaan laut. Dan, lereng serta hamparan di kaki ‘Mama yang Cantik’ ini menyimpan sejuta misteri yang menanti untuk disingkap. Kalau ada pepatah mengatakan: “Surga ada di bawah telapak kaki ibu,” – maka di bawah kaki Inerie – sang Mama yang Cantik – ada surga yang harus disingkap.


Hamparan luas ini berlum terjamah. Potensi yang ada belum dikemas. Jika dikemas, maka tempat ini bisa menjadi sebuah  taman atau kata lain yang lebih keren – Kebun Raya – yang dapat digunakan untuk rekreasi para wisatawan, baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Daya dukung  agar  tempat ini menjadi daya tarik wisata pun tidak sedikit tersedia di sana. Mungkin perlu tangan-tangan bijak yang terulur agar pesona  yang ada di bawah kaki  Inerie itu dapat tersingkap untuk kesejahteraan anak cucu. (Emanuel Djomba)*

Insert foto: (Utama) Lembah di kaki gunung Inerie juga dihiasi bunga yang membuat tempat ini berwarna

MAUMERE/FLORES, vigonews.com – Harap-harap cemas PSN Ngada menang di laga perdana ETMC akhirnya  terbayar. Goal  sempurna Yoris Nono (9) menit ke 85 menjadi penentu kemenangan atas Persema Nagekeo di pool C, Kamis (22/10/2015).

Tertinggal terlebih dahulu di babak pertama melalui goal captain keseblasan Nagekeo, Alex,  tidak membuat surut semangat juang para punggawa Sepak Bola Ngada. Tertinggal 0-1 di babak pertama membuat tim asuhan  pelatih Jhoni Dopo harus berpikir keras untuk meracik strategi. 

Memasuki babak Kedua, Dani Ria Cs kembali mendominasi permainan dengan melancarkan serangan-serangan. Hingga akhirnya  pada menit ke 77,  Octha Pone memanfaatkan umpan datar dari striker PSN Ngada Yoris Nono dan melesatkan bola dengan tendangan keras ke sudut gawang Persena Nagekeo. Bermain dengan sepuluh pemain membuat Persema Nangekeo kelabakan mengantisipasi  permainan cepat dari Yanto Wada, Andi Toli, dan Yoris Nono.

Menit ke 85 melalui skema serangan datar dari sektor kiri bermula dari umpan datar Eman Loke kepada Yanto Wada yang langsung melakukan skorsing ke daerah pertahanan Angeles dan diselamatkan dengan sempurna oleh Yoris Nono. Skor 2-1 berakhir hingga wasit meniup peluit panjang.

Pertandingan berikutnya PSN Ngada akan di jamu kesebelasan Rote Andai pada Senin, (26/10/2015) pukul 16.00 di stadion Glora Samador.(ol)*


BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Masyarakat Ngada dihimbau tetap mewaspadai binatang seperti anjing, kucing dan kera. Bukan karena ketiganya masuk kategori binatang buas, tetapi bisa menjadi sangat buas setelah tertular  virus rabies yang akrab dengan  tiga jenis binatang itu.

Siapapun yang kena gigitan binatang yang terkena virus rabies bisa jadi petaka jika tidak segera ditolong. Karena itu masyarakat mesti  mewaspadai tiga jenis binatang yang berpotensi terkena virus rabies.

Karena  belum terbebas dari virus ini, maka Ngada termasuk daerah endemis. Kasus terkena virus rabies di Ngada yang tertular melalui gigitan tiga binatang itu  - terutama anjing -  terus meminta korban tidak sedikit.

"Stok vaksin anti rabies (VAR) di Dinas Kesehatan pun sering habis. Tak jarang korban harus pontang-panting mencari ke sana kemari," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Jack Yos Mawo, Senin (19/10/2015).

Jack Mawo yang dikonfirmasi terkait dengan persediaan VAR, mengatakan persediaan vaksin itu terbatas. Karena itu masyarakat dihimbau selalu berupaya mewaspadai hewan penyebar rabies (HPR). Hewan peliharaan yang berpotensi kena rabies supaya selalu divaksin dengan membawanya kepada petugas.

Meski ada upaya suntikan VAR, Jack Mawo minta masyarakat selalu berupaya mencegah. "Memang kasus-kasus gigitan akan diperlakukan khusus dengan suntikan VAR, namun upaya pencegahan dengan  selalu waspada jauh  lebih baik. Kita perlu antisipasi terutama pada saat VAR dalam kondisi terbatas," katanya.

Jack mengatakan, sebagai orang yang bertugas memberikan suntikan vaksin kepada warga yang terkena gigitan anjing atau yang lazim dengan nama suntikan vaksin anti rabies (VAR) dirinya kerap kedatangan para korban yang terkena gigitan anjing. Hal itu mengindikasikan penyakit rabies masih merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat Kabupaten Ngada.

VAR yang tersedia di Dinas Kesehatan (Dinkes) saat ini, kata Jack Mawo, sekitar 300 ampul lebih, atau untuk tiga bulan ke depan. Meski dengan stok yang ada mencukupi kebutuhan beberapa bulan ke depan, tetapi perlu dilihat lagi kasus gigitan beberapa bulan ke depan. Kalau dalam kurun waktu beberapa bulan ini tiba-tiba muncul 100 kasus, tentu saja perlu didatangkan lagi sebagai cadangan. Hal ini penting agar masyarakat selalu terlayani dengan baik.

Terkait kasus gigitan, Jack berharap masyarakat segera datang ke Dinkes agar segera dilayani dengan suntikan VAR tanpa pungut biaya. "Suntikan VAR memang diberikan secara gratis karena Ngada termasuk endemis," katanya. (ch)*