Responsive Ads Here

Monday 30 November 2015


BAJAWA/FLORES, vigonews.com – Panwaslu  Ngada  rekomendasikan temuan pelanggaran penggunaan fasilitas Negara oleh Calon Bupati/Calon Wakil Bupati yang sudah mengundurkan diri dari keanggotaan DPRD. Keduanya diharapkan segera mengosongkan rumah dinas yang masih dihuni hingga saat ini.

Demikian dikemukakan Ketua Panwaslu Ngada Sebastian Fernandes di sela-sela Rapat Koordinasi Sentra Penegakan Hukum terpadu Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ngada tahun 2015 di Aula Sangosay, Senin (30/11/2015)

Panwaslu Ngada  menemukan pelanggaran berupa penggunaan pasilitas negara oleh dua calon bupati dan wakil bupati. Penggunaan rumah dinas oleh cabup dan cawabup yang sudah mengundurkan diri dari anggota DPRD dinilai melanggar aturan dan tata tertip kampanye.

Dua calon itu kata Bastian,  seorang calon dari paket KONSEP dan seorang dari paket PADI. Keduanya meski sudah diberhentikan dari anggota DPRD secara resmi 23 September lalu tetapi masih menggunakan rumah dinas yang merupakan fasilitas negara, yakni rumah dinas pimpinan DPRD dan rumah Dinas Kehutanan yang ditempat calon lainnya. Bahkan salah seorang calon menggunakan rumah dinas untuk  kegiatan rapat terbatas yang berkaitan dengan kegiatan kampanye.

Dikatakan Bastian, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Setwan, dan pihak Setwan mengatakan hal itu menjadi wewenang Penjabat Bupati Ngada untuk menyurati yang bersangkutan.

Terkait dengan itu, kata Bastian, Selasa (01/12/2015) besok pihaknya akan menyampailkan rekomendasi  kepada Penjabat Bupati Ngada. "Setwan sudah kami konfirmasi dan itu menjadi wewenang Penjabat Bupati. Jadi kami akan sampaikan kepada Penjabat Bupati Ngada agar menyurati yang bersangkutan untuk segera mengosongkan fasilitas negara, karena mereka itu calon bupati dan calon wakil bupati," kata Bastian.(ch)*

Insert foto: Sebastian Fernandes


BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Panwaslu Kabupaten Ngada, segera menyerahkan rekomendasi keterlibatan PNS dalam kampanye kepada Penjabat Bupati Ngada. Demikian dikemukakan Ketua  Panwaslu, Bastian Fernandes menjawab vigonews.com, di sela-sela Rapat Kordinasi Sentra Penegakan Hukum Terpadu Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Aula Sangosai, Senin (30/11/2015).

Dikatakan Bastian, pihaknya sudah siap menyerahkan bukti-bukti itu kepada Penjabat Bupati Ngada pada Selasa (01/12/2015).

Sembilan  orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada terlibat dalam kampanye pasangan calon saat jam kerja. Enam  orang di antaranya sudah diundang Panwas untuk mengklarifikasi, sementara tiga  orang PNS lainnya dijadwalkan hari Senin (30/11/2015).

Dikatakan Bastian tanggal 18 November ada kampanye salah satu paslon di wilayah Riung. Saat kampanye, PNS meninggalkan tugas dan mengikuti kegiatan kampanye sekitar pukul 12.00 Wita. Bukti mereka mengikuti kampanye itu terekam dalam vidio dan foto-foto.

Saat diundang klarifikasi oleh Panwas, keenam  PNS itu mengaku ikut kampanye tersebut, dan membenarkan  gambar yang terekam di vidio dan foto adalah mereka saat mengikuti kegiatan kampanye.

Panwas sedang  mengkaji bentuk pelanggaran yang dilakukan PNS tersebut untuk selanjutnya direkomendasikan kepada Penjabat Bupati Ngada.

Sesuai data panwas, sampai saat ini sudah dua rekomendasi yang disampaikan kepada Penjabat Bupati Ngada yakni rekomendasi keterlibatan kepala desa di wilayah Kecamatan Aimere dan keterlibatan BPD di Kecamatan Inerie. Kali ini panwas merekomendasikan PNS yang terlibat dalam kampanye di wilayah Kecamatan Riung.(ch)*

Insert foto: Rapat Kordinasi Sentra Penegakan Hukum Terpadu Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Aula Sangosai



BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Polisi sedang melacak para pemilik akun palsu yang diduga menjadi biang caci maki dan fitnah di media sosial facebook, karena hal itu menjadi potensi ancaman terhadap kantibmas menjelang pemilukada serentak 9 Desember mendatang.


Demikian dikemukakan Kasat Reskrim Polres Ngada Iptu Jemy Noke menjawab media usai menjadi narasumber dalam kegiatan Rapat Koordinasi Sentra Penegakan Hukum Terpadu Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ngada 2015 di Aula Sangosay, Senin (30/11/2015), yang diselenggarakan Panwaslu  Kabupaten Ngada.



Dikatakan Jemy, sejumlah  pemilik akun palsu sudah teridentifikasi pihak kepolisian. Hal ini dilakukan karena aksi para pemilik akun dikategorikan sebagai kejahatan IT dan membahayakan kantibmas. Dan menjelang pemilukada media sosial sudah berubah wajah menjadi ajang fitnah dan caci maki.



Untuk melacak akun-akun palsu tersebut, kata Jemy, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri. Hal ini demi menjamin rasa aman dan nyaman dalam gelar pilkada serentak di tanah air tanggal 9 Desember mendatang.



Dikatakan, media sosial sudah disalahgunakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Tidak lagi menggunakan untuk hal yang positif. Sebaliknya malah menjadi ajang fitnah, penghinaan dan caci maki kepada orang lain. Akibatnya terjadi keresahan sosial, dan jika hal ini terus berlangsung dapat memicu konflik kepentingan  dan menganggu stabilitas kantibmas menjelang pemilukada.



"Melakukan fitnah, peghinaan dan caci maki termasuk tindakan melanggar hukum, terutama melanggar UU IT. Ini sudah menjadi perhatian pihak kepolisian. Beberapa identitas pemilik akun palsu sudah kami identifikasi," jelas Jemy Noke.



Sementara Ketua Panwas Bastian Fernandes menyayangkan, sikap masyarakat yang dikatakan berbudaya tetapi tidak mengindahkan kearifan dalam menggunakan media sosial. Justru media sosial malah menjadi ajang untuk kampanye hitam, caci maki dan fitnah. Selain melanggar hukum, hal ini juga tidak menunjukkan bahwa kita manusia yang berbudaya," kata Bastian kesal.(ch)*

Insert foto: Kasat Reskrim Polres Ngada Iptu Jemy Noke


Sunday 29 November 2015



Pemerintah dan Badan Legislasi DPR sepakat mengebut pembahasan revisi Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sikap pemerintah yang menyetujui revisi UU KPK ini menuai kritik. Pemerintah dan DPR harus menjelaskan kepada publik latar belakang dan mengapa UU lembaga anti rasuah ini mesti direvisi. Semangat dari revisi ini cenderung melemahkan KPK karena  usia KPK akan dibatasi, boleh menerbitkan SP3 dan KPK hanya fokus pada pencegahan. Hasil revisi akan menjelaskan kepada publik seperti apa sesungguhnya komitmen pemerintah dan DPR dalam pemberantasan korupsi.

Thursday 26 November 2015


Guru adalah agen perubahan. Guru menjadi garda terdepan dalam gerakan merevolusi mental bangsa. Berkat bimbingan mereka, para tokoh mampu mencapai kesuksesan di segala bidang kehidupan. Namun, hingga kini, kualitas pendidik di negeri ini justru masih menjadi persoalan. Merujuk pada hasil kompetensi guru tahun 2014, lebih dari 1,3 juta guru dari total 1,6 juta guru yang mengikuti uji kompetisi ternyata memiliki nilai ujian di bawah 60 dari rentang 0 hingga 100. Hampir 130.000 guru memperoleh nilai antara 0 dan 30. Mereka umumnya lemah dalam penguasaan materi ajar dan kemampuan mendidik. Disamping masalah akademis, para guru juga masih didera persoalan - persoalan klasik seperti, kesejahteraan, status, rekrutmen, pengembangan karir, pemerataan distribusi guru dan politisasi guru. Pemerintah diharapkan segera membenahi kualitas guru termasuk kesejahteraan mereka. Masa depan  anak - anak kita tergantung dari kualitas mereka. Selamat Hari Guru!...

Tuesday 24 November 2015


Dirjen Pajak Kementerian Keuangan berencana menerapkan pengampunan pajak/tax amnesty pada 2017. Rancangan Undang - Undang tentang tax amnesty tengah digodok DPR. Ini merupakan program lima tahunan untuk mengamankan target penerimaan pajak setiap tahun. Dirjen Pajak Sigit Priadi Pramudito mengatakan, potensi penerimaan pajak dari tax amnesty sangat besar dan akan membantu mengejar penerimaan tahun depan. Dia memperkirakan, dana - dana yang selama ini diparkir di luar negeri akan mengalir ke dalam negeri sebesar Rp 2000 triliun. Beberapa kalangan sebaliknya mengkhawatirkan kebijakan pengampunan pajak. Karena ujung - ujungnya hanya menjadi panen raya bagi makelar - makelar kasus pajak, menjadi momentum pemutihan jejak hitam para koruptor dan menjadi angin surga bagi pengemplang pajak dalam memanipulasi data pajak.

Saturday 21 November 2015



Lambertus Maengkom, seorang penumpang Lion Air mengadukan pelayanan maskapai tersebut ke Dirjen Perhubungan Udara karena salah satu pilotnya telah melecehkan dan membuat penumpang tidak nyaman selama penerbangan. Sang pilot dari maskapai bernomor JT 990 rute Surabaya-Denpasar itu disebut menawarkan pramugari janda kepada penumpang sebagai kompensasi keterlambatan terbang lewat microphone.Keanehan perangai pilot Lion Air JT 990 rupanya tidak sampai disitu saja. Saat pesawat lepas landas, dari speaker pesawat terdengar suara mendesah.Terdengar suara aneh dan mendesah selama penerbangan. Ini membuat penumpang ketakutan dan bertanya-tanya apakah pilot dalam kondisi tidak sehat, mabuk, atau dalam pengaruh narkoba. Saat pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, para penumpang yang penasaran pun menunggu di depan pesawat untuk bertemu pilot."Tapi pilot tidak mau bertemu dengan kami. Malah tertawa-tawa, dan mengangkat tangannya seperti menantang.Hal ini pun sangat disesali Lambertus dan penumpang lainnya. Dibawa terbang oleh pilot seperti itu, nyawa mereka jelas jadi taruhannya.

Friday 20 November 2015



BAJAWA/FLORES,vigonews.com  - Para guru SDI Lebijaga mengikuti latihan jurnalistik, Kamis (19/11/2015). Sebanyak 18 orang tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah itu dibekali dengan kemampuan menulis dasar. Tetapi mereka ditantang 'menulis buruk'

Kegiatan pembekalan menulis sehari itu dibuka oleh Kepala SDI Lebijaga, Euphrasia Sara, S.Pd. Pada kesempatan itu, Euphrasia mengatakan, pelatihan ini bertujuan agar para guru memiliki skils/kemampuan menuangkan gagasan secara tertulis.

Dikatakan, tuntutan bahwa guru harus memiliki kompetensi menulis selain kompetensi pedagogik dan sosial menjadi kebutuhan guru era ini, terutama sebagai salah satu syarat mendapatkan angka kredit.

Dalam Sesi pembekalan yang  dipandu Pemimpin Redaksi Media Cermat, Emanuel Djomba, kegiaan dimulai dengan tanya jawab/diskusi guna mendapatkan umpan balik kesulitan  para guru menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.

Para guru mengaku, ketika harus berhadapan dengan pena, kertas atau laptop, tangan seperti enggan bergerak, mandek/macet. Pikiran kacau. Semua bingung harus memulai dari mana.

Atas keluhan para guru itu pembekalan menulis dimulai dari masalah yang dihadapi para guru. Kata Djomba, itu karena para penulis pemula selalu memulai dengan rumusan tulisan  ideal. "Kalau menulis itu harus bagus, sesuai dengan kaidah kebahasaan dengan pilihan kata yang tepat. Itu memang tidak salah , tetapi tidak ada proses menulis sekali jadi langsung bagus ," jelas Djomba.

Hal-hal yang tampak idealis itulah yang menjadi penghambat para penulis pemula untuk mulai. Meski menulis ideal itu target, tetapi dalam proses menulis hasil yang bagus selalu dicapai setelah tahap editing. Terkait dengan itu, Djomba mengajak para guru untuk berani 'menulis buruk.'

Menulis Buruk? Ya, menulis buruk tak membuat para penulis terbebani. “Tulisan yang buruk jauh lebih baik dari pada tulisan yang bagus tetapi tidak ada sama sekali,” kata Djomba.

Dikatakannya, menulis buruk akan membuat penulis pemula terhindar dari ketegangan yang tidak perlu, membuat mereka terbebas dari beban-beban yang menyumpal di benak penulis pemula. Beban untuk meraih kesempurnaan bisa membuat para penulis tersendat-sendat dan tidak menulis apa-apa. "Jadi, rileks saja. Menulislah seperti anda bicara. Menulislah cepat. Menulislah secara buruk, itu akan mengusir rasa takut salah dan membuat anda lebih enteng menggerakkan pena atau menekan tuts computer  anda," paparnya.

Dicontohkan, penulis yang sudah dikenal sekalipun tidak pernah menulis langsung bagus. Biasanya menulis draft terlebih dahulu, kemudian baru mengeditnya.

Kepada para guru, Djomba yang juga Pengajar mata kuliah Jurnalistik STKIP Citra Bakti, Malanuza itu,  mengatakan kiat langgeng menulis adalah niat. "Proses sebelum menulis itu yang paling penting. Seseorang yang ingin menulis perlu bertanya dulu pada dirinya sendiri, untuk apa saya menulis," tegas Djomba.

Menurut Djomba, harus ada proses bertanya ke dalam diri sendiri, "saya menulis untuk apa? Kenapa menulis? Ini penting,  karena akan mempengaruhi 'stamina' menulis, dan niat menulis, sehingga tidak hanya semangat pada saat pelatihan. Jadi carilah niatnya kenapa."

Para guru dibekali dengan tips praktis menulis berita singkat dengan rumus baku 5W + 1H. Dengan tips itu para guru mampu merumuskan tulisan secara logis. Bahkan, sebagian guru dapat menulis feature news, meski mereka belum bisa mengidentifikasi tulisan mereka sebagai bentuk feature news.

Dalam sesi lain, para guru diantar pada pemahaman tentang menulis artikel opini. Mereka dibekali dengan tips bagaimana menulis judul yang menarik, lead/teras yang memikat. Menulis bagian isi sesuai peg/cantolan dengan mengedepankan argumentasi mengapa gagasan itu ditulis, dilengkapi data/fakta dan contoh yang diramu dalam analisis yang komprehensif, hingga merumuskan kesimpulan.

Para guru SDI Lebijaga sangat respons dengan pembekalan menulis yang dinilai membawa manfaat dalam menjalani profesi guru. Karena itu kepala sekolah ini, Euphrasia Sara akan rapat dengan dewan guru  agar nanti dibentuk komunitas guru menulis. Bahkan Eufrasia berjanji menjadikan jurnalistik sebagai kegiatan ekstra kurikuler bagi siswanya. Karena kata dia manfaat menulis dapat membentuk anak untuk berpikir kritis dan tertib berpikir,  tertib berbicara/menulis, serta tertib bertindak. (ch)*

Insert foto: Guru-guru SDI Lebijaga, Bajawa yang mengikuti latihan jurnalistik

Thursday 19 November 2015


Menteri ESDM, Sudirman Said melaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan tentang adanya pimpinan DPR yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden untuk meminta sesuatu dari PT Freeport Indonesia. Dalam laporannya, Sudirman menyebut  ada beberapa pertemuan antara ketua DPR RI Setya Novanto, seorang pengusaha dan perwakilan pimpinan Freeport Indonesia. Anggota DPR itu diduga meminta saham kosong dan proyek pembangkit listrik dengan memakai nama Presiden dan Wapres. Sebagai bukti, Sudirman melampirkan tiga lembar transkrip pembicaraan pertemuan tersebut. Berbagai petisi dan ungkapan kegeraman bermunculan di dunia maya. Isinya menggambarkan kekesalan publik dan keinginan agar kasus ini segera diungkap dan dituntaskan.

Tuesday 17 November 2015


MBAY/FLORES, vigonews.com - Bupati Nagekeo, Elias Djo  membuka dialog Bahaya Radikalisme dan Terorisme di Propinsi NTT. Dialog digelar dalam rangka  membangun sinergisitas Pemerintah dan masyarakat dalam upaya  pencegahan radikalisme dan terorisme di Propinsi NTT itu, dibuka Rabu (18/11/2015) bertempat di aula setda Nagekeo.

Dialog ini diselenggarakan  oleh Pemerintah Provinsi  NTT melalui Badan Kesbangpol  NTT bekerjasama dengan Pemda Nagekeo. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meredam potensi bahaya radikalisme teroris di NTT.

Dengan tema 'Sinergisitas Pemerintah dan Masyarakat dalam Rangka Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Propinsi NTT,' dialog dibuka  secara resmi oleh Bupati Nagekeo Elias Djo setelah membacakan Kata Sambutan Gubernur NTT.

Hadir pada dialog ini berbagai unsur yang terdiri dari unsur Pemda Nagekeo, TNI, Polri, Tokoh Masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, LSM/Ormas, dan unsur-unsur terkait lainnya.

Diharapan sinergisitas dalam dialog ini dapat meningkatkan kawaspadaan terhadap berbagai radikalisme yang masuk ke NTT. Karena itu perlu peran serta dari berbagai elemen dalam meredam kemungkinan ancaman ini dalam masyarakat.(hc)*


Serangan simultan bersenjata mengguncang Paris. Tidak kurang dari 128 orang tewas akibat rangkaian serangan di rumah makan, bar, stadion sepak bola dan sejumlah tempat yang ramai dikunjungi warga pada akhir pekan. Serangan teror terburuk di Paris ini membuat Presiden Perancis Francois Hollande mengumumkan status darurat dan menutup perbatasan. Perancis sebenarnya telah bersiaga penuh sejak terjadinya serangan bersenjata terhadap kantor majalah Charlie Hebdo dan penyanderaan di swalayan Yahudi. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan berdarah tersebut sebagai balasan atas keterlibatan Perancis dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat yang menyerang posisi ISIS di Suriah dan Irak.

Sunday 15 November 2015


Menteri ESDM, Sudirman Said, menyebut ada transaksi tidak jelas di tubuh Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) selama 3 tahun. Transaksi itu senilai 18 miliar dolas AS (sekitar Rp 243 triliun).Hasil audit forensik terhadap Petral akan disampaikan kepada Presiden dan KPK karena terbukti adanya praktik mafia minyak dan gas. Audit terhadap Petral berkaitan dengan rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang diketuai  Faisal Basri. Pada akhir 2014 tim itu merekomendasikan agar Petral tidak lagi diberi wewenang pengadaan minyak mentah dan BBM karena menimbulkan inefisiensi. Pertamina kini mengalihkan pengadaan minyak mentah dan BBM ke Integrated Supply Chain.

BAJAWA/FLORES, vigonews.com – Nilai penerimaan petani dari usaha kopi olah basah di kabupaten Ngada pada tahun 2015 mencapai Rp 8,6 M, dengan peningkatan industri hilir 10.000 kg green been/tahun.

Demikian dikemukakan Peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia Djoko Soemarno dalam work shop Pendampingan Pengelolaan Kopi Arabika Flores Bajawa (AFB), kerjasama antara pemerintah kabupaten Ngada dengan Puslitkoka  Indonesia, di Cafe Maidia, Rabu (11/11/2015)

Menurut Djoko, Setelah melakukan pendampingan selama kurang lebih 12 tahun ada peningkatan harga jual kopi gelondong merah Rp 5.000 – 6.000/kg. Peningkatan produksi kopi gelondong merah di tingkat petani 2.500 ton ke UPH. Peningkatan produksi kopi gelondong merah di tingkat petani 2.500 ton ke luar UPH. Pada tahun 2015 nilai penerimaan petani dari usaha kopi olah basah ini sebesar Rp 8,6 M, dengan peningkatan industry hilir 10.000 kg green been/tahun.

Dikatakan Djoko, pada tahun 2015 petani kopi arabika di Ngada berhasil memproduksi kopi mutu baik 780.000 liter HS basah dan telah dijual langsung ke eksportir dengan harga Rp 12.000/liter. Jadi, mutu kopi yang dihasilkan UPH sudah lebih baik dan relatif konsisten baik antar waktu maupun antar UPH. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang.Kegiatan pembinaan mutu dan sistem pemasaran kopi AFB telah memberikan dampak yang positif baik yang terukur maupun yang tidak terukur.

Terkait dengan work shop, tambah Djoko, maka fokus pandampingan Puslitkoka pada tahun 2016, yaitu pembangunan laboratorium Mini UCK AFB; gerakan pemangkasan 100 ribu pohon kopi Arabika (tim pangkas kopi AFB; konversi Robusta ke Arabika kawasan IG; pemangkasan dan pemasaran Kakao, lanjutan pembangunan kebun dinas Ogi dan turekisa; penguatan kelembagaan; manajemen pemasaran online; pengawalan Perda kopi AFB.

Pada acara work shop mencul sejumlah pertanyaan dari peserta. Pit Tay soroti kesesuaian harga kopi dengan harga dolar sebagaimana pembicaraan awal. Selain itu, Pit juga menyoroti masalah jalan tani sehingga menyulitkan petani mobilisasi hasil dari kebun, dan juga
masih banyak petani menjual kopi ke pasar 'gelap'.

Daud L. Bara berharap perda tentang kopi bisa lebih cepat direalisasikan karena banyak hal yang bisa diamankan. "Salah satu contoh, ada yang memanfaatkan kopi Bajawa dengan nama lain. Harapan kita perda ini bisa protek," katanya.

Terhadap dua sorotan dari para pelaku kopi, Djoko menjelaskan soal harga kopi dunia."Di pasar internasional, harga kopi kita tinggi meski dolar tinggi. 38.000 green been. Harga kita ini sudah di atas New York. Harga dari tahun ke tahun bagus," paparnya.

Hanya memang produksi kita belum bisa memenuhi kebutuhan pasar dunia yang cenderung terus meningkat. "Yang penting produksi tinggi. Mutu sudah oke, pemasaran sudah ada. Hanya perlu produksi tinggi. UPH harus siap tampung. Jangan sampai kemampuan tertolak, misalnya karena proses dan permodalan. Ini yang harus diantisipasi," katanya.

Djoko juga mengingatkan bahwa promosi menjadi elemen penting, bukan hanya keluar tetapi juga promosi di tingkat lokal. Karena itu perlu kerja sama dengan media yang ada.(ch)*

Insert foto: Work shop pendampingan pengelolaan kopi Arabika Flores Bajawa (AFB).


BAJAWA/FLORES,vigonews.com - Guna memenuhi permintaan pasar dunia, para petani diharapkan meninggalkan kopi 'bebek'. Harapan itu dikemukakan dua Peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia,  Djoko Soemarno dan Retno Hulupi.

Dalam kegiatan Work Shop Pendampingan Pengelolaan Kopi Arabika Flores Bajawa (AFB), kerjasama antara pemerintah kabupaten Ngada dengan Puslitkoka  Indonesia, di Cafe Maidia, Rabu (11/11/2015) menjawab vigonews.com,  Djoko Soemarno mengatakan kopi 'bebek' merugikan petani karena sulit tembus pasar dunia.

Kopi 'bebek' sebenarnya sebuah terminologi tidak defenitif, yang bermakna sama dengan kopi asal-asalan. Mengacu pada kebiasaan petani menjemur kopi di tanah sehingga diinjak-injak bebek, ayam, anjing, dan binatang lainnya,  bahkan manusia.

Proses kopi semacam ini tidak memenuhi standar  karena tidak higienis. Proses ini menyebabkan harga kopi merosot, dan sulit tembus pasar ekspor. Sudah tentu kopi bebek seperti halnya kopi robusta tidak memenuhi selera pasar dunia.

Itu sebabnya, kata Djoko, saatnya petani tinggalkan kopi 'bebek' karena secara ekonomi sebenarnya merugikan petani. Proses sudah harus diperhatikan dari hulu, dari penanaman, perawatan, hingga proses panen harus sesuai SOP. Kopi yang diproses  harus dijemur di para-para (rak) bukan di tanah. Jadi Prosesnya memenuhi  standar. 

Work shop pengembangan kopi AFB, seperti yang digelar ini, kata Djoko rutin dilaksanakan setiap akhir tahun untuk melakukan evaluasi guna mengetahui capaian. Harapannya, dari para pelaku kopi mendapat masukan sebagai acuan bagi Puslitkoka Indonesia, sehingga bisa merencanakan tahun depan buat apa.

Dari evaluasi, AFB sudah baik secara keseluruhan dari hulu sampai hilir, tetapi masih ada yang perlu diperbaiki baik dari sisi kelembagaan, mutu, produksi, dan pemasaran.

Puslitkoka Indonesia sudah melakukan pendampingan kepada petani kopi di Bajawa yang memproduksi kopi arabika selama 12, sehingga kopi ini memiliki branding setelah masuk pasar ekspor.Sejak tahun 2004, dua tahun diantaranya melakukan kajian dan pendalaman potensi. Sedang 10 tahun berikutnya Puslitkoka Indonesia melakukan pendampingan intensif.

Jika dilihat dari waktu efektif pendampingan sudah berjan satu dekade. Menurut Djoko, selama satu dekade bisa dikatakan cukup maksimal karena kita hadapi petani yang punya banyak kepentingan. "Mereka banyak memahami, tetapi banyak petani kita belum bergabung dengan UPH," katanya.

Tantangan lain, kata Djoko bahwa orang baru mau melakukan perubahan kalau sudah ada buktinya."Nah sejauh mana bukti itu. Ini yang perlu kita ciptakan. Ada juga soal kuktur masyarakat kita, selain juga masalah teknik. Sosial kuktur perlu dimanage/rekayasa, sehingga perubahan yang kita harapkan bisa dicapai," jelas Djoko.

Namun, ditambahkan saat ini AFB sudah jadi branding karena sudah tembus pasar dunia. Di sana permintaan AFB cukup besar sayangnya produksi masih terbatas. Potensi kopi Ngada sekitar 5.000 hektar ternyata belum digarap maksimal. "Setelah ada permintaan besar paling tidak sudah bisa jadi bukti bahwa kalau proses produksi memenuhi SOP maka secara ekonomi harga kopi akan tinggi. Kita harap ini menjadi pembuktian bagi petani sehingga tidak lagi proses asal-asalan, alias tinggalkan sudah itu kopi 'bebek'," jelas Djoko.

Saat ini produksi kopi gelondong merah terus meningkat, hanya saja kemampuan menampung maasih terbatas. Banyak petani belum bergabung ke UPH. Sehingga masih banyak kopi yang diproses asal-asalan dan masuk pasar 'gelap'.

Karena itu ke depan diharapkan, pendampingan diharapkan akan terus memperkuat yang sudah ada. Alasan banyak godaan dari pasar 'gelap' yang ingin berebut sehingga kalau organisasai petani tergoda akan berpengaruh pada produktifitas kopi standar. "Ini jadi harapan kita. Kita akan lakukan intensifikasi yang sudah ada dan ekstensisifikasi/memperluas volume lahan tidur yang diperkirakan masih sekitar 5.000 hektar lagi.

Kendala yang dihadapi berkaitan dengan SDM pelaku terutama petani adalah menyangkut pengetahuan dan pola pikir. Untuk meningkatkan produktifitas memang tidak bisa jalan sendiri, perlu terus  penguatan kelembagaan, pengelolaan, pemasaran dan lain-lain yang dilakukan bersama-sama. "Kita sudah mampu kelola sesuai brandin, tapi banyak sisi belum sesuai," katanya. (ch)*

Insert foto: Djoko Soemarno (Kanan) dan Retno Hulupi, peneliti dari Puslitkoka Indonesia




Saturday 14 November 2015



BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan bagi pengurus PGRI dan guru di kabupaten Ngada, Kamis (12/11/2015)  malah berubah jadi ajang menyampaikan keluh kesah bagi para pendidik. Setelah itu para guru minta selfi bareng Abraram Paul Liyanto, anggota DPD RI.

Kehadiran anggota DPD-MPR RI Abraham Paul Liyanto justru menjadi kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg para guru dalam menjalankan tugas. Bukan itu saja, Setelah menyampaikan uneg-uneg, para guru ramai-ramai minta selfi bareng anggota DPD - MPR RI  Abraham Paul Liyanto.

Abraham Liyanto memang diberi ruang dan waktu untuk menyampaikan empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika. Namun saat sesi tanya jawab menjadi momen untuk menyampaikan keluh kesah yang rupanya sudah disimpan lama.

'Dijejali uneg-uneg para guru, Abraham Liyanto pun mendengar dengan senang hati. Karena sebagai wakil rakyat (DPD-RI) memang itu sudah tugasnya. "Justru kalau ada masalah begini, yang membuat kami bermanfaat dan berjuang untuk rakyat," kata Liyanto.

Tiga orang guru: Jeane Tandawatu, Wilibrodus Raga, Marsel Bele menyampaikan keluh kesah cukup  menohok, sebagai bukti kekesalan mereka  menyangkut persoalan-persoalan yang menggelisahkan para guru.

Jeane Tandafatu keluhkan proses UKG yang dinilai tidak ada manfaat. Guru yang tidak lulus tidak pernah ada pembinaan lanjutan seperti pelatihan. Kemudian diuji lagi begitu seterusnya kalau tidak lulus sampai tiga kali out.

"Ini sebenarnya bagaimana. Kita jadi bingung karena  seperti tidak ada kelanjutan. Tiga kali tidak lulus terancam out. Kok seperti tidak ada ujung ya? Tujuan dan manfaat dari UKG seperti semakin tidak jelas," katanya kesal.

Senada dengan Jeane Tandafatu, guru lainnya Wilibrodus Raga mengatakan terkait dengan urusan administrasi para guru sendiri justru semakin membingungkan para guru. "Kalu dicermati, guru seperti belum tahu dengan masa depan mereka yang ideal," tanya Wily sapaan akrabnya.

Para guru saat mengikuti sosialisasi empat pilar kebangsaan
Memang apa yang dikatakan Wily bukan tanpa alasan. Menurut dia, secara administrasi membingungkan para guru. Dari soal urusan UKG, Padamu Negeri, Dapodik hingga PUPNS, membuat waktu guru habis hanya urus hal-hal itu. "Semua guru disibukan dengan urusan barang itu, urusan cari sinyal untuk internet. Lalu kapan kami punya waktu urus siswa di kelas," tanya Wily.

"Kami hanya memerlukan  aturan praktis yang bisa dilakukan dengan simpel sehingga tidak mengganggu tugas pokok mendidik. Perlu sistem yang memberi kenyamanan dan sederhana sehingga  guru juga bisa bekerja nyaman," tambah Wily.

Sementara Marsel Bele menyoroti pelaksanaan Kurikulum yang kadang diberlakukan tergesa-gesa tanpa menyiapkan SDM terlebih dahulu, misalnya melalui pelatihan. Sehingga kata Marsel, pelaksanaan kurikulum jauh lebih siap. Yang dimaksud Marsel adalah para guru mesti diberi pelatihan terlebih dahulu.

Dia juga menyoroti, akibat pelaksanaan yang terkesan tergesa-gesa banyak sekolah tidak siap baik dari sisi SDM maupun infrastruktur pendukungnya. Kalau sudah sistem IT pelaksanaannya, dia mempertanyakan apakah sekolah-sekolah sampai di pelosok sudah siap infrastruktur pendukung seperti IT, listrik dan lainnya.

Sehubungan dengan keluhan para guru, Abraham Liyanto mengatakan persoalan-persoalan itu siap  dibawah dalam pembahasan paripurna.

Dia mengakui pelaksanaan apapun dalam bidang  pendidikan memang masih terkendala sistem. "Kami sedang bahas UU sisdiknas. Kita sdh dengar keluhan dari seluruh Indonesia. Kita harap dengan aturan ini semua bisa berjalan lebih baik, demikian juga dari sisi anggaran untuk pendidikan," katanya.

Soal kurikulum K-13 yang kemudian dipending karena memang masih mengalami banyak hambatan. Meski Liyanto sendiri mengakus, sebenarnya K-13 bisa membawa pendidikan kita sejajar dengan negara maju. "Anak tidak lagi belajar menghafal, tetapi belajar kreatif. Hanya karena semua masih ada kendala makanya dipending. Tetapi tahun 2019 mau tidak mau siap laksanakan," jelas Liyanto.

Terkait dengan keluhan pengurusan administrasi yang dinilai tumpang tindih, Liyanto mengaku "sebenarnya itu kelemahan tata negara kita. Kelemahan sistem pendidikan. Begitu juga dengan bidang lainnya seperti kesehatan. Itu sebabnya k-13 tidak boleh jalan dulu. Sistem kompetensi juga tidak boleh jalan dulu. Jadi sistemnya yang harus diciptakan dulu," paparnya.

Dalam hal sertifikasi, Liyanto minta para guru supaya motivasi dimurnikan. Apa tujuan sertifikasi? Apakah untuk kejar uang atau meningkatkan mutu pendidikan anak bangsa. "Sertifikasi jangan kejar uang, tetapi harus bertujuan memperbaiki mutu pendidikan. Jadi uang itu penghargaan akibat kerja-kerja profesional," katanya. (Laporan: Emanuel Djomba)*

Friday 13 November 2015


BAJAWA/FLORES, vigonews - Sebuah mobil kijang  pikap dengan nomor polisi EB 7479 AD terjun ke jurang di Tanawau, kampung Menge, desa Inelika, Kecamatan Bajawa Utara (Batara) Sabtu (14/11/2015) siang.

Mobil itu kendarai Pater Ubaldus, OCD dalam perjalanan dari Maronggela menuju Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada sekitar pkl. 10.20 wita. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu, namun informasi yang diperoleh vigonews.com di Tempat Kejadia Perkara (TKP) korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Menurut saksi mata, Fransiska Uza yang rumahnya tidak jauh dari TKP mengatakan dia tidak tahu kalau mobil yang meluncur ke jurang dekat rumahnya itu kendarai oleh seorang pastor. Hanya, dia sempat kaget mendengar bunyi benturan cukup keras. Setelah itu dia keluar ternyata ada sebuah mobil masuk ke jurang tetapi sangkut di pohon.

Beberapa saat kemudian sudah terlihat ada sekitar empat orang yang memapah korban dari jurang. Ternyata yang membantu adalah Penjabat Bupati Ngada Yohanes Tay  dan staf yang baru saja lewat dari bandara Soa. "Saya hanya liat dari jauh ada oto bapa penjabat bupti yang berhenti kemudian ada empat orang membantu pater dari jurang ke jalan," kata Fransiska.

Setelah dibantu, kata Fransiska, korban yang kemudian diketahui pater Baldus itu lansung dilarikan ke rumah sakit bajawa untuk mendapat pertolongan menggunakan mobil bapak penjabat bupati.

Kira-kira lebih dari sejam  kemudian, Pater Rony  dari OCD Bajawa dan tim tiba di lokasi. Mereka mau melihat kondisi kendaraan dan situasi di TKP. Menurut dia, pater Ubaldus saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit dan sedang dirawat.

"Pater Ubaldus sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Ada pendarahan di hidung mungkin karena benturan," ujar Pater Rony.


Mobil  yang dikendarai Pater Ubaldus terjun ke jurang dan menabrak sebatang pohon sebesar pemeluk anak-anak. Akibatnya bagian depan mobil kijang milik OCD Maronggela itu ringsek dan kaca depan  retak-retak.

Bemper mobil kijang pun ringsek dan ban bagian kanan dengan bemper depan yang ringsek sangkut di pohon sehingga tidak menyebabkan mobil tertahan dan tak sampai lelesat ke dasar jurang beberapa meter lagi.

Pater Bernabas yang dihubungi vigonews.com membenarkan mobil kijang dengan no.pol EB 7479 AD adalah milik OCD Maronggela  yang sejak pagi  harinya dikendari pater Ubaldus ke Bajawa.

Menurut Pater Nabas, informasi yang diperolehnya sesaat akan berlalu  dari bok, Pater Baldus sempat membenahi klakson yang mengalami gangguan. Akibatnya konsentrasi buyar dan hilang akal mengendalikan kendaraan yang sudah menepei di bibir jurang. Karena laju kendaraan cukup kecang setelah melewati bok, Pater Ubaldus tak kuasa mengendalikan lagi hingga akhirnya terjun ke jurang.

Informasi dari pater Nabas dibenarkan Pater Rony yang baru tiba di TKP setelah menjenguk Pater Ubaldus di rumah sakit. "Pater Ubaldus  sempat membenahi klakson yang sedikit onar sehingga hilang kendali," kata Pater Rony.

Menurut Pater Rony, Pater Ubaldus sudah mendapat penanganan medis di RSUD Bajawa. “Syukur pater tidak terlalu parah hanya hidungnya berdarah karena benturan cukup keras. Kebetulan waktu lewat ada bapa penjabat bupati makanya Pater Baldus langsung ditolong dibawa ke rumah sakit. Pater Baldus masih harus istirahat,” urai Pater Rony. (ch)*

Insert foto: Mobil kijang yang dikendarai Pater Ubaldus, OCD

Thursday 12 November 2015


BAJAWA/FLORES, vigonews.com - Guru menjadi kelompok strategi untuk transformasi nilai-nilai yang terdapat dalam  empat pilar kebangsaan. Karena melalui para guru, nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme dan persaudaraan dapat diteruskan kepada generasi muda bangsa secara intensif.

Demikian dikemukakan Anggota DPD MPR RI, Abraham Paul Liyanto ketika menyosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada pengurus PGRI dan para guru di kabupaten Ngada yang berlangsung di ruang rapat Paroki St. Yosef Bajawa, Kamis (12/11/2015).

Menurut dia, dewasa ini empat pilar kebangsaan tidak dibicarakan bahkan mulai dilupakan. Padahal dalam empat pilar itu termuat nilai-nilai luhur bangsa yang berhubungan erat dengan sejaran berdirinya bangsa Indonesia.

Kepada sekitar 100 orang guru dan pengurus PGRI kabupaten Ngada yang hadir, Paul Liyanto bertanya, "kenapa mesti guru?". Ditegaskannya lagi, karena guru mempunyai peran yang amat  strategis. Melalui para guru nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, patriotisme dan kebersamaan dapat ditranformasikan secara efektif.

Usai menyerahkan buku empat pilar kebangsaan Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto foto bersama guru
Melalui perannya, guru dapat mengomunikasikan nilai-nilai luhur itu kepada siswa sebagai generasi muda bangsa, pun kepada masyarakat dimana guru berada. " Saya percaya, bapa/ibu guru pasti meneruskan dalam tugasnya mentransformasikan kepada anak didik," kata Liyanto.

Diharapkan melalui peran strategis itu, nilai-nilai kebangsaan dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Generasi yang berwatak nasionalis, patriotis dan mengembangkan semangat toleransi dalam keperbedaan. "Nilai ini hendaknya diteruskan kepada peserta didik," pinta Liyanto.

Perkembangan teknologi informasi yang memudahkan orang mengakses dunia luar dinilai terus menggerus semangat nasionalisme dan patriotisme generasi muda. Dalam empat pilar kebangsaan yang kini terus digaungkan, terkandung nilai-nilai fundamental yang  harus dihayati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui empat pilar terkandung semangat dan perjuangan para pendiri bangsa mendirikan bangsa ini.

Saat sosiakisasi itu Paul Liyanto mengatakan, ini tugas berat bapa/ibu guru. Mengingat anak-anak sekarang tidak lagi bicara pancasila, UU 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Mereka tidak tahu lagi sejarah berdirinya bangsa ini. Mereka sudah mulai lupa. Yang diingat hanya trend hidup modern.


Terkait dengan itu, Paul Liyanto minta para guru agar ajar anak untuk cinta bangsa dan tanah airnya. Mentransformasikan nilai-nilai kebangsaan kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara, Penjabat Bupati Ngada, Yohanes Tay dalam sambutannya yang disampaikan Asisten I Plasidus M Redo, mengatakan pendidikan menjadi unsur penting dalam mendidik generasi muda bangsa.

Anis Tay berharap para guru dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik sehingga dapat terus menambah khasanah diri dalam menyiapkan generasi bangsa. Guru dapat mengemban tugas ini mentransformasikan nilai kepada anak didik di sekolahnya.

Kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan dipandu oleh Ketua PGRI kabupaten Ngada, Adrianus Fua Raja dan dihadiri jajaran pengurus PGRI serta para guru dari berbagai sekolah. (ch)*

Insert foto: Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto saat menyosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada para pengurus PGRI dan guru di kabupaten Ngada